Lindungi Lansia, Penularan Covid-19 Masih Mengancam
Kasus penularan dan kematian akibat Covid-19 masih dilaporkan terjadi di masyarakat. Untuk itu, perlindungan tetap diperlukan melalui vaksinasi, terutama pada kelompok rentan, seperti lansia.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
ZULIAN FATHA NURIZAL
Seorang lanjut usia divaksin pada Kamis (15/12/2022) di Puskesmas Pancoran, Jakarta Selatan.
JAKARTA, KOMPAS — Kekebalan yang terbentuk dari vaksinasi Covid-19 dapat menurun setidaknya setelah enam bulan. Sekalipun situasi pandemi mulai terkendali, risiko penularan masih bisa terjadi. Untuk itu, pemberian vaksinasi lanjutan dengan dosis penguat kedua diperlukan, terutama pada kelompok rentan, seperti lansia.
Guru Besar Bidang Alergi dan Imunologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Cipto Mangunkusumo, yang juga Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Alergi Imunologi, Iris Rengganis, saat dihubungi di Jakarta, Kamis (26/1/2023), mengatakan, vaksinasi tetap dibutuhkan untuk memperkuat imunitas warga terhadap penularan Covid-19.
Ancaman Covid-19 masih terjadi. Sejumlah negara masih melaporkan ada peningkatan serta varian baru dari virus penyebab Covid-19. “Pemberian vaksinasi booster (dosis penguat) kedua sudah sesuai dengan time line yang seharusnya. Setelah enam bulan, sebaiknya vaksinasi perlu diberikan kembali karena kekebalan yang terbentuk sudah menurun,“ katanya.
Menurut Iris, bersamaan dengan mulai diberikannya vaksinasi dosis penguat kedua bagi masyarakat umum, cakupan vaksinasi untuk dosis penguat pertama tetap harus ditingkatkan. Pasalnya, cakupan vaksinasi saat ini masih rendah, terutama pada kelompok rentan, seperti lansia.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Petugas kesehatan memeriksa kesehatan salah satu warga lanjut usia yang akan mendapatkan vaksin lanjutan di Gang Pinggir, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (7/3/2022). Vaksin lanjutan saat ini menjadi tumpuan untuk menghadapi ancaman tertularnya virus Covid varian baru.
Kasus baru yang tertular Covid-19 pun masih dilaporkan. Begitu pula dengan kasus kematian di masyarakat. Sebagian besar kasus yang dirawat dengan gejala berat hingga kritis serta kasus kematian akibat Covid-19 belum divaksin.
Pemberiaan vaksinasi ’booster’ (dosis penguat) kedua sudah sesuai dengan ’time line’ yang seharusnya. Setelah enam bulan, sebaiknya vaksinasi perlu diberikan kembali karena kekebalan yang terbentuk sudah menurun.
Berdasarkan data yang dilaporkan Kementerian Kesehatan per 4 Oktober 2022 sampai 25 Januari 2023, pasien yang dirawat dengan gejala sedang, berat, dan kritis sebanyak 32.339 orang. Dari jumlah itu, 38 persennya belum divaksin, 7 persen baru mendapatkan vaksinasi dosis pertama, dan 26 persen baru mendapat dosis kedua. Dari kasus yang dirawat dengan gejala sedang, berat, dan kritis, paling banyak ditemukan pada usia lebih dari 60 tahun.
Hal serupa ditemukan pada kasus kematian akibat Covid-19. Pada periode 4 Oktober 2022 sampai 25 Januari 2023 tercatat sebanyak 5.473 kematian yang dilaporkan. Dari jumlah itu, 45 persen kasus kematian terjadi pada orang yang belum mendapatkan vaksin. Lebih dari 50 persen kematian pada periode tersebut terjadi pada lansia, yakni sebanyak 2.938 kasus.
DEONISIA ARLINTA
Data pasien meninggal akibat Covid-19 dan status vaksinasi
Secara terpisah, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Azhar Jaya mengatakan, subvarian baru Omicron saat ini sudah dilaporkan di Indonesia. Selain itu, lonjakan kasus juga terjadi di beberapa negara, bahkan di negara dengan cakupan vaksinasi yang tinggi.
Maka dari itu, perlindungan melalui vaksinasi pada masyarakat di Indonesia perlu kembali diperkuat dengan pemberian vaksinasi dosis penguat kedua. “Edukasi terus kami lakukan untuk meningkatkan cakupan vaksinasi di masyarakat,“ kata Azhar.
Pelibatan tokoh masyarakat, komunitas, dan puskesmas sangat diperlukan untuk terus mengedukasi masyarakat akan pentingnya vaksinasi hingga pemberian dosis penguat. Pemerintah pun saat ini masih menggunakan status vaksinasi dosis penguat pertama sebagai syarat bagi pelaku perjalanan.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan, total vaksinasi dosis penguat pertama yang diberikan kepada masyarakat baru mencapai 69,2 juta dosis atau 25,6 persen dari seluruh populasi di Indonesia. Sementara dosis penguat kedua baru mencapai 1,2 juta dosis.
Pada kelompok lansia, total vaksinasi dosis penguat pertama baru diberikan sebanyak 7,2 juta dosis atau 33,6 persen dari total sasaran dan total vaksinasi dosis penguat kedua sebanyak 415.282 dosis atau 1,9 persen dari total sasaran.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Warga mengikuti tes usap di RT 007 RW 005, Kelurahan Jurang Mangu Timur, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, Senin (7/6/2021). Tes usap tersebut sebagai bentuk pelacakan menyusul ditemukannya tujuh warga di lingkungan tersebut yang positif Covid-19.
Varian baru
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, satu kasus yang tertular virus Sars-CoV-2 subvarian Omicron XBB 1.5 atau Kraken telah teridentifikasi di Indonesia. Kasus tersebut merupakan pelaku perjalanan luar negeri dari Polandia.
Pasien sebelumnya memiliki gejala batuk ringan. Pelacakan kontak sudah dilakukan dan semua kontak erat dinyatakan negatif dari Covid-19. Kasus yang tertular subvarian baru tersebut juga sudah dinyatakan negatif setelah melakukan isolasi mandiri selama delapan hari.
“Kontak erat sebelumnya ditemukan satu orang di DKI dan dua orang di Kalimantan Timur. Dari hasil pemeriksaan, semua kontak erat negatif (Covid-19),“ ucap Nadia.