Manfaat atau Bahaya Kopi pada Ginjal Dipengaruhi Varian Genetik Seseorang
Penelitian terbaru menemukan, hubungan antara konsumsi kopi dan disfungsi ginjal bergantung pada variasi genetik, yang menekankan pentingnya nutrigenomik.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
KOMPAS/PRIYOMBODO
Latte art hasil dari pelatihan singkat barista di Dunia Kopi, Pasar Santa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (25/1/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Konsumsi kopi bisa dikaitkan dengan gangguan fungsi ginjal dan gagal ginjal pada sebagian orang. Namun, bagi orang lain kopi juga dapat melindungi dari penyakit ginjal. Penelitian terbaru menemukan bahwa hubungan antara konsumsi kopi dan disfungsi ginjal bergantung pada variasi genetik, yang menekankan pentingnya nutrigenomik.
Penelitian oleh tim peneliti dari University of Toronto dan University of Padova ini dipublikasikan di JAMA Network Open edisi Januari 2023. Studi ini merupakan observasi yang melibatkan lebih dari seribu peserta di Italia dan dikumpulkan lebih dari satu dekade.
Beberapa penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa kafein dikaitkan dengan gangguan fungsi ginjal dan gagal ginjal, sementara yang lain menemukan bahwa kopi dapat melindungi dari penyakit ginjal. Beberapa telah melihat apakah perbedaan genetik individu menjelaskan asosiasi positif atau negatif ini.
Penelitian ini akan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya rekomendasi nutrisi yang dipersonalisasi berdasarkan susunan genetik individu.
Jumlah kafein yang dikonsumsi seseorang juga tampaknya penting. Untuk studi saat ini, risiko disfungsi ginjal hanya signifikan pada orang yang minum tiga cangkir kopi atau lebih sehari, yaitu sekitar 300 miligram espresso Italia. Pedoman saat ini di Kanada dan Amerika Serikat merekomendasikan tidak lebih dari 400 mg per hari untuk orang dewasa yang sehat.
Dalam penelitian ini, para peneliti menunjukkan bahwa penanda disfungsi ginjal hampir tiga kali lebih tinggi pada peminum kopi berat dengan varian gen CYP1A2 yang membuat mereka memperlambat metabolisme kafein dibandingkan peminum kopi berat lainnya yang memiliki versi berbeda dari gen tersebut. Hal itu memungkinkan metabolisme kafein lebih cepat.
”Kami pikir metabolisme yang cepat dapat menghilangkan kafein dari sistem mereka dengan lebih efisien dan menghindari penumpukan kafein yang berbahaya,” kata Ahmed El-Sohemy, profesor ilmu nutrisi di Fakultas Kedokteran University of Toronto, yang turut kajian ini, dalam keterangan tertulis yang dikeluarkan kampus ini, Kamis (2/2/2023).
Menurut Sohemy, perbedaan individu dalam metabolisme kafein ini membantu menjelaskan mengapa penelitian sebelumnya tentang kopi dan penyakit ginjal tidak konsisten.
Para peneliti juga menemukan bahwa prevalensi varian gen CYP1A2 yang membuat orang memperlambat metabolisme kafein serupa pada kelompok studi dan populasi umum, yaitu sekitar 50 persen.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Barista difabel Irvan (24) membuat minuman kopi untuk peserta acara peringatan Hari Disabilitas Internasional di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (5/12/2022).
Banyak perusahaan dan klinik sekarang memasukkan CYP1A2 dalam tes genetik yang dipersonalisasi. Hal ini karena versi gen yang berbeda dapat memengaruhi risiko beberapa kondisi yang terkait dengan konsumsi kafein.
”Penyakit jantung, pradiabetes, dan hipertensi semuanya dipengaruhi oleh variasi CYP1A2, yang juga dapat mengubah kinerja atletik,” kata Sara Mahdavi, penulis pertama studi tersebut dan mantan rekan pasca-doktoral di lab El-Sohemy. ”Kami sekarang yakin apakah kopi merusak kesehatan ginjal, sebagian bergantung pada CYP1A2.”
Para peneliti mempelajari tiga penanda disfungsi ginjal: albuminuria (terlalu banyak protein albumin dalam urine), hiperfiltrasi (laju filtrasi glomerulus tinggi di ginjal), dan hipertensi.
Perkiraan menyebutkan prevalensi penyakit ginjal di Kanada sekitar 13 persen dengan sebagian besar kasus tidak terdiagnosis. Penyakit ginjal adalah penyebab utama kematian secara global.
”Mudah-mudahan, penelitian ini akan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya rekomendasi nutrisi yang dipersonalisasi berdasarkan susunan genetik individu,” kata Mahdavi. ”Ini adalah bidang penelitian dan praktik klinis yang menarik dengan masa depan yang sangat cerah.”
El-Sohemy adalah pendiri dan Chief Science Officer Nutrigenomix Inc, yang menyediakan pengujian genetik untuk nutrisi yang dipersonalisasi, termasuk gen CYP1A2 dan metabolisme kafein.