Indonesia Menargetkan Jadi Anggota Dewan Eksekutif UNESCO
Indonesia ingin berkontribusi di tingkat internasional lewat pemajuan pendidikan, kebudayaan, dan sains dengan menjadi anggota Dewan Eksekutif UNESCO periode 2023-2027.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
KBRI RIYADH
Sidang UNESCO di Manama, Bahrain, beberapa waktu lalu.
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia berkomitmen untuk memperkuat keterlibatannya bersama UNESCO melalui prioritas kerja sama internasional di sektor pendidikan, kebudayaan, dan sains. Untuk Itu, Indonesia berupaya untuk dapat menjadi anggota Dewan Eksekutif UNESCO periode 2023-2027.
Indonesia menjadi anggota UNESCO sejak 27 Mei 1950 dan pernah delapan kali masuk dalam keanggotaan Dewan Eksekutif UNESCO, yang terakhir periode 2017-2021. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim, Rabu (17/5/2023), di Paris, Perancis, mengatakan, ”Lima tahun setelah kemerdekaan Indonesia, kami menjadi negara anggota UNESCO. Sejak itu, Indonesia selalu berkomitmen untuk memperkuat prinsip persatuan melalui organisasi dunia ini dengan cita-cita utama untuk menjaga perdamaian dan stabilitas dunia.” Hal tersebut ia sampaikan di hadapan pejabat tinggi dan para duta besar negara anggota UNESCO.
Indonesia, lanjut Nadiem, turut aktif mendukung dunia untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang dicanangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). ”Nanti, jika Indonesia menjadi (anggota) Dewan Eksekutif UNESCO, kita bisa menyuarakan agenda Indonesia secara strategis dan memperkuat posisi Indonesia di kancah Internasional,” kata Nadiem.
Dalam pendidikan, ujarnya, Indonesia tengah melakukan transformasi pendidikan dengan fokus pada peningkatan kualitas pendidikan dan inklusivitas. Berdasarkan pengalaman implementasi program Merdeka Belajar dalam tiga tahun terakhir, transformasi yang holistik harus melibatkan intervensi semua aspek dalam sistem pendidikan dan penyelarasan pembelajaran dari jenjang pendidikan usia dini, dasar, menengah, sampai pendidikan tinggi. Transformasi juga harus melibatkan partisipasi masyarakat dan memberdayakan para pemangku kepentingan di sektor pendidikan karena kunci dari keberlanjutan perubahan adalah gerakan yang diupayakan bersama.
Pemanfaatan teknologi digital dalam transformasi juga harus bertujuan untuk mendukung dan membantu guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. ”Memberikan keleluasaan kepada guru untuk berkarya dan menghadirkan kemerdekaan kepada peserta didik untuk belajar adalah kunci dari keberhasilan transformasi pendidikan,” kata Nadiem.
Permasalahan guru juga dialami banyak negara. Indonesia menunjukkan komitmen untuk mendukung kinerja guru dengan meningkatkan kesejahteraan guru melalui program pengangkatan guru honorer menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK). Adapun peningkatan kualitas dan profesionalisme guru dilakukan lewat pelatihan guru, utamanya dengan memanfaatkan platform digital.
Sejak tahun 2022, Kemendikbudristek telah mengonsolidasikan museum dan situs cagar budaya milik pemerintah ke dalam satu badan.
Sementara peningkatan kompetensi literasi dan numerasi peserta didik dilakukan melalui intervensi spesifik dan tepat sasaran. Selain mempekuat proses pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna, hal tersebut diwujudkan melalui program Kampus Mengajar yang telah mengirimkan lebih dari 90.000 mahasiswa untuk menjadi rekan guru di sekolah. Intervensi lain dilakukan dengan mengirimkan sekitar 15 juta eksemplar buku bacaan ke PAUD dan SD dengan nilai literasi rendah berdasarkan hasil asesmen nasional.
”Sungguh suatu kebahagiaan melihat sekolah-sekolah di daerah 3T saat ini sudah memiliki perpustakaan dan murid-muridnya bersemangat untuk membaca. Pendidikan berkualitas harus menjangkau semua siswa dan inklusif,” kata Nadiem.
Dalam pengembangan sains, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Nizam, yang dihubungi pada Jumat (19/5/2023), mengatakan, Indonesia memprioritaskan pengembangan riset di perguruan tinggi. Ada program dana padanan untuk riset kolaborasi perguruan tinggi dan industri, pelaksanaan proyek di luar kampus, serta kesempatan bagi dosen untuk melakukan penelitian di perguruan tinggi lain.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Siswa memanfaatkan waktu luang di perpustakaan sekolah di SMPN 255, Jakarta, Selasa (4/12/2018). Peningkatan prestasi sekolah dan belajar siswa dapat dilakukan dengan mengoptimalkan perpustakaan sekolah. Sebagian tugas siswa saat ini juga masih terbantu dengan keberadaan perpustakaan sekolah, selain melalui internet.
Diluncurkan pula program pengembangan science techno park. Lewat program Promoting Research and Innovation through Modern and Efficient Science and Technology Parks Project (PRIME STeP) 2023-2027, ada empat perguruan tinggi badan hukum yang disiapkan untuk mampu mengembangkan riset kolaboratif, yakni Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Indonesia.
Kebudayaan
Dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Paris, Nadiem juga memperkenalkan kepada sejumlah institusi permuseuman dan warisan budaya ternama tentang rencana Kemendikbudristek membentuk Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (BLU MCB). Sejak tahun 2022, Kemendikbudristek telah mengonsolidasikan museum dan situs cagar budaya milik pemerintah ke dalam satu badan, yakni BLU MCB.
Nadiem memaparkan, BLU MCB nantinya akan memfasilitasi sinergi antara pelestarian, pemanfaatan, dan pengelolaan koleksi melalui penelitian dan pengembangan. Tujuannya, untuk meningkatkan kebermanfaatan bagi masyarakat.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Pengunjung melihat koleksi Museum Batik di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Rabu (12/10/2022). Bertepatan dengan Hari Museum Indonesia, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi meluncurkan Museum Batik bersama dengan Museum Semedo di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, dan Museum Song Terus di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Setidaknya, ada enam institusi Perancis yang ditemui delegasi Indonesia, yakni institut warisan budaya nasional, asosiasi museum dengan proyek khusus, asosiasi museum kota Paris, museum koleksi Asia Guimet, museum seni modern Palais de Tokyo, dan asosiasi museum nasional. Berbagai potensi kerja sama dibahas, antara lain terkait manajemen koleksi dan kuratorial, program publik, program pendidikan tenaga permuseuman dan cagar budaya, kemitraan, dan dukungan transformasi institusional.
Direktur Institut Nasional untuk Warisan Budaya Charles Personaz menyatakan ketertarikannya untuk bekerja sama dengan Indonesia. ”Indonesia sangat berarti dalam peradaban dunia. Jadi, kita perlu memikirkan program bersama untuk melatih tenaga permuseuman,” kata Charles.