Kepala BMKG Dicalonkan Jadi Presiden Organisasi Meteorologi Dunia
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dicalonkan menjadi presiden Organisasi Meteorologi Dunia periode 2023-2027. Dwikorita telah menyiapkan sejumlah gagasan dan strategi, termasuk mengenai infrastruktur kebencanaan.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS —Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Dwikorita Karnawati dicalonkan menjadi presiden Organisasi Meteorologi Dunia atau WMO periode 2023-2027. Kesempatan ini akan digunakan Dwikorita untuk menyiapkan sejumlah gagasan dan strategi, termasuk terkait dengan infrastruktur kebencanaan.
Terkait dengan pencalonannya menjadi presiden WMO (World Meteorological Organization) periode 2023-2027, Dwikorita menyampaikan bahwa ia telah menyiapkan visi, misi, gagasan, dan strategi yang akan dilakukan selama empat tahun ke depan. Visi misi tersebut mencakup tiga fokus, yakni kesetaraan jender, keberlanjutan, dan pengurangan kesenjangan antara negara maju dan negara berkembang, terutama terkait dengan infrastruktur kebencanaan.
Dalam visi kesetaraan jender, Dwikorita menyebut bahwa ke depan WMO harus memiliki sumber daya manusia yang lebih berimbang jender dan kebijakan lebih baik untuk menangani disparitas jender. Kesetaraan ini mencakup aksesibilitas yang sama terhadap informasi layanan cuaca dan iklim bagi perempuan dan laki-laki, serta memberdayakan kaum muda dan perempuan yang terdampak perubahan iklim.
Menurut Dwikorita, di Geneva, Swiss, WMO juga perlu menjembatani kesenjangan antara negara berkembang dan negara maju. Hal ini dilakukanmelalui peningkatan kapasitas negara berkembang dengan menginisiasi kerja sama antarnegara dan berbagai pemangku kepentingan lainnya.
”WMO ke depan perlu lebih agresif dalam mendorong transfer teknologi antarnegara anggota untuk mengatasi dampak terkait cuaca dan iklim. Ini termasuk melakukan penguatan sarana implementasi dan pembiayaan inovatif agar tidak ada negara yang tertinggal,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas, Minggu (28/5/2023).
Aspek kelembagaan
Selain itu, dalam aspek kelembagaan, WMO dinilai perlu melakukan sejumlah terobosan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan inklusivitas.
Upaya yang dilakukan di antaranya dengan membuat kebijakan sains yang lebih baik melalui kerja sama dengan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) lainnya. Kemudian WMO juga dapat terlibat dalam sejumlah acara tingkat tinggi serta memperkuat kemitraan dengan sektor swasta dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Dalam kongres ke-19 WMO, delegasi Indonesia dipimpin langsung Dwikorita Karnawati. Turut mendampingi Dwikorita ialah perwakilan dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Kementerian Sekretariat Negara.
WMO ke depan perlu lebih agresif dalam mendorong transfer teknologi antarnegara anggota untuk mengatasi dampak terkait cuaca dan iklim. Ini termasuk melakukan penguatan sarana implementasi dan pembiayaan inovatif agar tidak ada negara yang tertinggal.
Tim yang dikirim dalam kongresini bertugas untuk mengawal materi sidang WMO terkait dengan permasalahan teknis, administrasi, dan perencanaan. Kemudian tim juga akan mengawal kampanye pencalonan Kepala BMKG dalam pemilihan presiden WMO periode 2023-2027.
Pemilihan presiden WMO periode 2023-2027 akan dilaksanakan pada sidang the nineteenth World Meteorological Congress (CG-19) yang akan diadakan pada 22 Mei-2 Juni 2023.Presiden WMO akan dipilih berdasarkan suara terbanyak oleh anggota WMO yang terdiri dari 187 negara dan 6 teritori. Selain presiden WMO, nantinya akan dipilih juga sekretaris jenderal dan wakil presiden WMO.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura Suryo Pratomo saat resepsi diplomatik yang dihadiri sekitar 30 perwakilan negara anggota WMO di Singapura, pekan lalu, meyakini bahwa Dwikorita akan memastikan peran Indonesia yang konstruktif dan aktif di WMO. Dwikorita juga dinilai dapat menjawab tantangan global yang sedang dihadapi dan memberikan kontribusi besar dalam mencapai visi dan misi WMO.
”Sebagai pemimpin dan ilmuwan perempuan, pencalonan Dwikorita Karnawati sebagai presiden WMO akan memberikan perspektif baru tentang pemberdayaan perempuan, inklusivitas, dan kesetaraan jender dalam organisasi WMO. Kami sangat percaya bahwa sekarang adalah waktu yang tepat bagi WMO untuk memiliki presiden perempuanpertama,” katanya dalam rilis Kementerian Luar Negeri.