Pengukuran Indeks Daya Saing Daerah Pacu Ekosistem Inovasi
BRIN meluncurkan Indeks Daya Saing Daerah untuk mengukur kondisi daya saing suatu daerah, khususnya terkait ekosistem inovasi. Kehadiran data ini diyakini dapat membangun dan memacu ekosistem inovasi di daerah.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·4 menit baca
KOMPAS/VINA OKTAVIA
Mahasiswa yang terlibat riset smart farming system meninjau budidaya melon di rumah kaca di Kebun Raya Itera, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, Selasa (13/12/2022).
JAKARTA, KOMPAS — Penyusunan Indeks Daya Saing Daerah dapat mendorong daerah melalui Badan Riset dan Inovasi Daerah atau BRIDA untuk terus meningkatkan ekosistem inovasi. Daerah diingatkan agar tidak terlalu fokus untuk membuat wilayahnya sebagai pusat iptek, tetapi harus membangun ekosistem riset yang kuat terlebih dahulu.
Hal tersebut mengemuka dalam kegiatan Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) BRIDA di Gedung BJ Habibie, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Jakarta, Selasa (7/2/2023). Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pembinaan teknis sebagai upaya penguatan riset dan inovasi di daerah guna mendukung pembangunan berkelanjutan.
Dalam Rakortek ini juga diluncurkan Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana kondisi daya saing suatu daerah ditinjau dari komponen lingkungan pendukung, sumber daya manusia, pasar, dan ekosistem inovasi.
Pengukuran IDSD 2022 tidak lagi menggunakan data penilaian pribadi dari pemerintah daerah (pemda). Namun, pengukuran IDSD saat ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari kementerian/lembaga sebagai produsen data indikator daya saing.
Hal yang lebih penting dan krusial ialah membangun ekosistem riset serta membuat sumber daya manusia menjadi kreatif sehingga bisa menemukan solusi untuk berbagai persoalan di sekitarnya.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyampaikan, pengukuran IDSD bukan sebuah nilai yang ditujukan untuk membuat peringkat suatu wilayah. Akan tetapi, pemda harus melihat IDSD sebagai data sebagai cerminan kekurangan ataupun kelebihan suatu daerah.
KOMPAS/PRADIPTA PANDU MUSTIKA
Perusahaan pembuat pesawat nirawak Inaero memamerkan salah satu produknya dalam acara Indonesia Research and Innovation (InaRI) Expo 2022 di Gedung ICC Cibinong Science Center, Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/10/2022).
”Terdapat banyak indikator di IDSD, yakni 62 untuk provinsi dan 48 untuk kabupaten/kota. Indikator ini berkorelasi dengan indeks daya saing global Indonesia. Jadi, hal terpenting ialah menganalisis dan memperbaiki indikator yang lemah,” ujarnya.
Meski demikian, Handoko mengingatkan pemerintah daerah tidak fokus untuk membuat wilayahnya menjadi pusat iptek dan riset. Akan tetapi, hal yang lebih penting dan krusial ialah membangun ekosistem riset serta membuat sumber daya manusia menjadi kreatif sehingga bisa menemukan solusi untuk berbagai persoalan di sekitarnya.
”Fokus kedua adalah membawa pola pikir untuk melakukan pengambilan keputusan atau pembuatan kebijakan dengan berbasis iptek dan data. Dengan begitu, apa pun kebijakan yang dibuat bisa diterima karena memiliki dasar yang kuat,” katanya.
Hingga 1 Februari 2023, telah terbentuk 6 BRIDA di tingkat provinsi, yakni Bali, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Papua Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Tenggara. Selain itu, 24 provinsi lainnya juga masih dalam pembentukan BRIDA. Sementara di tingkat kabupaten/kota telah terbentuk 25 BRIDA.
FAKHRI FADLURROHMAN
Salah satu stan dari Papua Barat memamerkan hasil risetnya di Gedung ICC, Cibinong Science Center, Bogor, Kamis (27/10/2022).
BRIN terus mendorong provinsi lainnya mulai melakukan pembentukan BRIDA karena hal ini sangat penting untuk penguatan ekosistem riset di daerah. Nantinya, pemerintah provinsi akan memiliki wewenang untuk mengoordinasi dan menyinkronkan seluruh kegiatan riset di tingkat kabupaten dan kota.
Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan InovasiBRIN Agus Haryono menyebut bahwa BRIN terus memberikan dukungan terhadap BRIDA, khususnya dalam pendanaan riset bersama. Ke depan, BRIN dan BRIDA juga akan ada skema pendanaan riset barusesuai dengankebutuhan spesifik yang diusulkan oleh daerah.
”Skema riset ini akan dikompetisikan secara nasional sehingga nantinya peneliti-peneliti unggul yang akan melakukan riset tersebut. Kami berharap topik riset yang diangkat sesuai dengan kebutuhan dan dapat mengatasi permasalahan di daerah sehingga akan lebih bermanfaat bagi pembangunan daerah tersebut,” tuturnya.
Data citra satelit
Upaya lainnya yang dilakukan BRIN untuk mendukung perencanaan pembangunan di daerah ialah dengan memperkuat layanan data citra satelit. Selama ini, data citra satelit ini juga telah dilakukan pemda melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) untuk kebutuhan pembuatan ataupun analisis rencana tata ruang wilayah (RTRW).
KOMPAS/RIZA FATHONI
Anggota staf Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bagian Meteorology Early Warning Center di BMKG, Jakarta memonitor citra liputan awan, arah dan kecepatan angin, serta sistem prakiraan kondisi kelautan, Senin (2/1/2023).
Kepala Organisasi Penerbangan dan Antariksa BRIN Robertus Heru Triharjanto mengatakan, BRIN akan melanjutkan layanan data citra satelitdengan kualitas dan kuantitas yang lebih baik dari sebelumnya. Dalam Rakortek ini juga akan memberikan pembinaan teknis dalam pembuatan data spasial atau informasi spasial yang dibutuhkan daerah.
Heru mengakui bahwa saat ini pelayanan data citra satelit masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, BRIN akan terus memperbaiki sistem tersebut, terutama untuk layanan data citra satelit di daerah yang sering berawan seperti Papua dan Kalimantan Timur.
”Kami akan memperbaiki kekurangan ini agar daerah tersebut bisa mendapatkan citra satelit dengan resolusi sangat tinggi yang diperbarui setiap tahun. Citra ini juga bisa dikombinasikan dengan berbagai data yang ada di pemda menjadi biotropical information system,”ucapnya.