Kepergian Nani Wijaya Dikenang Para Pemain ”Bajaj Bajuri”
Nani Wijaya meninggal di usia 78 tahun. Pemain film yang terkenal dengan serial "Bajaj Bajuri" ini dikenal disiplin dan profesional oleh rekan kerjanya.
Pemain film senior Nani Wijaya (78), Kamis (16/3/2023) dini hari, berpulang karena sakit. Pemeran Emak dalam Bajaj Bajuri itu sempat dirawat di ruang Instalasi Gawat Darurat RS Fatmawati sejak awal bulan ini, tetapi tak kunjung membaik.
Kepergiannya membawa kesedihan bagi banyak orang, termasuk keluarga kru sinetron komedi situasi Bajaj Bajuri yang kembali melambungkan nama almarhumah di dunia seni peran. Saleh Ali Bawazier yang lebih dikenal sebagai Said Bajuri menyatakan kesedihannya atas berpulangnya Emak, demikian panggilan akrab para kru dan pemain Bajaj Bajuri bagi Nani.
”Ane sedih sekali. Semalam sebenarnya sudah mau berangkat ke rumah sakit karena di grup WhatsappBajaj Bajuri diumumkan kalo Emak butuh transfusi darah. Ya udah ane siap berangkat buat donor darah biar kebutuhan Emak segera terpenuhi. Kebetulan golongan darah ane dan Emak sama, golongan darah O. Tetapi, waktu mau berangkat dapat kabar lagi dari keluarga. Transfusinya besok aja. Ane disuruh datang jam 8 tadi pagi. Abis shalat Subuh, saya dapat kabar, Emak sudah meninggal,” tutur Said dengan nada sedih pada Kamis malam (16/3/2023).
Said yang menjadi salah satu lawan main Nani di Bajaj Bajuri tak sempat mengantarnya ke peristirahatan terakhir karena ada pekerjaan di Semarang. ”Tadi pagi saya ke rumah Emak di Sentul, lalu harus segera ke bandara untuk terbang ke Semarang. Pengin antar, tetapi tak bisa,” lanjut Said lewat telepon dari Semarang.
Ia menceritakan, Nani di matanya sudah seperti ibunya sendiri karena keduanya bekerja bersama selama sekitar lima tahun di sinetron komedi situasi itu. Selain penuh perhatian, Nani adalah pribadi yang sangat rendah hati dan profesional. Ia mencontohkan, meskipun saat itu Sukma Ayu, putri Nani, sedang dirawat di RS dan ia mendapat dispensasi dari sutradara, Nani tetap datang ke tempat shooting tepat waktu.
Jika kena macet di jalan, Nani tak segan turun dari mobil yang mengantarnya untuk naik ojek ke tempat shooting. ”Disiplin dan sikap profesionalnya luar biasa. Mengagumkan. Saya, semua kru, serta pemain banyak belajar dari Emak,” kata Said lagi.
Usai drama komedi situasi itu tak lagi diputar di televisi, relasi antara kru dan seluruh pemain, termasuk Nani, terus terjalin lewat grup WA dengan nama Bajaj Bajuri.Pertemuan rutin, misalnya saat Nani ulang tahun, menjadi saat para anggota keluarga besar Bajaj Bajuri berkumpul. Terakhir ketika Nani ulang tahun pada November 2022, semua kru dan pemain berkumpul di rumah Nani, tetapi Said tak bisa ikut karena ada pekerjaan yang tak bisa ditinggalkan.
Menurut Sinta Dewi, pemeran Nurmala di Bajaj Bajuri, Nani Wijaya merupakan sosok yang tidak pernah membedakan pemain baru dan pemain lama. ”Ia selalu membimbing, baik pemain baru maupun lama. Selain itu, ia juga sangat dekat dengan semua pemain. Ia suka nyubitin pipi saya,” katanya.
Sinta menjelaskan, ia terakhir kali bertemu dengan Nani Wijaya pertengahan Desember tahun lalu. Saat itu Mat Solar berulang tahun. Sejumlah pemeran Bajaj Bajuri datang ke rumah Mat Solar di daerah Pamulang, Tangerang Selatan. ”Saya tidak menyangka itu menjadi pertemuan terakhir saya dengan Nani Wijaya,” kata Sinta.
