logo Kompas.id
HumanioraProgram “Food Estate”...
Iklan

Program “Food Estate” Kontradiktif dengan Kondisi Indonesia

Masalah di Indonesia bukan terkait produksi, melainkan distribusi atau keterjangkauan pangan. Upaya untuk mencapai ketahanan pangan harus tetap mengedepankan aspek ketersediaan, keterjangkauan, dan kemanfaatan.

Oleh
PRADIPTA PANDU
· 3 menit baca
Di hari Kartini, pekerja perempuan di lahan food estate tetap bekerja menanam padi yang sudah disiapkan pemerintah di Desa Bentuk Jaya, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, April 2021.
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO

Di hari Kartini, pekerja perempuan di lahan food estate tetap bekerja menanam padi yang sudah disiapkan pemerintah di Desa Bentuk Jaya, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, April 2021.

JAKARTA, KOMPAS — Program lumbung pangan atau food estate yang terus dikembangkan pemerintah sampai saat ini dinilai tidak relevan dengan kondisi Indonesia. Sebab, Indonesia tidak dalam kondisi krisis atau rawan pangan. Upaya untuk mencapai ketahanan pangan pun harus mengedepankan aspek ketersediaan, keterjangkauan, dan kemanfaatan.

Peneliti sosiologi pertanian-pangan sekaligus pengajar di Institut Teknologi Bandung (ITB), Angga Dwiartama, menyampaikan, lumbung pangan merupakan salah satu contoh pertanian skala besar dan banyak dilakukan di seluruh dunia. Namun, agroekologi di negara tersebut akan menjadi sangat rentan ketika sistem pertanian bersifat monokultur dalam skala besar.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000