Spesies Anggrek Baru Ditemukan Tersembunyi di Taman Umum di Jepang
Spesies baru anggrek ”Spiranthes hachijoensis” ditemukan di Jepang. Selama ini, anggrek itu ternyata tersembunyi di lingkungan yang sudah dikenal, seperti halaman rumput dan taman, bahkan di taman pribadi dan balkon.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Spesies baru anggrek dengan dengan kelopak merah jambu kemerahan yang sangat mirip dengan kaca ditemukan di Jepang. Spesies baru anggrek yang diberi nama Spiranthes hachijoensis ini ditemukan di berbagai lingkungan yang kerap didatangi manusia, seperti halaman rumput dan taman, bahkan taman pribadi dan balkon, tetapi selama ini ternyata belum terdata.
Sangat jarang spesies tanaman baru ditemukan di Jepang, negara tempat flora telah dipelajari dan didokumentasikan secara ekstensif. Meski demikian, Profesor Suetsugu Kenji dari Graduate School of Science Kobe University dan rekan-rekannya baru-baru ini menemukan spesies anggrek baru yang menawan dengan kelopak merah jambu kemerahan yang sangat mirip dengan kaca.
Identifikasi pertama ditemukan di Pulau Hachijo di Prefektur Tokyo. Namun, anggrek ini kemudian ditemukan di banyak tempat di Jepang.
Spesies baru ini kemudian diberi nama Spiranthes hachijoensis dan laporannya diterbitkan di Journal of Plant Research pada 17 Maret 2023.
Genus Spiranthes mencakup berbagai jenis anggrek yang menawan dan cantik, yang menunjukkan serangkaian ciri morfologi yang khas. Bunganya biasanya kecil dan putih atau merah muda, serta disusun dalam bentuk spiral di sekitar tangkai tengah. Oleh karena itu, disebut ”pohon wanita”.
Spiranthes adalah anggrek yang paling dikenal di Jepang dan telah dihargai selama berabad-abad, bahkan muncul di Manyoshu, antologi puisi tertua di Jepang yang masih ada.
Spiranthes adalah anggrek yang paling dikenal di Jepang dan telah dihargai selama berabad-abad, bahkan muncul di Manyoshu, antologi puisi tertua di Jepang yang masih ada. Untuk waktu yang lama diyakini bahwa Spiranthes di daratan Jepang hanya ada satu spesies, yaitu Spiranthes australis.
Namun, saat melakukan survei lapangan ekstensif yang berfokus pada spesimen Spiranthes Jepang, Suetsugu menemukan beberapa populasi takson Spiranthes yang tidak diketahui dengan batang bunga tidak berbulu. Takson yang tidak diketahui tersebut sering tumbuh bersama S. australis, tetapi mekar sekitar sebulan sebelumnya sehingga menyebabkan isolasi reproduktif antara kedua taksa tersebut.
Mengingat bahwa S. australis dicirikan oleh batang bunga yang berbulu, individu yang tidak berbulu mungkin merupakan spesies yang terabaikan. Akibatnya, Suetsugu dan rekan-rekannya memulai studi 10 tahun yang komprehensif dan multifaset untuk menentukan dengan tepat bagaimana tanaman ini berbeda. Spesimen dikumpulkan dari berbagai lokasi di Jepang, Taiwan, dan Laos.
Dengan mengintegrasikan hasil dari analisis DNA, morfologi, pengamatan lapangan, dan biologi reproduksi, Suetsugu dan rekannya menemukan bahwa S. australis dan Spiranthes hachijoensis adalah dua spesies berbeda. Dua spesies ini memiliki tingkat divergensi molekuler yang tinggi meskipun dengan diferensiasi morfologi minimal.
Penemuan spesies tanaman berbunga baru di Jepang dianggap sebagai peristiwa yang sangat langka karena flora di wilayah ini telah banyak diteliti. Namun, spesies baru yang dilaporkan di sini bahkan dapat ditemukan tumbuh di lingkungan biasa, seperti taman dan halaman rumput.
Beberapa spesimen yang digunakan untuk mendeskripsikan spesies baru ini dikumpulkan dari lingkungan yang banyak didatangi manusia, seperti taman umum dan balkon pribadi. Penemuan spesies baru yang tersembunyi di tempat umum ini menggarisbawahi perlunya eksplorasi yang gigih, bahkan di tempat yang tampaknya biasa-biasa saja.
Penelitian ini dilakukan oleh tim peneliti multilembaga, termasuk Suetsugu, Profesor Suyama Yoshihisa dari Graduate School of Agricultural Science, Tohoku University, dan Tian-Chuan Hsu dari Taiwan Forestry Research Institute.