Menurut Sinta, Nani Wijaya punya ingatan yang sudah tidak terlalu bagus. Oleh karena itu, interaksi banyak dilakukan dengan keluarga. ”Dua hari lalu, anaknya meminta didoakan untuk operasi saluran pernapasan. Keluarga juga menjelaskan bahwa progressudah membaik. Makanya, saya sangat kaget ketika mendapat kabar Nani Wijaya sudah tidak ada,” kata Sinta.
Selama aktif shooting, menurut Nurmala, Nani Wijaya sering mengingatkan pemain agar datang shooting tepat waktu. Nani Wijaya bahkan pernah meninggalkan mobilnya di suatu tempat, kemudian melanjutkan perjalanan dengan naik ojek agar bisa sampai di lokasi shooting tepat waktu.
Disiplin dan sikap profesionalnya luar biasa. Mengagumkan. Saya, semua kru, dan pemain banyak belajar dari Emak.
Peran penting
Pengamat film kawakan Marselli Sumarno mengenang Nani sebagai pribadi yang sangat rendah hati dan amat profesional dalam menjalankan perannya sebagai pemain film. Nani yang sudah bermain film sejak usia 20-an tahun tak pernah pilih-pilih peran dan yang sering ia dapatkan adalah menjadi pemain pemeran pembantu.
”Ia selalu mendapat peran itu dan walau sudah mendapat piala Citra dua kali, ia tetap bersedia menerima peran pemain di posisi yang sama, spesialis peran pembantu. Ia tak pernah berusaha menonjolkan diri dengan minta menjadi pemeran utama di film yang ia mainkan,” papar Marselli pada Kamis malam.
Namun, Marselli yang juga mengajar di Fakultas Film Institut Kesenian Jakarta itu menilai peran Nani di dalam film sangat penting karena ia menjadi semacam penghubung, pembawa pesan dari pemeran utama kepada pemain lain, sehingga cerita alur cerita berjalan lancar. Nani juga seorang pribadi yang sangat serius mendedikasikan dirinya sebagai pemain film.
Pernah di suatu film yang disutradari Sjumanjaya, ia harus memerankan tokoh perempuan yang difabel sehingga sulit berjalan. Dalam film itu ia harus melakukan shooting di tempat yang sulit dijangkau oleh seorang difabel, tetapi ia melakoni peran itu tanpa cela. ”Sungguh almarhumah orang yang sangat profesional dan berdedikasi kepada profesinya,” kata Marselli. Belum lagi perannya di film bertema remaja, seperti Catatan Si Boy pada 1987 dan Catatan Si Boy IV tahun 1990.
Walau Nani merupakan pemain senior, justru namanya terus dikenal masyarakat, terutama kalangan penggemar film, karena ia selalu muncul setiap tahun di film layar lebar. Menurut Marselli, setidaknya setiap tahun selama 50 tahunan Nani berkarya, wajahnya muncul di film layar lebar. Tak heran khalayak pun mengenalnya cukup baik.
Pada 2000-an, Nani kemudian beralih bermain di komedi situasi, salah satunya, Bajaj Bajuri. Ia juga melihat Nani bermain dengan apik dan bisa mengimbangi lawan mainnya yang merupakan orang-orang muda.
Nani Wijaya yang lahir di Cirebon, Jawa Barat, mulai berakting di film layar lebar tahun 1960 dan sudah membintangi lebih dari 50 film layar lebar. Sepanjang berkarier, Nani pernah meraih dua kali Piala Citra.Film yang membuatnya mendapat penghargaan Aktris Pendukung Terbaik ia dapat dari film berjudul Yang Muda Yang Bercinta (1978)dan Aktris Pendukung Terbaik di film R.A Kartini (1982). Dalam film itu, ia berperan sebagai ibu dari RA Kartini. Konsistensi dan dedikasi Nani kepada dunia seni peran membuat ia menerima ganjaran anugerah Lifetime Achievement Award di Festival Film Bandung tahun 2010.
Selamat jalan, Emak Nani Wijaya, sosok pemain film andal yang rendah hati.