Satu kasus polio dilaporkan di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Kewaspadaan harus ditingkatkan pada daerah lain dengan cakupan imunisasi yang rendah. Potensi meluasnya wabah bisa terjadi.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Anak-anak diberikan vaksin polio di posko induk tanggap darurat, Sentani, Papua, Selasa (19/3/2019). Pemberian vaksin polio ini untuk mencegah penyebaran virus polio yang tengah mewabah di Papua Niugini. Pemberian vaksin polio dilakukan di pengungsian untuk memudahkan pencegahan terutama untuk anak-anak yang belum divaksin.
JAKARTA, KOMPAS – Kasus polio kembali dilaporkan di Indonesia. Satu kasus polio ditemukan di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, pada anak berusia empat tahun dengan gejala lumpuh. Dengan begitu, setidaknya pada 2023 sudah ada tiga kasus polio yang ditemukan di Indonesia.
Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan Prima Yosephine, di Jakarta, Selasa (21/3/2023), mengatakan, tiga kasus yang dilaporkan pada 2023 ialah MF (3) di Kabupaten Aceh Utara, Aceh; MR (4) di Kabupaten Bireuen, Aceh; dan NO (4) di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. ”Pada tahun 2022, ada satu kasus anak laki-laki usia tujuh tahun yang juga dilaporkan dengan polio di Kabupaten Pidie, Aceh,” katanya.
Kementerian Kesehatan mencatat, cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia, termasuk imunisasi polio, masih belum optimal. Pada 2022, setidaknya ada 30 provinsi dan 415 kabupaten/kota yang masuk kriteria berisiko tinggi polio. Cakupan imunisasi polio pun mengalami penurunan.
Pada 2020, cakupan imunisasi polio OPV sebesar 86,8 persen, menurun menjadi 80,2 persen pada 2021. Cakupan lebih rendah pada cakupan imunisasi polio IPV, yakni hanya 37,3 persen pada 2020. Cakupan tersebut meningkat pada 2021 menjadi 66,2 persen. Meski begitu, kekebalan komunitas baru bisa terbentuk apabila cakupan imunisasi bisa lebih dari 90 persen.
Polio atau poliomyelitis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus polio. Virus polio dapat menyerang sistem saraf yang kemudian bisa memicu lumpuh layu secara permanen. Virus ini biasanya masuk melalui mulut, lalu dapat memperbanyak diri di dalam usus.
Virus ini juga dapat menyebar di lingkungan sekitar melalui feses. Pasien yang terinfeksi akan menularkan virus polio ke lingkungan dan menyebar di komunitas dengan sanitasi yang buruk (Kompas, 30/11/2022).
Gejala awal pada pasien biasanya berupa demam, sakit kepala, muntah, kelelahan, kaku pada leher, dan nyeri tungkai. Virus ini umumnya menyerang anak-anak berusia di bawah lima tahun.
Kewaspadaan akan gejala penyakit yang berpotensi menjadi wabah serta mengancam jiwa dan menyebabkan kecacatan juga perlu ditingkatkan, seperti penyakit polio, campak, rubela, dan pertusis.
Sebelumnya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengeluarkan rekomendasi terkait Kejadian Luar Biasa Polio dan Peningkatan Kasus Campak, Rubella, Difteria, dan Pertusis pada 22 November 2022. Dalam rekomendasi tersebut, Ketua Umum IDAI Piprim Basarah Yanuarso menuturkan, penyebaran wabah akibat berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi berpotensi terjadi di seluruh Indonesia. Itu disebabkan cakupan imunisasi yang menurun sejak pandemi Covid-19 serta target cakupan imunisasi yang belum tercapai di beberapa daerah.
Tenaga kesehatan meneteskan imunisasi polio kepada salah seorang anak sekolah dasar dalam sub-Pekan Imunisasi Nasional di Kabupaten Pidie, Aceh, Senin (28/11/2022). Imunisasi massal dilakukan pasca-penemuan empat kasus positif polio di kabupaten itu.
Ia pun mengimbau seluruh orangtua dan masyarakat untuk segera melengkapi imunisasi anak-anaknya sesuai dengan usia. Kewaspadaan akan gejala penyakit yang berpotensi menjadi wabah serta mengancam jiwa dan menyebabkan kecacatan juga perlu ditingkatkan, seperti penyakit polio, campak, rubela, dan pertusis.
”Dokter spesialis anak, tenaga kesehatan, dan rumah sakit juga perlu memperkuat kegiatan AFP (surveilans acute flaccid paralysis) atau lumpuh layu akut dengan melaporkan semua pasien bergejala lumpuh layu tanpa harus menunggu etiologi pasti ke dinas kesehatan. Tujuannya, agar menjaring cepat kasus AFP, menginvestigasi, dan segera memutus rantai penularan,” tutur Piprim. Lumpuh layu menjadi salah satu gejala yang disebabkan oleh infeksi polio.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah diharapkan dapat menjamin ketersediaan semua vaksin yang masuk program imunisasi nasional. Ketersediaan vaksin bOPV dan IPV juga harus dijamin secara berkelanjutan, termasuk vaksin yang diberikan sebagai respons terhadap kejadian luar biasa polio di daerah.
KOMPAS/LUCKY PRANSISKA
Lebih dari 2 juta dosis vaksin polio didistribusikan PT Bio Farma, Bandung, ke seluruh provinsi di Indonesia untuk Pekan Imunisasi Nasional (PIN) putaran pertama 30 Agustus 2005. Khusus penyelenggaraan PIN, Bio Farma mendistribusikan vaksin polio lebih dari 3 juta dosis. Tampak aktivitas pengepakan vaksin di gudang distribusi Bio Farma, Rabu (24/8).
Pemuka agama pun diharapkan dapat memberikan penguatan bagi seluruh umat pada agama masing-masing untuk segera melengkapi imunisasi tanpa ada keraguan. Dukungan pelaksanaan imunisasi bisa diberikan pula melalui edukasi di setiap kegiatan keagamaan.