Tanda-tanda awal El Nino telah terdeteksi. Gelombang Kelvin, potensi prekursor kondisi El Niño di lautan, bergulir melintasi Pasifik khatulistiwa menuju pantai Amerika Selatan.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Pantauan permukaan laut terbaru dari satelit Amerika Serikat-Eropa Sentinel-6 Michael Freilich menunjukkan tanda-tanda awal perkembangan El Nino melintasi Samudra Pasifik ekuator. Data itu menunjukkan gelombang Kelvin, yang kira-kira setinggi 5-10 sentimeter di permukaan laut dan lebarnya ratusan mil bergerak dari barat ke timur di sepanjang ekuator menuju pantai barat Amerika Selatan.
Saat terbentuk di ekuator, gelombang Kelvin membawa air hangat, yang diasosiasikan dengan permukaan laut yang lebih tinggi, dari Pasifik barat ke Pasifik timur. Serangkaian gelombang Kelvin yang dimulai pada musim semi adalah prekursor El Nino, fenomena iklim periodik yang dapat memengaruhi pola cuaca di seluruh dunia. Ini ditandai dengan permukaan laut yang lebih tinggi dan suhu lautan yang lebih hangat dari rata-rata di sepanjang pantai barat Amerika.
Air mengembang saat menghangat, jadi permukaan laut cenderung lebih tinggi di tempat dengan air yang lebih hangat. El Nino juga dikaitkan dengan melemahnya angin pasat. Kondisi tersebut dapat membawa kondisi yang lebih sejuk dan lebih basah ke Barat Daya Amerika Serikat (AS) dan kekeringan di negara-negara di Pasifik barat, seperti Indonesia dan Australia.
Dunia akan mengalami rekor pemanasan, tetapi di AS Barat Daya kita bisa melihat musim dingin yang basah lagi.
Data satelit Sentinel-6 Michael Freilich yang ditampilkan di sini mencakup periode antara awal Maret dan akhir April 2023. Pada 24 April, gelombang Kelvin menumpuk air yang lebih hangat dan permukaan laut yang lebih tinggi, yang ditunjukkan dengan warna merah dan putih, di lepas pantai Peru, Ekuador, dan Kolombia.
Satelit seperti Sentinel-6 Michael Freilich dapat mendeteksi gelombang Kelvin dengan altimeter radar, yang menggunakan sinyal gelombang mikro untuk mengukur ketinggian permukaan laut. Saat altimeter melewati area yang lebih hangat dari yang lain, data akan menunjukkan permukaan laut yang lebih tinggi.
”Kami akan terus memantau (perkembangan) El Nino ini,” kata Josh Willis, ilmuwan proyek Sentinel-6 Michael Freilich di Jet Propulsion Laboratory NASA di California Selatan, pada Senin (15/5/2023). ”Jika (El Nino) ini kuat, dunia akan mengalami rekor pemanasan, tetapi di AS Barat Daya kita bisa melihat musim dingin yang basah lagi, mengikuti kejadian serupa pada musim dingin sebelumnya.”
Lembaga Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA) serta Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) baru-baru ini melaporkan peningkatan kemungkinan bahwa El Nino akan berkembang pada akhir musim panas. Pemantauan terus-menerus terhadap kondisi laut di Pasifik dengan instrumen dan satelit seperti Sentinel-6 Michael Freilich akan membantu mengklarifikasi dalam beberapa bulan mendatang seberapa kuatnya hal itu.
”Saat mengukur permukaan laut dari luar angkasa menggunakan altimeter satelit, kita tidak hanya mengetahui bentuk dan ketinggian air, tetapi juga pergerakannya, seperti Kelvin dan gelombang lainnya," kata Nadya Vinogradova Shiffer, ilmuwan program NASA dan manajer Sentinel-6 Michael Freilich di Washington. ”Gelombang laut mengeluarkan panas di sekitar planet ini, membawa panas dan kelembapan ke pantai kita dan mengubah cuaca kita.”