Pameran ”New Hope”, Manifestasi Harapan Para Perupa
Galeri Nasional Indonesia menggelar pameran ”New Hope” pada 3-23 Februari 2023. Pameran menampilkan 91 karya dari 30 perupa.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI
Suasana pembukaan pameran New Hope” di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Jumat (3/2/2023). Pameran ini menampilkan 91 karya dari 30 seniman dalam dan luar negeri.
JAKARTA, KOMPAS — Pameran seni rupa kontemporer ”New Hope” menampilkan 91 karya dari 30 perupa dalam dan luar negeri. Karya mereka merupakan manifestasi harapan akan kehidupan yang lebih baik.
Pameran diadakan di Galeri Nasional Indonesia mulai Jumat (3/2/2023) hingga 23 Februari 2023. Pameran ini digelar atas kerja sama galeri seni yang kini berbasis di Bali, Art Xchange Gallery (AXG); Galeri Nasional Indonesia; serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek).
Kurator pameran Arif Bagus Prasetyo mengatakan, dunia dalam kondisi sulit beberapa tahun terakhir karena pandemi Covid-19 dan perang antarnegara. Kondisi masa depan pun diperkirakan sulit karena krisis lingkungan, pangan, hingga energi.
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI
Suasana pembukaan pameran New Hope” di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Jumat (3/2/2023). Pameran ini menampilkan 91 karya dari 30 seniman dalam dan luar negeri.
Pameran ini menjadi refleksi terhadap masa depan yang penuh harapan, menggantikan masa-masa sulit sebelumnya. Arif mengatakan, harapan dapat dikomunikasikan ke publik melalui seni.
”Pameran ini dirancang untuk menyuarakan harapan,” kata Arif di Jakarta. ”Kita semua harus punya harapan di situasi apa pun karena hanya dengan itu kita mampu melewati kesulitan. Seni sendiri adalah manifestasi dari harapan,” tambahnya.
Pameran ini menjadi refleksi terhadap masa depan yang penuh harapan, menggantikan masa-masa sulit sebelumnya.
Gambaran harapan bisa terlihat di lukisan berjudul ”The Deception of Pangeran Diponegoro” karya R Sumantri MS. Lukisan ini diadaptasi dari lukisan ”Penyerahan Pangeran Diponegoro” karya pelukis Belanda pada abad ke-19, Nicolaas Pieneman. Ada sejumlah pahlawan super di lukisan tersebut, seperti Wonder Woman, Batman, Superman, Iron Man, dan Flash.
Suasana pembukaan pameran New Hope” di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Jumat (3/2/2023). Pameran ini menampilkan 91 karya dari 30 seniman dalam dan luar negeri.
Sumantri juga melukis ”Arjuna Vs Hulk” yang menampilkan Hulk dan ksatria dalam dunia pewayangan Indonesia, Arjuna. Ada pula Gatot Kaca dan Superman dalam lukisan ”You Win”.
”Superhero juga manifestasi harapan. Di setiap kebudayaan, karakter pahlawan super pasti ada. Superhero jadi universal karena menggambarkan harapan terdalam (publik) soal keadilan, kebaikan, dan sebagainya,” kata Arif.
Pelaksana Tugas Kepala Museum dan Cagar Budaya Kemendikbudristek Pustanto menambahkan, ini pameran pertama di Galeri Nasional Indonesia pada 2023. Pameran diharapkan mewakili optimisme dunia seni.
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI
Suasana pembukaan pameran New Hope” di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Jumat (3/2/2023). Pameran ini menampilkan 91 karya dari 30 seniman dalam dan luar negeri.
Isu lingkungan
Selain itu, ada pula karya seni yang menggambarkan isu masyarakat modern. Perupa I Made Santika Putra, misalnya, membuat instalasi bertajuk ”Who is the Predator Now?” untuk bicara soal lingkungan.
Instalasi berbentuk ikan hiu hitam itu dibuat dari plastik, karet, dan kawat. Material tersebut menyembul keluar dari bagian tengah tubuh hiu hingga ekor. Hal ini menggambarkan laut yang tercemar oleh sampah.
”Sampah jadi bagian dari tubuh hiu karena lingkungan sudah tercemar oleh sampah. Akibatnya, dia (hiu) makan sampah. Kira-kira itu pesannya,” ucap Arif.
Ada pula seniman-seniman yang menampilkan isu pandemi Covid-19 hingga kehidupan beragama. Karya dibuat dalam berbagai bentuk, mulai dari lukisan, instalasi, patung, hingga tekstil. Teknik pembuatan karya juga beragam, mulai dari konvensional hingga modern dengan bantuan printertiga dimensi.
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI
Suasana pembukaan pameran New Hope” di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Jumat (3/2/2023). Pameran ini menampilkan 91 karya dari 30 seniman dalam dan luar negeri.
Seniman-seniman yang terlibat dalam pameran berasal dari banyak daerah, seperti Bali, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan. Ada juga seniman dari Malaysia dan Rusia.
Direktur AXG Benny Oentoro berharap, pameran ini dapat menjadi wadah ekspresi para perupa muda. Para perupa diharapkan berkembang dan menjadi bibit regenerasi dunia seni.