Asia Terpanggang Panas Ekstrem, Suhu Tertinggi Indonesia Tercatat di Ciputat
Suhu panas yang ekstrem melanda negara-negara Asia sepekan terakhir, dengan Bangladesh mengalami rekor 51 derajat celsius dan Thailand 45 derajat celsius.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Pantulan kaca pemudik sepeda motor beristirahat di Masjid An Nur, Tanjungmekar, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Rabu (19/4/2023). Cuaca panas menjadi salah satu kendala pemudik sepeda motor.
JAKARTA, KOMPAS — Suhu panas yang ekstrem melanda negara-negara Asia sepekan terakhir, dengan Bangladesh mengalami rekor 51 derajat celsius dan Thailand 45 derajat celsius. Indonesia tidak mengalami gelombang panas, tetapi suhu maksimum udara permukaan juga tergolong panas dengan yang tertinggi terekam di Ciputat, yaitu 37,2 derajat celsius.
Peneliti iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Siswanto, di Jakarta, Rabu (19/4/2023), mengatakan, negara-negara Asia dalam beberapa hari terakhir pada bulan April ini mengalami suhu maksimum yang tinggi dan tidak biasa terjadi.
Data yang disediakan Layanan Informasi Cuaca Ogimet menunjukkan, sedikitnya delapan distrik di Bangladesh, termasuk Dhaka, menghadapi gelombang panas yang hebat. Dhaka mengalami kenaikan suhu maksimum hingga 40,4 derajat celsius pada hari Sabtu (15/4/2023), menjadikannya hari terpanas di Dhaka dalam 58 tahun. Bahkan, suhu di kota Kumarkhali dan Kushtia, Bangladesh, tercatat mencapai 51 derajat celsius pada Senin (17/4/2023).
Tren pemanasan global dan perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia meningkatkan intensitas, frekuensi, dan durasi gelombang panas di negara-negara lintang menengah hingga tinggi.
Sementara itu, menurut data Departemen Meteorologi India, sebanyak 48 stasiun cuaca di negara itu mencatat suhu di atas 42 derajat celsius pada hari Selasa (18/4/2023), dengan suhu tertinggi 44,2 derajat celsius terekam di negara bagian timur Odisha.
AP/RAJANISH KAKADE
Warga berjalan di area pasar di luar stasiun Dadar di Mumbai, India, Jumat, 17 Maret 2023.
Reuters melaporkan, setidaknya 13 orang meninggal akibat sengatan panas setelah menghadiri upacara di negara bagian Maharashtra barat, India. Sementara itu, setidaknya dua negara bagian, Tripura di timur laut dan Benggala Barat di timur, telah menutup sekolah pada minggu ini karena suhu naik lebih dari 5 derajat celsius di atas normal.
Di Asia Tenggara, beberapa negara juga mencatat rekor suhu tertinggi minggu ini. Laos mencatat rekor baru sepanjang masa setelah suhu di Luang Prabang mencapai 42,7 derajat celsius pada Selasa. Sementara Myanmar hari ini mencatat rekor terpanas 45,3 derajat celsius di kota Chauk.
Demikian halnya Thailand yang untuk pertama kalinya mengalami suhu 45 derajat celsius. Sementara itu, data dari Departemen Meteorologi Thailand menunjukkan, negara ini untuk pertama kalinya juga mengalami suhu tertinggi sepanjang sejarah. Rekor terpanas itu tercatat di kota Tak, sebelah barat laut Thailand, dengan suhu mencapai 45,4 derajat celsius pada Sabtu (15/4/2023).
NASA
Suhu Bumi dalam tiga hari terakhir. Gelombang panas melanda Asia dengan terlampauinya rekor suhu tertinggi di sejumlah negara.
Siswanto mengatakan, meskipun rekor suhu tinggi biasanya selalu dikaitkan dengan dinamika atmosfer yang tidak biasa, sudah banyak studi yang telah dapat menyimpulkan bahwa tren pemanasan global dan perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia meningkatkan intensitas, frekuensi, dan durasi gelombang panas di negara-negara lintang menengah hingga tinggi. Hal ini juga bisa memicu rekor suhu maksimum yang tinggi di Indonesia atau negara tropis lainnya.
Suhu di Indonesia
Siswanto menyebutkan, setidaknya 10 lokasi stasiun meteorologi di Indonesia mencatat suhu maksimum udara permukaan di atas 35 derajat celsius sejak tanggal 15 April. ”Dalam lima hari terakhir suhu maksimum tertinggi tercatat di Balai Besar BMKG Wilayah II, Ciputat, yaitu 37,2 derajat celsius pada tanggal 17 April,” katanya.
Menurut Siswanto, kisaran suhu maksimum siang hari 35-37,5 derajat celsius di Indonesia masih dalamkisaran normal suhu maksimum dan belum masuk dalam definisi gelombang panas. ”Memang suhu dapat terasa lebih panas dan terik dari biasanya, tetapi belum ekstrem di atas 40 derajat celsius,” katanya.
Siswanto menambahkan, secara klimatologis, bulan April-Mei-Juni tercatat sebagai bulan-bulan di mana suhu maksimum mengalami puncaknya di Jakarta, selain Oktober-November. Pola tersebut mirip dengan pola suhu maksimum di Surabaya. Sementara di Semarang dan Yogyakarta, pola suhu maksimum akan terus naik secara gradual pada bulan April dan mencapai puncaknya pada bulan September-Oktober.
Menurut Siswanto, fenomena suhu udara tinggi yang terjadi saat ini di Indonesia tampaknya lebih dikontrol oleh pengaruh posisi gerak semu matahari dan mulai bertiupnya angin monsun kering dari Benua Australia. Hal ini berdampak pada kurangnya tutupan awan di atas wilayah Indonesia sehingga sinar matahari langsung mencapai permukaan bumi tanpa adanya penghalang awan.