Disediakan Beasiswa Pelatihan Kerja dan Wirausaha untuk Anak-anak Tidak Sekolah
Anak-anak tidak sekolah tetap berhak mendapatkan masa depan yang lebih baik. Pelatihan kecakapan kerja dan kewirausahaan dari lembaga pendidikan vokasi disiapkan tiap tahunnya untuk menyelamatkan generasi muda bangsa.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kecakapan kerja dan berwirausaha dapat membekali anak-anak muda yang tidak sekolah untuk memiliki masa depan yang cerah. Untuk itu, anak-anak yang ada di daerah miskin ekstrem ataupun yang berada di daerah terpencil, terdepan, dan terluar atau 3T diprioritaskan menerima pelatihan kerja dan wirausaha program pemerintah tahun 2023 ini.
Direktur Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Vokasi Kemendikbudristek Wartanto mengatakan, dukungan untuk menyiapkan anak-anak muda usia 15-25 tahun yang tidak sekolah/kuliah dan belum bekerja dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan dan kursus yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan dunia industri (DUDI). Program ini memberikan pengetahuan dan kesempatan magang di DUDI sehingga peserta mendapat sertifikat kompetensi.
Tahun lalu, sekitar 60 persen peserta Peluncuran Program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) terserap di dunia kerja setelah lulus satu tahun, bahkan yang kelas platinum mencapai 90 persen. Lalu, sekitar 60 persen peserta Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) mampu merintis usaha tanpa hambatan modal karena mendapat dukungan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kementerian Koperasi, platform digital, dan perbankan.
Sayangnya, anggaran untuk program PKK dan PKW ini terus menurun sejak tahun 2020 hingga saat ini. Pada tahun 2022, anggaran program PKK sebanyak Rp 127 miliar dan tahun ini sekitar Rp 51 miliar. Target peserta yang biasanya sekitar 30.000 peserta tahun ini sebanyak 11.790 orang .
Adapun di PKW, dana yang disediakan sekitar Rp 49 miliar lebih. Sasarannya untuk anak usia tidak sekolah, usia 15-25 tahun, sebanyak 7.910 orang agar mereka mampu merintis usaha sendiri.
”Kami berharap nanti akan ada penambahan lagi karena program ini penting dan bermanfaat,” kata Wartanto dalam webinar peluncuran PKK dan PKW Tahun 2023, Jumat (20/1/2023).
Mulai tahun 2023 diberikan keleluasaan bagi lembaga pendidikan vokasi, seperti lembaga kursus dan pelatihan (LKP), SMK, politeknik, Akademi Komunitas, ataupun Pusat Kegiatan Belajar Masyrakat (PKBM) untuk ”jemput bola” menjangkau anak-anak muda di daerah 3T. Sebab, di daerah 3T masih terbatas lembaga pelatihan vokasi meski ada banyak peserta potensial yang membutuhkan program PKK dan PKW.
”Jadi, lembaga vokasi di daerah mana saja bisa jemput bola ke daerah 3T untuk menjalankan program PKK dan PKW yang dibutuhkan masyarakat setempat agar bisa mandiri dan mendukung pengembangan ekonomi masyarakat di daerah 3T,” ucap Wartanto.
Bekal masa depan
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Kiki Yuliati mengatakan, program PKK dan PKW yang dilaksanakan sejak 2006 terus menyesuaikan diri dengan perkembangan DUDI saat ini guna meningkatkan kualitas dan kebermanfaatan program.
”Anak-anak bangsa yang tidak bersekolah saat di usia sekolah juga harus mendapatkan bekal untuk masa depan lewat pelatihan kerja dan wirausaha yang relevan. Dengan bekal kecakapan kerja, mereka akan lebih terserap ke dunia kerja, atau dengan kecakapan wirausaha dapat membuka peluang kerja. Mereka juga harus disiapkan sebagai SDM unggul yang siap menghadapi tantangan masa depan,” kata Kiki.
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengatakan, program PKK dan PKW relevan bagi masa depan anak muda bangsa, terutama yang tidak mampu melanjutkan sekolah. ”Program ini memberikan pertolongan jangka pendek yang bermanfaat, terlebih dalam situasi pascapandemi Covid-19 banyak keluarga prasejahtera yang tidak mampu menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah formal. Program PKK dan PKW memberikan akses bagi anak-anak yang tidak sekolah untuk meningkatkan keterampilan sebagai bekal di kemudian hari,” kata Huda.
Ni Kadek Yulia Krisnasari, salah satu peserta PKK, mengikuti pelatihan food and beverage service di Gianyar, Bali. Dengan bekal keterampilan ini, Yulia bisa bekerja di suatu resor di Doha, Qatar.
”Saya mau meningkatkan keterampilan di hospitality. Berkat PKK, saya kini bisa mewujudkan mimpi bekerja di luar negeri,” ujar Yulia.
Adapun Dhayu Nurjanah dari Kabupaten Sleman mengikuti PKW dengan mengambil kurus bidang kuliner. Kini, Dhayu berwirausaha di rumah. ”Saya bisa membuat produk dan percaya diri memasarkan produk. Alhamdulillah, hasilnya bisa membantu perekonomian keluarga,” ujarnya.