Australia Tawarkan Beasiswa Studi Singkat Industri Kreatif dan Budaya
Pemerintah Australia mendukung peningkatan sumber daya manusia Indonesia di bidang industri kreatif dan budaya. Tawaran studi singkat ke Australia ditujukan untuk mendukung tumbuhnya UMKM industri kreatif dan budaya.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Australia menyediakan beasiswa studi singkat untuk masyarakat Indonesia yang bergerak di industri kreatif lewat beasiswa Australia Awards. Studi singkat ini akan membantu para pemimpin bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM di bidang industri kreatif dan budaya di Indonesia untuk lebih terhubung dan berintegrasi dengan pasar Australia.
”Studi ini akan menciptakan kesempatan bagi para pemimpin UMKM untuk mengunjungi lembaga-lembaga budaya dan pendidikan kelas dunia di Australia dan memperoleh akses ke para pemimpin di sektor ekonomi kreatif dan digital kami,” kata Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams PSM, Kamis (9/2/2023).
Menurut Penny, dengan berinvestasi di industri kreatif dan budaya, Pemerintah Australia dan Indonesia tidak hanya memperkuat hubungan ekonomi, tetapi juga semakin memperdalam pemahaman budaya. Seluruh tujuan ini sejalan dengan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA), program kerja Katalis IA-CEPA, dan Kemitraan untuk Pemulihan.
Industri kreatif, lanjut Penny, sangat penting bagi perekonomian Australia dan Indonesia. Berdasarkan data terakhir (2017-2018), kegiatan budaya dan kreatif menyumbang sekitar 115,2 miliar dollar Australia bagi perekonomian Australia. Pada 2020 ekonomi kreatif Indonesia juga berkontribusi sebesar Rp 1.211 triliun terhadap nilai produk domestik bruto nasional.
Studi singkat ini dibuka untuk 25 pemimpin UMKM yang tengah berkembang di sektor kreatif dan budaya dari Indonesia bagian timur. Program meliputi workshop sebelum keberangkatan, studi singkat di Australia selama dua minggu pada Juni atau Juli 2023, dan workshop setelah keberangkatan. Pendaftar minimal berusia 18 tahun, terbuka bagi laki-laki dan perempuan, serta penyandang disabilitas.
Terkait pendidikan tinggi bagi mahasiswa yang menempuh pendidikan di institusi pendidikan Australia, Pemerintah Australia menjamin adanya pengakuan kualifikasi secara adil, transparan, dan tidak diskriminatif di seluruh dunia. Hal ini sejalan dengan Konvensi Global UNESCO yang baru tentang Pengakuan terhadap Kualifikasi Pendidikan Tinggi.
”Ratifikasi Konvensi Global oleh Australia merupakan tonggak pencapaian yang signifikan di bidang pendidikan,” kata Menteri Pendidikan Australia Jason Clare.
Gangguan pandemi global terhadap akses dan keberlangsungan pendidikan menunjukkan pentingnya menyediakan pendidikan berkualitas tinggi melebihi metode tradisional, yaitu tatap muka di negara lokasi.
Partisipasi Australia dalam Konvensi Global menjamin mahasiswa bahwa mereka dapat lebih mudah untuk mengakses studi atau pendidikan tingkat tinggi, termasuk kualifikasi, menggunakan berbagai bentuk pembelajaran seperti online atau pembelajaran gabungan, joint degree, program microcredentials dan offshore campus delivery.
Sebanyak 1,4 juta mahasiswa internasional belajar di universitas Australia setiap tahunnya. ”Sekarang, mereka dapat menjadi lebih percaya diri atas kualifikasi Australia yang telah diperoleh, baik telah ditempuh secara tatap muka maupun online, dan mendapatkan pengakuan di negara lain, sehingga membantu mereka untuk mengakses pendidikan tinggi di luar negeri, serta mengejar kesempatan kerja yang lebih besar,” kata Jason.
Sementara itu, Menteri Keterampilan dan Pelatihan Australia Brendan O’Connor mengatakan, Australia memiliki sistem pendidikan dan pelatihan yang komprehensif dengan jalur yang terbentuk antarsekolah, pendidikan kejuruan dan pelatihan, serta pendidikan tinggi dan pekerjaan.
”Menjadi bagian dari Konvensi Global akan meningkatkan pengakuan internasional terhadap lulusan pendidikan kejuruan dan pelatihan kelas dunia Australia yang dilengkapi keterampilan yang siap untuk pekerjaan abad ke-21,” ujarnya.