Peningkatan Kasus Covid-19 Didominasi Varian Kraken dan Arcturus
Virus varian Kraken dan varian baru Arcturus, mendominasi lonjakan kasus Covid-19 saat ini. Puncak kasus diperkirakan terjadi pada bulan Mei ini.
Oleh
Ayu Octavi Anjani
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Jumlah kasus harian Covid-19 di Indonesia kembali meningkat pascalibur lebaran seiring dengan tingginya mobilitas penduduk dan longgarnya penerapan protokol kesehatan di berbagai daerah. Peningkatan kasus tersebut didominasi oleh varian Kraken dan varian baru Arcturus yang masuk ke Indonesia pada bulan Maret lalu. Puncak kasus diperkirakan terjadi akhir Mei mendatang.
Berdasarkan data dari situs covid-19.go.id, kasus Covid-19 di Indonesia bertambah sebanyak 2.647 kasus per Rabu (3/5/2023). DKI Jakarta menyumbang jumlah kasus terbanyak dengan total 811 kasus, disusul Provinsi Jawa Barat dengan 631 kasus, kemudian Jawa Timur dengan 337 kasus.
Angka kasus kematian akibat Covid-19 juga dilaporkan meningkat sejak awal April 2023. Kenaikan signifikan terjadi pada 28 April 2023 dengan 37 korban jiwa. Kemudian pada 29 April 2023 menurun menjadi 14 kasus kematian. Namun, data terbaru menunjukkan, angka kematian kembali meningkat pada 2 Mei 2023 dengan 27 orang meninggal dunia.
"Saat ini kasus Covid-19 yang meningkat di Indonesia merupakan kasus dengan virus korona varian XBB.1.5 (Omicron Kraken) dan puluhan kasus dengan varian baru XBB.1.16 (Arcturus)," ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril, di Jakarta, Rabu (3/5/2023).
Lebih lanjut, Syahril menyatakan, apa pun jenis varian yang saat ini mendominasi, tidak menjadi masalah, karena masyarakat yang dirawat di rumah sakit tidak terlalu banyak. Selain itu, jumlah angka kematian masih berada di level satu.
Sementara Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta Ngabila Salama menyatakan, kemungkinan besar peningkatan Covid-19 didominasi varian Arcturus. "Dominasinya perlu terus dibuktikan melalui surveilans genome sequencing (pengurutan genom)," kata Ngabila, Rabu (3/5).
Saat ini, terdapat 10 kasus Covid-19 varian Arcturus yang ditemukan di wilayah Jakarta. Proporsi kasusnya, yakni sebesar 50 persen di Jakarta Selatan, 20 persen di Jakarta Utara, 20 persen di Jakarta Barat, dan 10 persen di Jakarta Timur.
Tidak hanya DKI Jakarta, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bekasi per Senin (1/5/2023), jumlah kasus baru Covid-19 di kota tersebut sebanyak 21 orang. Jumlah total kasus aktif di Kota Bekasi saat ini sebanyak 181 pasien dengan kasus aktif terbanyak di Kecamatan Pondok Gede (28 kasus) dan Kelurahan Margahayu (10 kasus).
Sejauh ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terus memantau subvarian XBB.1.16 atau yang dikenal dengan nama Arcturus. Subvarian ini terdeteksi di lebih dari 20 negara, termasuk Amerika Serikat dan Inggris. Bahkan, Arcturus jadi dalang di balik lonjakan kasus Covid-19 baru-baru ini di India. Menurut WHO di lamannya, Arcturus mirip dengan varian XBB.1.5. yang memiliki mutasi tambahan sehingga tingkat penularan dan infeksi varian baru itu lebih tinggi dibandingkan varian Kraken.
Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra menilai, meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di Indonesia disebabkan kombinasi faktor. Pertama, adanya aktivitas keramaian saat Hari Raya Idul Fitri atau lebaran maupun pascalebaran. Kedua, akibat munculnya varian Arcturus di Indonesia.
"Munculnya varian baru tersebut menyumbang kenaikan kasus Covid-19 yang signifikan di Indonesia. Sebelumnya, Arcturus memang sudah masuk ke negara-negara lain di periode Januari-Februari lalu. Kemudian masuk ke Indonesia pada Maret," tutur Hermawan.
Kasus Covid-19 bisa kembali meninggi lantaran subvarian baru ini memiliki tingkat penularan dan infeksi yang lebih tinggi. Meskipun begitu, Indonesia diprediksi tidak akan kembali ke masa puncak pandemi seperti pada tahun 2020-2021. Sebab, lebih dari 90 persen tingkat kekebalan tubuh masyarakat sudah cukup tinggi lantaran pernah terinfeksi maupun divaksin pembentukan antibodi secara alami.
Banyaknya kasus di lapangan yang tidak terdeteksi, membuat kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Alhasil, Bed Occupancy Rate (BOR) atau persentase keterisian rumah sakit juga meningkat menjadi 16 persen dari 7,47 persen sejak seminggu terakhir.
Meskipun begitu, peningkatan angka kasus Covid-19 di Indonesia masih lebih rendah dibandingkan negara lain, seperti Jepang dan Korea Selatan yang bertambah masing-masing sebanyak 16.972 kasus dan 15.741 kasus per Selasa (2/5).
Korea Selatan kembali menambah jumlah kasus sebanyak 20.197 orang pada Rabu (3/5/2023). Per hari ini, kasus aktif di Indonesia, Jepang, dan Korea Selatan masing-masing sebesar 15.707 kasus, 11.943.141 kasus, dan 233.636 kasus.
Protokol kesehatan
Sejalan dengan peningkatan ini, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap ancaman penularan Covid-19. Upaya pencegahan paling efektif, yakni disiplin menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker saat sakit dan saat berada di kerumunan.
“Kuncinya protokol kesehatan. Masyarakat perlu disiplin menerapkan panduan tersebut, sehingga diharapkan dapat meminimalisir risiko penularan Covid-19, terutama di tempat-tempat yang tingkat kerumunannya tinggi,” ujar Syahril secara tertulis, Rabu (3/5/2023).
Selain disiplin protokol kesehatan, pihaknya mendorong seluruh penduduk untuk menyegerakan vaksinasi Covid-19, baik dosis lengkap maupun booster (dosis penguat). Pemerintah saat ini telah menambah regimen vaksin Indovac yang dapat digunakan untuk vaksinasi Covid-19.