Tim Gakkum KLHK Dalami Kebocoran Kapal Indian Partnership di Raja Ampat
Kapal MV Indian Partnership berbendera Inggris mengalami kebocoran di perairan Misool Timur, Kabupaten Raja Ampat. Kejadian ini tengah didalami KLHK untuk melihat kemungkinan terjadinya kerusakan ekosistem.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK tengah mendalami kasus kebocoran kapal MV Indian Partnership di Perairan Misool Timur, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya. Namun, pemeriksaan awal oleh tim gabungan memastikan kapal berbendera Inggris tersebut tidak dalam keadaan karam.
Direktur Jenderal Penegakan Hukum (Gakkum) KLHK Rasio Ridho Sani menyampaikan, KLHK sudah mengetahui informasi terkait kebocoran kapal MV Indian Partnership di perairan Misool sejak beberapa hari yang lalu. Informasi tersebut kemudian segera ditindaklanjuti dengan menugaskan tim gakkum ke lokasi untuk mendalami kasus ini.
Namun, Rasio belum bisa memberikan informasi secara rinci terkait kemungkinan ditemukannya unsur pidana maupun kerusakan ekosistem di perairan Misool akibat tumpahan minyak kapal tersebut. ”Perkembangan selanjutnya akan kami informasikan secepatnya,” ujarnya ketika dihubungi, Kamis (27/4/2023).
Kerusakan ekosistem akan membayangi perairan Misool jika terjadi kebocoran minyak terjadi di kawasan tersebut.
Tim gabungan sejak beberapa hari lalu juga telah memeriksa kapal MV Indian Partnership berbendera Inggris tersebut setelah mendapat informasi dari Badan SAR Nasional (Basarnas). Tim gabungan tersebut terdiri dari TNI Angkatan Laut, kepolisian, dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP).
Kantor KSOP Kelas I Sorong Jece Julita Piris dalam keterangannya menyatakan, kapal Indian Partnership tidak dalam keadaan kandas atau karam dan masih berada di atas dasar laut setinggi 30,8 meter. Seluruh 22 anak buah kapal (ABK) dipastikan dalam keadaan sehat setelah dilakukan sejumlah pemeriksaan tekanan darah, nadi, dan suhu tubuh.
Sebelumnya, kapal tersebut bertolak dari Australia menuju China dengan muatan bauksit seberat 178.087 ton. Kapal terpaksa melintas dan berhenti di perairan Indonesia dalam keadaan darurat karena mengalami kebocoran pada lambung bagian kanan haluan kapal.
Setelah memeriksa sejumlah dokumen, KSOP memastikan kapal tersebut masuk ke perairan Indonesia secara legal atau telahmengantongi surat izin berlayar dari pelabuhan sebelumnya. Sementara dari hasil pemeriksaan awal, aktivitas kapal tersebut juga tidak menggangu lingkungan perairan sekitar terutama biota laut.
Selain itu, Julita menyebut para ABK kapal saat ini masih terus memperbaiki kebocoran kapal.Jangka waktu penyelesaian perbaikan belum diketahui pasti karena sampai sekarang tim masih dalam proses pemeriksaan kondisi kapal.
“Nakhoda telah melaporkan ke pemilik kapal MV Indian Partneship dan sementara masih menunggu underwater survey (survei bawah air) yang ditunjuk pemilik kapal,” ucapnya.
Kerusakan ekosistem akan membayangi perairan Misool jika terjadi kebocoran minyak terjadi di kawasan tersebut. Perairan Misool merupakan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) terluas di Raja Ampat dengan total luasan mencapai 346.189 hektar. Kawasan konservasi ini meliputi gugusan pulau-pulau yang tersusun dari bebatuan kapur.
Sama halnya dengan kawasan lain di Raja Ampat, Kepulauan Misool memiliki terumbu karang yang melimpah dan dikenal karena keragaman jenis terumbu karang lunaknya. Para peneliti telah mencatat lebih dari 1.600 spesies ikan karang dan lebih dari 550 spesies terumbu karang terdapat di wilayah tersebut.
Perairan Misool juga terkenal sebagai habitat biota laut eksotis. Perairan ini telah diidentifikasi sebagai wilayah agregasi pari manta.Sebagian pantai di dalam wilayah KKP Kepulauan Misool juga merupakan salah satu lokasi peneluran penyu hijau (Chelonia mydas)dan penyu sisik (Eretmochelys imbricata).