logo Kompas.id
HumanioraMemahami Pusat Tata Surya...
Iklan

Memahami Pusat Tata Surya Melalui Gerhana Matahari

Sebagai pusat Tata Surya, pengetahuan manusia tentang Matahari masih terbatas. Pengamatan langsung sulit akibat tingginya suhu Matahari. Karena itu, gerhana Matahari jadi momentum ilmuwan untuk menguak misteri Matahari.

Oleh
MUCHAMAD ZAID WAHYUDI
· 6 menit baca
Para siswa SMAN 1 Biak, Papua, tampak antusias saat mencoba teleskop melihat matahari dalam acara temu astronom bersama Tim Planetarium Jakarta di sekolah mereka, Selasa (18/4/2023). Selain sebagai proses edukasi astronomi, kegiatan tersebut merupakan rangkaian Festival Gerhana Matahari Total yang digelar untuk menyambut gerhana Matahari total pada 20 April mendatang. Setelah terakhir kali pada tahun 2016 lalu gerhana Matahari total kembali dapat disaksikan di wilayah Indonesia pada Kamis (20/4/2023). Namun gerhana Matahari total kali ini hanya bisa disaksikan di wilayah timur Indonesia. Adapun seluruh wilayah Indonesia, kecuali ujung barat Sumatera, akan dapat menyaksikan gerhana Matahari sebagian.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Para siswa SMAN 1 Biak, Papua, tampak antusias saat mencoba teleskop melihat matahari dalam acara temu astronom bersama Tim Planetarium Jakarta di sekolah mereka, Selasa (18/4/2023). Selain sebagai proses edukasi astronomi, kegiatan tersebut merupakan rangkaian Festival Gerhana Matahari Total yang digelar untuk menyambut gerhana Matahari total pada 20 April mendatang. Setelah terakhir kali pada tahun 2016 lalu gerhana Matahari total kembali dapat disaksikan di wilayah Indonesia pada Kamis (20/4/2023). Namun gerhana Matahari total kali ini hanya bisa disaksikan di wilayah timur Indonesia. Adapun seluruh wilayah Indonesia, kecuali ujung barat Sumatera, akan dapat menyaksikan gerhana Matahari sebagian.

Setiap tahun, sejatinya ada 2-5 gerhana Matahari di seluruh dunia. Namun, untuk menunggu terjadinya kembali gerhana Matahari di tempat sama, butuh waktu ratusan tahun. Karena itu, sebagian orang rela mengejar gerhana hingga ke berbagai belahan dunia. Bukan saja untuk membangkitkan kekaguman pada semesta, tetapi juga mempelajari Matahari, pusat Tata Surya.

Meski Matahari adalah bintang terdekat dari Bumi, pengetahuan manusia tentangnya masih cukup terbatas. Walau aktivitas Matahari berdampak nyata bagi kehidupan dan teknologi di Bumi, perilaku Matahari masih sulit diprediksi. Kerumitan itu berpangkal dari tingginya suhu di Matahari sehingga ilmuwan membutuhkan teknik khusus untuk bisa mempelajari Matahari.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000