Merayakan Kemegahan Musik God Bless lewat Sentuhan Orkestra
Band rock legendaris Indonesia, God Bless, merilis album baru bertajuk ”Anthology 50th Anniversary”. Album dengan sentuhan orkestra ini berisi 11 lagu dan satu komposisi instrumental ”medley” dari enam album sebelumnya.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Usia setengah abad tidak membuat band rock legendaris Indonesia, God Bless, pensiun berkarya. Dalam album barunya bertajuk Anthology 50th Anniversary, Achmad Albar dan kawan-kawan merayakan kemegahan dentuman musik rock lewat sentuhan orkestra.
Album antologi ini berisi 11 lagu dan satu komposisi instrumental medley yang berasal dari enam album God Bless selama 50 tahun berkarier. Semua lagu direkam ulang dengan iringan orkestra Czech Symphony Orchestra yang dikomandoi oleh Tohpati sebagai penata musik.
Vokalis God Bless, Achmad Albar (76), mengatakan, perilisan album itu merupakan rangkaian dari perayaan setengah abad grup musik tersebut. God Bless genap berusia 50 tahun pada 5 Mei lalu.
”Kami mensyukuri di umur yang sudah kepala tujuh ini masih bisa berkarya dan merayakan 50 tahun bermusik. Mudah-mudahan menjadi spirit buat kami dan masukan bagi generasi muda. Semua bisa asal kita mau,” ujarnya dalam perilisan album tersebut di Bentara Budaya Jakarta, Rabu (21/6/2023).
Ke-12 lagu dalam album itu adalah ”Overture” (instrumental medley), ”Menjilat Matahari”, ”Bla Bla Bla”, ”Huma di Atas Bukit”, ”Kehidupan”, ”Serigala Jalanan”, ”Jalan Pulang”, ”Balada Sejuta Wajah”, ”Musisi”, ”Rumah Kita”, ”Semut Hitam”, dan ”Maret 89”. Hal ini merupakan pengalaman perdana bagi God Bless dalam menelurkan album berkonsep orkestra.
Perjalanan bermusik setengah abad merupakan pencapaian monumental. Sebab, tidak banyak musisi Tanah Air berkesempatan melaluinya.
Bagi Iyek, sapaan akrab Achmad Albar, toleransi di antara personel merupakan rahasia panjang umurnya band tersebut. ”Saling menjaga, tidak menyakiti hati, itu yang kami utamakan. Di samping itu, perlu kesabaran yang kuat di antara pemain (personel band),” ujarnya.
Sang gitaris, Ian Antono (72), mengatakan, album Anthology 50th Anniversary merupakan kumpulan lagu terbaik yang mewakili album-album sebelumnya. Namun, mereka juga mempertimbangkan kesesuaian perpaduan dengan orkestra.
”Belum tentu semua lagu bagus diorkestrasi. Oleh karena itu, kami mendiskusikannya dengan Tohpati. Setelah melihat hasilnya, unsur dasar God Bless tetap menonjol. Ini sesuai harapan kami,” ucapnya.
Akan tetapi, tetap diperlukan beberapa penyesuaian. Dalam lagu ”Kehidupan”, misalnya, bagian interlude diperpanjang agar lebih klop dengan musik orkestra.
”Hasilnya bagus sekali. Saya banyak belajar dari Tohpati dalam pembuatan album ini,” katanya.
Menurut Tohpati, lagu-lagu God Bless berkarakter kuat. Jadi, tidak mudah mengaransemen musiknya.
Perjalanan bermusik setengah abad merupakan pencapaian monumental. Sebab, tidak banyak musisi Tanah Air berkesempatan melaluinya.
”Pakem lagunya sudah sangat kuat. Agak seram kalau terlalu banyak diubah beat-nya dan bagannya. Orkestra hanya untuk membuat megah musiknya,” ucapnya.
Menjadi penata musik album band legendaris menjadi pengalaman berharga bagi Tohpati. Apalagi, ia juga menyukai beberapa lagu band itu, salah satunya lagu ”Kehidupan”.
”Kekuatan musik God Bless berada di harmonisasi. Banyak bagan musik dan dentuman, tetapi tetap harmoni. Tidak banyak band rock yang seperti ini,” ujarnya.
Dalam peluncuran album tersebut, God Bless yang diperkuat Achmad Albar, Ian Antono, Donny Fattah (bas), Abadi Soesman (kibor), dan Fajar Satritama (drum) tampil bersama Tohpati di hadapan ratusan jurnalis. Mereka membawakan lagu ”Balada Sejuta Wajah”dan ”Rumah Kita” secara akustik.
Konser
Perwakilan manajemen God Bless, Denny MR, menuturkan, album antologi itu akan dirilis dalam format digital di semua platform musik. Selanjutnya, menyusul perilisan dalam bentuk fisik, mulai dari vinyl atau piringan hitam, compact disc (CD), hingga kaset.
Selebrasi ulang tahun emas God Bless tidak berhenti di situ. Mereka berencana menggelar tur konser di beberapa kota. Puncaknya adalah konser 50 Tahun God Bless with Tohpati Orchestra pada 10 November 2023 di Istora Senayan, Jakarta.
God Bless juga akan menerbitkan buku tentang perjalanan band itu. Pada saat bersamaan, diikuti dengan pembuatan film biopik God Bless yang disutradarai Hanung Bramantyo.
Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek mendukung pembuatan videoklip lagu ”Musisi” dari album tersebut. Pembuatan videoklip digarap oleh sineas muda asal Bali, Erick Est, dan technical director Ezekiel Rangga.
Fajar Satritama menambahkan, produksi album antologi itu mengalami beberapa kali revisi dalam proses mixing atau pencampuran audio. Hal ini dilakukan demi perpaduan musik yang serasi tanpa saling menutupi.
”Intinya, jangan sampai orkestranya terlalu megah, sementara musik God Bless sendiri terkesan hanya sebagai band pengiring. Ini proses yang cukup menantang,” katanya.