Letusan Toba Berdampak Besar pada Kehidupan di Bumi
Letusan dahsyat ”supervolcano” Toba di Sumatera 74.000 tahun lalu telah menyebabkan gangguan iklim parah di banyak wilayah di dunia. Diperkirakan telah membunuh sebagian besar tanaman dan makhluk hidup di Bumi.
Oleh
HIDAYAT SALAM
·3 menit baca
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Panorama Danau Toba, Sumatera Utara, dilihat dari gardu pandang Tele yang berada di sisi barat danau. Danau Toba yang memiliki luas 1.780 kilometer persegi terbentuk dari letusan Gunung Toba sekitar 74.000 tahun lalu.
JAKARTA, KOMPAS — Supervolcano menimbulkan ancaman besar terhadap kehidupan di Bumi. Salah satunya, letusan dahsyat supervolcano Toba di Sumatera 74.000 tahun lalu telah menyebabkan gangguan iklim parah di banyak wilayah di dunia. Kini, dasar kaldera tersebut dipenuhi dengan air dan menjadi danau terbesar yang menjadi salah satu tujuan wisatawan.
Geoscientist Jonathan Tarigan dari Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark (BP TCUGG) menjelaskan, letusan gunung api di Indonesia yang berdampak pada peradaban di sekitarnya salah satunya adalah Gunung Toba. Gunung ini meletus sangat dahsyat puluhan ribu tahun lalu dan mengakibatkan musim dingin selama enam tahun.
Diperkirakan, saat meletus, Gunung Toba mengeluarkan 720-1.300 mil kubik magma dan abu vulkanik mencapai 25 mil atau 40.225 kilometer. Tak hanya menyebabkan perubahan cuaca ekstrem, dampak letusan ini diperkirakan telah membunuh sebagian besar tanaman dan makhluk hidup di Bumi, termasuk manusia purba.
Menurut Jonathan, supervolcano Toba menyisakan jejak bentang alam yang khas berupa sebuah danau vulkanik terbesar, dikenal Danau Toba. Terlebih, bukit-bukit yang mengelilingi Danau Toba tersebut terbentuk akibat proses vulkanis letusan Gunung Toba ribuan tahun silam.
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
Pemandangan salah satu sudut Danau Toba, Sumatera Utara, Juli 2016.
”Diketahui letusan pada 74.000 tahun itu membentuk cekungan besar, lalu terisi air, dan kini dikenal dengan Danau Toba,” ujar Jonathan saat webinar ”Supervolcano Toba dan Peradaban di Sekitarnya”, Sabtu (4/2/2023).
Potensi
Dalam perkembangan peradaban di Kaldera Toba terdapat empat suku lokal hingga saat ini, mulai dari Batak Toba, Batak Simalungun, Batak Karo, hingga Batak Pakpak. Karena itu, peradaban ini melahirkan kebudayaan di sekitar kawasan yang sangat beragam.
Gunung ini meletus begitu dahsyat sekitar puluhan ribu tahun yang lalu, yang mengakibatkan musim dingin selama enam tahun.
Jonathan menilai, penetapan Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark pada 2020 memberikan kesempatan dan tanggung jawab bagi masyarakat setempat untuk mengembangkan perekonomian serta pembangunan berkelanjutan di kawasan tersebut.
Mitigasi bencana
Peneliti Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong, Ma'rufin Sudibyo, mengatakan, sejak jutaan tahun lalu, kawasan Indonesia ditekan tiga lempeng dari arah selatan, utara, dan timur. Indonesia juga merupakan bagian dari Cincin Api Pasifik. Hal ini yang menyebabkan muncul deretan gunung api membentang dari Sumatera, Jawa, Kepulauan Sunda Kecil, hingga Maluku Utara.
BERITA DI HALAMAN 1
Hanya berselang dua bulan, Gunung Api Soputan di Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Minggu (12/12) pagi, kembali meletus dengan menyemburkan asap disertai debu setinggi sekitar 700 meter.
Menurut Ma’rufin, tercatat gunung api di Indonesia sebanyak 129 gunung dan 79 di antaranya dikategorikan aktif. Gunung aktif di Indonesia berdasarkan sejarah letusannya, dikombinasikan dengan karakteristik, bentang alam puncak, struktur gunung api, dan tipe letusannya.
Sebanyak 76 gunung berapi aktif itu memiliki peta kawasan rawan bencana (KRB) satu, dua, dan tiga yang berdasarkan bahaya primer dan sekunder. Peta ini mencakup jenis dan sifat bahaya gunung api, daerah rawan bencana, arah atau jalur penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos penanggulangan bencana.
Ma’rufin mengatakan, upaya mitigasi itu telah berhasil mereduksi korban bencana letusan gunung api. Letusan Gunung Kelud pada 1919 mengakibatkan sekitar 5.000 korban jiwa langsung dan pada 2014 letusan Gunung Kelud mengakibatkan tiga korban jiwa tak langsung.
”Mitigasi bencana gunung api di wilayah kita cukup baik ketimbang mitigasi bencana geologi yang lainnya, langkah ini sedikit lebih maju,” ucapnya.