Dukungan Pemerintah pada Industri Film Perlu Konsisten
Dunia perfilman saat ini bahkan menerima siapa pun yang mendaftar akibat kekurangan sumber daya manusia baik secara kuantitas maupun kualitas. Karena itu, dukungan yang diberikan diharapkan berorientasi jangka panjang.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Upaya pemerintah untuk mendukung ekosistem perfilman mendapat respons positif oleh sineas. Dukungan tersebut diharapkan berlangsung secara konsisten tanpa gangguan kepentingan politik tertentu. Sektor dalam dunia perfilman masih luas dan terbuka lebar untuk dikembangkan.
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi berupaya mendukung ekosistem perfilman dalam bentuk pendidikan. Upaya ini diwujudkan dalam bentuk pelatihan bagi para sineas muda dari sejumlah daerah. Selain itu, peluang bagi sineas untuk tampil di kancah internasional juga dibuka lebar.
Ketua Indonesian Film Directors Club (IFDC) Ifa Isfansyah mengatakan, dukungan pemerintah harus konsisten dan berlangsung dalam jangka panjang. Program yang dicanangkan sebaiknya terus ditingkatkan dan tidak terpengaruh oleh pergantian agenda pemerintah.
”Dukungan ini harus dilakukan secara konsisten mulai dari pendidikan, pendanaan, dan partisipasi komunitas film. Sineas muda dari daerah diharapkan ikut berpartisipasi di dalamnya,” ujar Ifa saat dihubungi di Jakarta, Minggu (5/2/2023).
Dunia perfilman saat ini bahkan menerima siapa pun yang mendaftar akibat kekurangan SDM baik kuantitas maupun kualitas. Kekurangan ini mencakup seluruh elemen perfilman mulai dari sutradara, produser, penulis, pemain, manajer lokasi, teknisi musik, dan lainnya.
Penguatan pendidikan, kata Ifa, berlangsung secara formal dan non formal. Untuk non formal butuh penguatan komitmen dari para pengajar, sedangkan dari sektor non formal seperti peningkatan kapasitas sineas dari pelatihan dan lokakarya.
Sumber daya manusia
Sutradara Joko Anwar menuturkan, masih banyak ruang yang bisa didukung pemerintah ke depannya. Dunia perfilman Indonesia masih terkendala oleh sumber daya manusia (SDM) yang kurang mumpuni. Hal ini dapat diperkuat dengan dukungan pada sektor pendidikan formal.
”Mempertahankan dan meningkatkan kapasitas dunia perfilman Indonesia membutuhkan SDM yang baik. Membangun sekolah perfilman atau setidaknya membuka jurusan terkait film merupakan dukungan penting saat ini,” kata Joko.
Dunia perfilman saat ini bahkan menerima siapa pun yang mendaftar akibat kekurangan SDM baik kuantitas maupun kualitas. Kekurangan ini mencakup seluruh elemen perfilman mulai dari sutradara, produser, penulis, pemain, manajer lokasi, teknisi musik, dan lainnya. Padahal, industri perfilman dalam kondisi baik yang tecermin dari 54,07 juta penonton film Indonesia tahun 2022.
Salah seorang sineas muda asal Nusa Tenggara Timur, Damian Sallis (22), menyambut baik upaya pemerintah untuk mendukung karya sineas–termasuk kalangan muda. Dukungan dari pemerintah turut membawa semangat baru untuk meramaikan ekosistem perfilman Tanah Air.
Meskipun demikian, wujud dukungan diharapkan tidak berhenti sampai di sana saja. Perluasan hingga beasiswa kuliah film, pendanaan untuk kegiatan kreatif dan lainnya, kata Damian, juga penting dalam industri perfilman.
Sineas muda asal Sulawesi Utara, Nurrul Nelwan (25), menambahkan, ekosistem perfilman saat ini membuka kesempatan dan peluang untuk sineas muda berkarya dengan adanya bantuan pendanaan. ”Pendanaan saat ini sangat banyak mulai dari sponsor, kerja sama bahkan sukarela dari para pembuatnya. Semuanya tergantung kemampuan sineas untuk mendapatkan informasinya,” ungkapnya.
Selain itu, distribusi film merupakan upaya untuk mempertemukan sineas muda dengan penonton. Komunitas yang ada saat ini secara masif membuka pemutaran film baik pendek maupun panjang di daerah-daerah. Film pendek ini dapat dijadikan sarana untuk belajar dan mengasah kemampuan sineas muda sebelum membuat karya layar lebar.
Film yang dihasilkan sineas muda juga dapat disalurkan pada festival film lokal maupun luar negeri. Film tersebut umumnya yang mengandung isu lokal tetapi dikemas sesuai kebutuhan pasar global.