Gangguan makan dapat terjadi pada orang di segala kelompok usia. Kondisi ini tidak hanya terjadi pada orang muda, tetapi juga bisa terjadi pada perempuan paruh baya.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Rasa tidak puas terhadap tubuh diyakini sebagai pemicu utama gangguan makan, seperti menghitung jumlah kalori makanan secara terus-menerus. Hal ini dapat dialami orang dari berbagai kelompok usia, tidak hanya orang muda.
Salah satu kelompok yang rentan mengalami gangguan makan karena tidak puas terhadap tubuhnya adalah perempuan di masa pramenopause, yakni fase sebelum menopause. Saat pramenopause, perempuan mengalami antara lain kelelahan, depresi, dan perubahan suasana hati. Gejala-gejala ini membuat mereka rentan mengalami gangguan makan.
Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan The North American Menopause Society (NAMS). Penelitian berjudul ”Network Analysis of Eating Disorder Symptoms in Women in Perimenopause and Early Postmenopause” tersebut diterbitkan di jurnal Menopause pada Januari 2023. Dalam studi ini, para peneliti menggunakan model analisis statistik jaringan.
Gangguan makan dimaknai sebagai kondisi mental serius yang ditandai dengan gangguan perilaku makan dan citra negatif akan tubuh. Kondisi ini dialami 13,1 persen perempuan.
Studi mencatat bahwa prevalensi gangguan makan pada perempuan berusia di atas 40 tahun sekitar 3,5 persen. Perempuan yang mengalami gangguan itu dan tidak puas pada tubuhnya sebanyak 29,3 persen.
Direktur Medis NAMS Stephanie Faubion mengatakan, penelitian menunjukkan bahwa rasa tidak puas terhadap citra tubuh masih menjadi faktor utama gangguan makan pada perempuan paruh baya. Ini juga dialami pada perempuan dewasa muda.
”Takut berat badan bertambah dan takut kehilangan kendali atas kebiasaan makan adalah gejala utama gangguan makan saat pramenopause dan awal pascamenopause. Temuan ini dapat membantu perawatan yang lebih terukur pada perempuan paruh baya,” kata Direktur Medis NAMS Stephanie Faubion seperti dikutip dari laman NAMS, Kamis (19/1/2023).
Ia menambahkan, penelitian yang melibatkan lebih banyak lagi populasi perempuan dibutuhkan untuk memastikan seluruh kelompok perempuan terwakili.
Takut berat badan bertambah dan takut kehilangan kendali atas kebiasaan makan adalah gejala utama gangguan makan saat pramenopause dan awal pascamenopause. Temuan ini dapat membantu perawatan yang lebih terukur pada perempuan paruh baya.
Dialami orang muda
Gangguan makan, seperti anoreksia dan bulimia, juga dialami oleh remaja dan orang dewasa muda. Hal ini umumnya ditandai dengan penambahan berat badan dan kekhawatiran akan bentuk badan.
Beberapa penderita gangguan makan umumnya sangat menjaga asupan makannya, termasuk menjaga agar badannya ada di batas berat tertentu, bahkan kadang di bawah normal. Hal ini memengaruhi kesehatan dan dapat mengarah pada kematian.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada 2019, ada 14 juta orang di dunia yang mengalami gangguan makan, termasuk 3 juta di antaranya anak dan remaja. Kondisi ini bisa diatasi dengan beberapa cara, seperti perawatan berbasis keluarga dan terapi kognitif.
Menurut ahli gizi Titi Sekarindah, penderita gangguan makan mesti segera mendapat pertolongan dari para ahli, baik ahli gizi maupun psikiater. Mereka juga membutuhkan dukungan dan pendampingan keluarga.
”Keluarga perlu memberi tahu bahwa anoreksia atau bulimia membuat seseorang sakit. Mereka yang menderita gangguan makan bisa sangat kurus dan kurang gizi. Akibatnya, daya tahan tubuh menurun, tulang keropos, hingga rambut rontok,” katanya (Kompas.id, 26/9/2020).