Dampak aktivitas pertambangan bahan baku PT Semen Tonasa, seperti peledakan atau "blasting" yang menimbulkan getaran, debu, dan asap mempercepat kerusakan gambar-gambar cadas di dalam goa.
Oleh
NASRUN KATINGKA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Aktivitas penambangan bahan baku semen anak perusahaan PT Semen Indonesia di Sulawesi Selatan, PT Semen Tonasa dinilai membahayakan goa prasejarah Leang Bulu’ Sipong. Kerusakan sejumlah lukisan pada goa yang berada dalam kawasan Geopark Maros Pangkep tersebut ditengarai merupakan dampak dari aktivitas tambang.
Rustan dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX yang mengawasi goa Leang Bulu’ Sipong mengatakan, kondisi lukisan pada dinding goa dalam kondisi rusak sedang dan parah. Dia menyebutkan, sejumlah lukisan dalam kondisi mengelupas, hilang sebagian, hingga hilang seutuhnya.
”Jenis pengelupasan lukisan cukup khas, tetapi kami tidak bisa memastikan apa penyebabnya. Dalam pantauan selama lima tahun, belum ada tren faktor yang menjadi bukti penyebab utama,” kata Rustan saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (30/5/2023).
Rustan melanjutkan, untuk sementara faktor yang bisa dipastikan percepatan kerusakan lukisan goa adalah fluktuasi suhu dalam goa. Selain itu, dia juga menduga faktor debu bisa menjadi salah satu penyebab kerusakan lukisan. Adapun potensi kerusakan lukisan akibat asap dan getaran sulit diidentifikasi karena keterbatasan alat.
Rustan mengungkapkan di sekitar goa, dalam radius puluhan dan ratusan meter terdapat banyak aktivitas tambang bahan baku semen dan marmer. ”Secara teoretis, aktivitas tambang dan bekas-bekas galian akan terus berpotensi memunculkan debu yang memengaruhi kondisi lukisan,” ujarnya.
Dihubungi terpisah, arkeolog Universitas Hasanuddin Makassar, Yadi Mulyadi, mengatakan, perusahaan yang bergerak tambang perlu memperhatikan wilayah operasi. Yadi mengungkapkan, dalam kajian arkeologi, aktivitas penambangan, seperti peledakan (blasting) yang menimbulkan getaran, debu, dan asap akan mempercepat kerusakan gambar-gambar cadas di dalam goa.
”Tetapi di balik itu, saya melihat sebenarnya sudah ada upaya mitigasi Semen Tonasa dengan melakukan MoU (nota kesepahaman) dengan Geopark Maros Pangkep dengan mengajak kami (akademisi) melakukan kajian mitigasi bersama,” ujar Yadi.
Mereka menyatakan membatasi akses masuk ke lokasi dan berusaha meminimalkan debu.
Adapun di wilayah yang dipermasalahkan tersebut terdapat 40 situs arkeologi yang dinyatakan sebagai Taman Bumi Global oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). Di dalam goa-goa ini ditemukan berbagai peninggalan prasejarah, mulai dari lukisan tangan manusia purba, beliung, tembikar, hingga cangkang kerang.
Lukisan cap tangan ini oleh para arkeolog Indonesia dan Australia diperkirakan berumur setidaknya 44.000 tahun. Ini lukisan cadas tertua di Bumi. Selain cap tangan, juga ada penggambaran suasana perburuan dan ada pula makhluk setengah manusia setengah hewan. Para peneliti menduga ini semacam ekspresi spiritual manusia purba.
Akibat dugaan tersebut, Perusahaan investasi Norges Bank atau NBIM dari Norwegia memasukkan PT Semen Indonesia ke dalam pengawasan selama tiga tahun. NBIM adalah penanam modal terbesar ketiga untuk Semen Indonesia. Teguran kepada PT Semen Indonesia dan PT Semen Tonasa ini dikeluarkan sejak Desember 2022. (Kompas, 29/5/2023).
Saat dihubungi Kompas, PT Semen Indonesia menyatakan akan memberikan konfirmasi secara tertulis. Namun, hingga pukul 21.00, konfirmasi tersebut tak kunjung disampaikan. Sementara itu, jika berdasarkan pernyataan resmi PT Semen Indonesia ke kantor berita Reuters, mereka menyatakan membatasi akses masuk ke lokasi dan berusaha meminimalkan debu.
Upaya mitigasi dari PT Semen Indonesia melibatkan sejumlah pihak termasuk Geopark Maros Pangkep. Menurut Manajer Umum Badan Pengelola Geopark Maros Pangkep Dedy Irfan Bachri, PT Semen Tonasa telah membuat nota kesepahaman dengan menggandeng lintas pihak melakukan kajian mitigasi dampak aktivitas tambang di situs goa prasejarah.
”Awal bulan (Juni 2023) ini, bersama akademisi dan para ahli akan mulai melakukan kajian untuk menentukan radius aman aktivitas tambang termasuk evaluasi jalan akses kendaraan tambang berada dekat dengan mulut goa yang telah dibeton untuk mengurangi efek debu,” kata Dedy.