Meski Belum Ada yang Terkonfirmasi, Kabupaten Malang Waspadai Campak
Masyarakat perlu mewaspadai campak. Selain penguatan imunisasi terhadap anak balita, masyarakat juga diminta segera melapor ke dinas terkait begitu mengetahui ada gejala yang mengarah ke campak.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
KOMPAS/PRIYOMBODO (PRI)
Anak balita mendapat imunisasi dari petugas kesehatan di Posyandu Bougenvile, Larangan Selatan, Kota Tangerang, Banten, Sabtu (11/1/2020).
MALANG, KOMPAS — Meski sepanjang 2023 belum ada kasus terkonfirmasi campak di wilayahnya, Pemerintah Kabupaten Malang, Jawa Timur, tetap mewaspadai kemungkinan penyebarannya penyakit tersebut.
Selain penguatan imunisasi terhadap anak balita, masyarakat juga diminta segera melapor ke dinas terkait begitu mengetahui ada gejala yang mengarah ke campak sehingga segera bisa ditangani.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang Tri Awignami Astoeti, Jumat (3/2/2023) sore, mengatakan belum ada data terkonfirmasi positif campak selama Januari 2023 di wilayahnya.
Kasus yang dilaporkan berupa temuan 21 suspek campak. Mereka berasal dari beberapa kecamatan di Malang. Dinkes Kabupaten Malang telah mengirim sampel ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan di Surabaya.
Ilustrasi foto imunisasi anak-anak balita warga RW 006 Kelurahan Pasanggrahan, Kecamatan Ujungberung, Bandung, Jawa Barat.
Sejauh ini hasil pemeriksaan laboratorium belum keluar. Menurut informasi pihak laboratorium di Surabaya masih menunggu reagen. ”Reagennya habis. Mungkin sampai Maret baru ada,” ucapnya.
Tahun lalu campak juga ditemukan di Kabupaten Malang. Selama 2022 angka suspek di wilayah itu mencapai 146 orang, sedangkan positif campak delapan orang. Mereka bukan hanya balita, melainkan juga orang dewasa.
Reagennya habis. Mungkin sampai Maret baru ada (Tri Awignami).
”Jadi, kita bukan hanya waspada terhadap anak, melainkan juga orang dewasa meski imunisasinya hanya kepada anak. Makanya, setiap ada gejala yang mengarah ke campak agar segera dilaporkan agar kita bisa segera menangani,” ujarnya.
Melacak kasus
Sebelumnya, Kepala Dinkes Kabupaten Malang Wiyanto Wibowo mengatakan, sejauh ini belum ada perkembangan terkait campak di wilayahnya. Meski begitu, pihaknya tetap melakukan surveilans untuk melacak kasusnya.
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Anak balita dan orangtua menunggu giliran imunisasi saat kegiatan posyandu di lingkungan RW 011 Kelurahan Cinangka, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat, Rabu (24/8/2022).
Tanpa merinci data, menurut dia, cakupan imunisasi terhadap anak balita di Kabupaten Malang bagus. ”Campak, walaupun telah diimunisasi, kemungkinan muncul ada. Apakah imunisasinya tidak sempurna, harus kita lihat. Namun, memang campak rubela ini bisa diatasi,” katanya.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga mengimbau seluruh masyarakat mewaspadai penyakit campak rubela yang meningkat di sejumlah wilayah di Indonesia.
Dikutib dari laman Dinas Komunikasi dan Informasi Jatim, Khofifah meminta semua sektor kesehatan bersiap diri agar kasus campak pada anak bisa diantisipasi dengan penanganan terpadu agar penyebarannya tidak meluas.
Menurut Khofifah, peningkatan kasus campak disebabkan terjadinya penurunan cakupan imunisasi yang signifikan saat pandemi. Banyak anak tidak mendapatkan imunisasi secara rutin. Pemerintah provinsi akan berkoordinasi dengan kabupaten/kota untuk mengidentifikasi perkembangan kasus campak.