99 Persen Penduduk Indonesia Memiliki Antibodi Covid-19
Sebanyak 99 persen penduduk Indonesia telah memiliki antibodi virus SARS-CoV-2. Meski begitu, vaksinasi harus terus digenjot untuk menghindari risiko pemburukan dan kematian akibat Covid-19.
Oleh
HIDAYAT SALAM
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hasil sero survei nasional yang ketiga menunjukkan, 99 persen penduduk Indonesia telah memiliki antibodi virus SARS-CoV-2. Meski begitu, penularan Covid-19 masih mungkin terjadi. Masyarakat pun diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19 yang cakupannya saat ini masih rendah.
Survei serologi antibodi SARS-CoV-2 tersebut dilakukan di 99 kabupaten/kota pada Januari 2023 oleh Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan dan tim pandemi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI). Survei ini diikuti sebanyak 16.286 (94 persen) responden dari total responden 17.315 survei pada Juli 2022.
”Ini merupakan survei serologi yang ketiga kali, pertama pada Desember 2021, kemudian pada Juli 2022, dan ketiga pada Januari 2023,” ucap epidemiolog dari FKM UI yang terlibat dalam survei ini, Iwan Ariawan, di Kemenkes, Jakarta, Jumat (3/2/2023).
Iwan menjelaskan, terdapat 88 persen penduduk yang sudah punya antibodi Covid-19 pada Desember 2021. Lalu, jumlahnya meningkat menjadi 98 persen dan terakhir menjadi 99 persen penduduk yang telah mendapatkan antibodi dari virus SARS-CoV-2.
Selain itu, kadar antibodi masyarakat meningkat menjadi 3.207 unit per mililiter (u/ml) pada Januari 2023, dari sebelumnya 2.095 u/ml pada Juli 2022. Kadar antibodi pada orang dengan status vaksinasi dosis penguatnya lengkap juga bertambah (booster). Adapun berdasarkan umur, semakin tua seseorang maka semakin tinggi kadar antibodinya.
”Orang yang sudah vaksinasi penguat memiliki kadar antibodi tertinggi, yakni 5.259 u/ml. Sementara pada usia 60 tahun ke atas sebanyak 3.823 unit per mililiter,” kata Iwan.
Epidemiolog dari FKM UI, Pandu Riono, menambahkan, anggapan kadar antibodi akan menurun setelah enam bulan sejak mendapatkan vaksinasi Covid-19 tidak terjadi di Indonesia. Hasil sero survei menunjukkan, sebanyak 99 persen penduduk sudah memiliki antibodi dengan kadar antibodi yang juga meningkat.
”Masyarakat yang memiliki antibodi ini mendapatkannya dari vaksinasi maupun infeksi Covid-19. Sementara kadar antibodi orang yang sudah divaksin menjadi lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang yang belum divaksin,” tutur Pandu.
Bagi yang belum vaksinasi dosis satu agar segera vaksinasi dan seterusnya hingga vaksinasi dosis penguat. Vaksinasi itu penting karena virus SARS-CoV-2 masih ada dan terus bermutasi.
Oleh karena itu, ia juga mendorong agar masyarakat dapat melengkapi vaksinasi Covid-19. Bagi yang belum vaksinasi dosis satu agar segera vaksinasi dan seterusnya hingga vaksin dosis penguat. Vaksinasi penting karena virus SARS-CoV-2 masih ada dan terus bermutasi.
Menurut Pandu, hasil sero survei ini diperlukan sebagai basis data dalam membuat dan menentukan kebijakan. Hasil ini juga diharapkan dapat meningkatkan cakupan vaksinasi Covid-19 masyarakat.
”Hasil survei sebelumnya dipakai untuk meyakinkan pemerintah ketika menghentikan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) di Indonesia. Karena itu, kebijakan untuk mendorong vaksinasi dapat menjadi prioritas utama bagi pemerintah,” ucapnya.
Kepala BKPK Kemenkes Syarifah Liza Munira menuturkan, hasil survei ini juga akan digunakan dalam pengambilan kebijakan pengendalian pandemi sehingga kebijakan yang dihasilkan berbasis bukti. Berdasarkan perbandingan hasil tiga kali survei serologi, dapat disimpulkan bahwa melengkapi vaksinasi menjadi prioritas yang penting di tengah pandemi yang terus berlangsung.
Menurut Syarifah, orang yang sudah divaksin penguat memiliki kadar antibodi yang lebih tinggi daripada yang belum. Masyarakat juga diharapkan dapat menyadari bahwa antibodi yang terbentuk tidak dapat mencegah penularan. Antibodi bermanfaat untuk mencegah risiko perawatan di rumah sakit dan mencegah risiko kematian.
”Kadar antibodi tertinggi itu ada pada mereka yang sudah mempunyai vaksinasi booster. Adapun dalam satu tahun ini yang melengkapi status vaksinasinya, kadar antibodinya juga meningkat hampir tiga kali. Jadi, kita bisa lihat pentingnya melengkapi vaksinasi,” katanya.
Adapun data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 per 2 Februari 2023 menunjukkan, ada 204 juta penduduk yang sudah divaksin dosis pertama, 175 juta penduduk dosis kedua, 69 juta penduduk dosis ketiga, dan 1,4 juta orang dosis keempat. Ada penambahan penduduk yang divaksin dosis pertama sebanyak 2.551 orang, dosis kedua 2.982 orang, dosis ketiga 10.056 orang, dan dosis keempat atau penguat 151.429 orang.