Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara merupakan pembangunan jangka panjang yang dapat mencapai 30 tahun. Untuk itu, menciptakan insinyur-insinyur baru berkualitas semakin tinggi urgensinya.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sedikitnya ada 30 kontrak yang sedang berlangsung dalam proses pembangunan Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara di Kalimantan Timur. Dalam setiap kontrak terdapat ratusan insinyur, sehingga total terdapat ribuan insinyur dari berbagai latar belakang yang terlibat dalam pembangunan IKN.
Hal itu diungkapkan Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Danis Hidayat Sumadilaga dalam konferensi pers Rapat Pimpinan Nasional PII dan Engineering Expo di Jakarta, Senin (16/1/2023). Keterlibatan insinyur dalam pembangunan IKN terbagi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
Insinyur tersebut, lanjut Danis, terdiri dari tenaga ahli dan tenaga terampil yang berasal dari seluruh Indonesia. Meskipun demikian, Provinsi Kalimantan Timur sebagai lokasi IKN masih membutuhkan banyak tenaga terampil seperti operator serta teknisi bidang pengukuran dan lainnya.
Baru-baru ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat membuka pelatihan dan sertifikasi untuk sekitar 2.000 tenaga terampil ataupun teknis asal Kalimantan Timur agar dapat terlibat dalam pembangunan IKN.
”Pembangunan IKN membutuhkan kolaborasi setiap bidang insinyur. Mulai dari fasilitas kesehatan, transportasi, teknologi, dan lainnya, harus melalui pertimbangan setiap bidang kajian,” ujarnya.
Visi IKN nantinya adalah menggambarkan identitas bangsa, menjamin keberlanjutan pembangunan, dan menerapkan konsep futuristik yang berupa smart city. Semuanya perlu diterjemahkan dalam perencanaan, desain, dan pembangunan yang melibatkan banyak elemen keteknikan.
Terobosan dan inovasi yang berdampak perlu dilahirkan oleh insinyur-insinyur Indonesia karena kesempatan bagi mereka untuk berkarya semakin terbuka lebar di era perkembangan teknologi saat ini. (Hetifah Sjaifudian)
Para insinyur tersebut terlibat dalam berbagai bidang pembangunan mulai dari memastikan kawasan hijau, menggunakan energi terbarukan dari matahari, hingga 50 persen tanaman di IKN merupakan tanaman endemik Indonesia. ”Jadi, IKN ini banyak terobosan dan inovasi baru dalam pembangunannya. Oleh karena itu, pembangunan harus dikawal dan diawasi secara terus-menerus,” tambahnya.
Sekretaris Jenderal PII Bambang Goeritno, menyebutkan, peran insinyur di Indonesia harus ditingkatkan mulai dari penyebaran ilmu pengetahuan hingga menemukan teknologi baru yang dapat diterapkan. Kini, di Indonesia terdapat 1,45 juta insinyur dan sekitar 60.000 di antaranya tergabung dalam PII.
”Nantinya, seluruh insinyur akan disatukan dalam satu wadah (PII). Untuk insinyur dapat praktik di Indonesia perlu memiliki Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI) dari PII juga,” ucapnya.
Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian, menuturkan, pembangunan IKN merupakan pembangunan jangka panjang yang dapat mencapai 30 tahun. Untuk itu, mencetak insinyur-insinyur baru berkualitas semakin tinggi urgensinya.
Terobosan dan inovasi yang berdampak perlu dilahirkan oleh insinyur-insinyur Indonesia karena kesempatan bagi mereka untuk berkarya semakin terbuka lebar di era perkembangan teknologi saat ini. ”Insinyur harus mampu memberikan jawaban atas permasalahan. Jadikan segala hal yang utopis sebagai tantangan yang bisa dilalui,” ucapnya.
Dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) PII pada 20-22 Januari 2023 di Balikpapan, Kalimantan Timur, akan dipaparkan hasil analisis setiap Badan Kejuruan PII. Badan Kejuruan ini terdiri dari seluruh bidang yang ada dan diklaim mampu merepresentasikan keadaan terkini Indonesia.
Hasil Rapimnas diharapkan muncul pemikiran baru terkait peningkatan kapasitas dan kompetensi setiap anggotanya. Ini dinilai dari kontribusi setiap insinyur di daerah masing-masing.
”Khusus untuk IKN, hasil Rapimnas dapat berupa program baru ataupun perbaikan untuk jangka waktu ke depan,” ujar Danis.