Dugaan Penularan Covid-19 dari Hewan Menguat, DNA Anjing Rakun Teridentifikasi Virus
Sebuah laporan menunjukkan adanya keterkaitan antara penularan virus SARS-CoV-2 dengan anjing rakun di pasar di Wuhan, China. Penelitian tersebut semakin memperkuat dugaan penularan Covid-19 berasal dari hewan.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
KOMPAS/ELSA EMIRIA LEBA
Staf medis mengenakan pakaian pelindung untuk membantu menghentikan penyebaran virus korona tipe baru yang mematikan di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan, Wuhan, Hubei, pada 25 Januari 2020.
JAKARTA, KOMPAS – Penelitian atas materi genetik yang dikumpulkan dari pasar Huanan di Wuhan, China, menunjukkan adanya rangkaian genetik virus SARS-CoV-2 yang bercampur dengan DNA anjing rakun (racoon dog). Temuan tersebut semakin memperkuat dugaan virus SARS-CoV-2 ditularkan dari hewan ke manusia.
Urutan genetik tersebut awalnya diunggah di basis data genomik terbuka GISAID oleh ilmuwan dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) China. Namun, data tersebut kemudian dihapus setelah seorang ahli biologi dari Perancis mengunduh dan membagikannya.
”Data ini tidak memberikan jawaban pasti mengenai bagaimana pandemi dimulai. Namun, setiap data itu penting untuk mendekatkan kita pada jawaban itu. Kami terus meminta China untuk transparan dalam berbagi data dan melakukan investigasi serta membagikan hasilnya,” ujar Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari Reuters, Senin (20/3/2023).
Laporan mengenai kaitan penyebaran virus penyebab Covid-19 dengan anjing rakun pertama kali dipublikasikan di The Atlantic. Laporan tersebut merupakan hasil analisis dari data yang telah diunggah oleh CDC China di GISAID.
Urutan genomik baru dari virus SARS-CoV-2 tersebut didapatkan dari sampel yang berasal dari pasar di Wuhan, China, tempat kasus pertama Covid-19 ditemukan pada 2020. Temuan atas data genetik anjing rakun yang membawa virus penyebab Covid-19 setidaknya telah memberikan petunjuk baru mengenai rantai penularan Covid-19 yang akhirnya sampai ke manusia.
Dalam Reuters disebutkan, data yang telah dipublikasikan di GISAID bukan dihapus, melainkan ditarik kembali untuk diperbarui. Profesor Institut Mikrobiologi dari Akademi Ilmu Pengetahuan China yang juga mantan Kepala CDC China, George Gao, menyampaikan bahwa data yang diunggah tersebut juga bukan hal baru.
Temuan ini menjadi indikasi yang kuat bahwa hewan di pasar telah terinfeksi. Tidak ada penjelasan lain yang lebih masuk akal.
Meski begitu, menurut Angela Rasmussen, ahli virologi yang terlibat dalam laporan baru tersebut, menyampaikan, keberadaan materi genetik virus SARS-CoV-2 dan anjing rakun dalam sampel tes usap yang sama setidaknya menunjukkan bahwa hewan liar yang terinfeksi virus ditemukan di pasar tersebut. Dengan demikian, itu dapat berpotensi menjadi penyebab penyebaran virus.
”Temuan ini menjadi indikasi yang kuat bahwa hewan di pasar telah terinfeksi. Tidak ada penjelasan lain yang lebih masuk akal,” katanya.
AFP/HECTOR RETAMAL
Anggota tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berada di dalam bus setelah selesai menjalani karantina 14 hari di Wuhan, China.
Ahli penyakit menular dari University of Edinburgh, Mark Woolhouse, menuturkan, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui urutan genetik dari anjing rakun yang terinfeksi dengan perjalanan virus Covid-19. Apabila virus yang ditemukan pada anjing rakun lebih awal dibandingkan yang ditemukan pada manusia, itu akan menguatkan bukti bahwa penularan Covid-19 berasal dari pasar tersebut.
Setelah melakukan kunjungan selama seminggu ke China untuk mempelajari asal-usul pandemi, WHO juga pernah merilis laporan pada 2021 yang menyimpulkan penularan Covid-19 kemungkinan besar menular ke manusia dari hewan. Hal itu sekaligus menepis adanya kemungkinan penyebaran virus SARS-CoV-2 yang berasal dari kebocoran laboratorium.