Perguruan Tinggi Digandeng Siapkan Transisi Energi Ramah Lingkungan
Transisi energi ramah lingkungan disiapkan. Kolaborasi perguruan tinggi dan industri dibutuhkan untuk mengembangkan beragam inovasi energi baru terbarukan yang potensial di Indonesia.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·6 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 16 perguruan tinggi digandeng PT Perusahaan Listrik Negara untuk mendukung transisi energi ramah lingkungan di Indonesia. Kolaborasi perguruan tinggi dengan dunia usaha dan dunia industri ini diharapkan dapat mengidentifikasi area kepakaran atau keahlianyang perlu mendapatkan perhatian khusus, terutama dalam pengembangan kapasitas dan kemampuan sumber daya manusia di bidang energi.
Penandatanganan nota kesepahaman terkait penyelenggaraan Tridarma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat), hilirisasi inovasi dan teknologi demonstrator, serta pemberdayaan sumber daya manusia untuk mendukung pengembangan energi ramah lingkungan, dilakukan 16 perguruan tinggi dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Jakarta pada pekan lalu.
Program kolaborasi yang juga untuk mendukung Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) melibatkan Universitas Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Andalas, Universitas Brawijaya, Universitas Diponegoro, Universitas Hasanuddin, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Universitas Udayana, IPB University, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Medan, Universitas Padjadjaran, dan Universitas Sebelas Maret.
Rektor ITS Mochamad Ashari yang dihubungi Senin (16/1/2023) menjelaskan, kerja sama yang dilakukan ITS dengan PLN, baik riset energi maupun akademik, sudah berjalan sejak lama. ”Namun, berbeda dengan kali ini, program yang didukung langsung oleh Kemendikbudristek ini dicanangkan untuk pengelolaan kerja sama yang terintegrasi dengan PT lainnya,” kata Ashari.
Ashari menambahkan, terintegrasinya sistem kerja sama riset yang mendukung tujuan nasional ini ditargetkan akan lebih sinergi dalam pengembangan energi di dalam negeri. Pemerintah juga telah mewanti-wanti agar institusi pendidikan dan industri harus merencanakan produksi engeri baru terbarukan (EBT) dengan baik untuk disalurkan kepada masyarakat.
Keberadaan perguruan tinggi, lanjut Ashari, diharapkan lebih untuk memproyeksikan kebutuhan teknologi buatan mahasiswa. Bagi ITS, hal itu akan memanfaatkan pusat penelitian yang disesuaikan dengan potensi mahasiswa dan pengembangan PLN di ranah energi.
”Kebutuhan ini akan menjawab pertanyaan masyarakat akan efisiensi penggunaan EBT,” ujar Ashari.
Pusat keunggulan
Sementara itu, Rektor UI Ari Kuncoro mengatakan, UI siap menjadi pelopor dan pusat keunggulan atau center of excellence dalam bidang pendidikan dan riset yang diaplikasikan di kehidupan kampus dan masyarakat sesuai dengan perkembangan teknologi industri, termasuk dalam agenda transisi energi. ”Ini merupakan momentum yang sangat baik bagi UI dan PLN untuk bersinergi dan berkontribusi dalam menyelesaikan masalah nasional dan global, serta dalam meningkatkan kinerja kelembagaan demi kemajuan, kesejahteraan masyarakat, dan kemandirian bangsa,” ujar Ari.
Saat ini pemerintah sedang mendorong kampus untuk membangun kemandirian energi atau menuju energi hijau melalui kolaborasi dengan mitra industri lain.
Ia mengatakan, kerja sama UI dan mitra di bidang pemberdayaan SDM dan penelitian terus dikembangkan dan ditingkatkan. Hal ini lantaran PLN sebagai badan usaha milik negara yang menyediakan tenaga listrik membutuhkan SDM yang kompeten untuk menghadapi tantangan global.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbudristek, Nizam mengatakan, melalui program MBKM, kampus dapat mengirimkan mahasiswa untuk mengikuti program magang di berbagai lini bisnis PT PLN. Mahasiswa dan staf PT PLN dapat mengadakan riset bersama agar mengakselerasi riset yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Selanjutnya, dalam pengabdian kepada masyarakat, biomassa sebagai energi yang berbasis kepada masyarakat dapat dikembangkan untuk menghasilkan energi bersih, mulai dari biomassa laut hingga darat.
”Saat ini pemerintah sedang mendorong kampus untuk membangun kemandirian energi atau menuju energi hijau melalui kolaborasi dengan mitra industri lain. Kita memiliki 4.000 kampus. Jika seluruhnya memiliki PLT Surya yang bersinergi dengan PT, PLN tentu dapat menghasilkan energi bersih yang ramah lingkungan,” kata Nizam.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan, pembangunan kapasitas sumber daya yang dilakukan PLN, salah satunya harus berbasis pada inovasi. Jika inovasi ini dibebankan sepenuhnya kepada PLN, tentu menjadi hal berat. Untuk itu, diperlukan kolaborasi dengan pemangku kepentingan, termasuk perguruan tinggi terbaik di Indonesia, guna membahas isu strategis dalam merealisasikan dan mendukung transisi energi di Indonesia.
”Kami akan membangun research hub sebagai forum untuk membahas apa yang bisa dilakukan bersama-sama melalui riset dan inovasi terkait dengan transisi energi. Misalnya, terkait bumi yang memanas. Produksi emisi gas rumah kaca yang semakin banyak mendorong dibuatnya kebijakan pengurangan emisi. Selain itu, energi fosil penghasil emisi gas rumah kaca juga perlu diganti dengan energi baru terbarukan, contohnya adalah PLTU batubara yang dapat digantikan dengan biomassa,” kata Darmawan.
Kerja sama pengelolaan energi transisi oleh berbagai perguruan tinggi akan dibarengi dengan program beasiswa oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), yakni dengan rancangan program yang menuju Indonesia Emas 2045 dalam peningkatan kualitas mahasiswa. ”Target ini juga sejalan dengan program yang mendukung prioritas nasional di sektor riset publik,” kata Darmawan.
Menurut Darmawan, beasiswa dalam pengembangan riset ini merupakan kesempatan yang baik bagi mahasiswa sebab kuota yang diberikan PLN juga sangat terbatas. Apalagi dengan perkembangan rentang waktu peralihan industri energi yang begitu pesat.
PLN berharap partisipasi dari para mahasiswa untuk kemajuan bangsa sesuai dengan target Indonesia di pengembangan energi transisi. Keselarasan pengembangan riset dan beasiswa yang dipionirkan PLN dan Kemendikbudristek ini diharapkan dapat menjawab tantangan pendidikan nasional. Integrasi pengembangan riset energi juga diharapkan dapat memantapkan karier lulusan berdasarkan program Leadership, Enrichment, dan Development (LEAD) yang melibatkan mentor profesional kepada para mahasiswa.
Program studi energi terbarukan
Dukungan untuk transisi energi ramah lingkungan juga menjadi salah satu fokus pendidikan vokasi di SMK ataupun perguruan tinggi vokasi. SDM terampil di sektor industri kendaran listrik dan energi terbarukan lainnya disiapkan.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Kiki Yuliati memaparkan, untuk menjawab kebutuhan industri saat ini, ada empat program sarjana terapan (D4) spesialisasi satu tahun energi terbarukan pada empat politeknik, yakni Politeknik Negeri Bali, Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Manado, Politeknik Negeri Ujung Pandang (di bawah Kemendikbudristek), dan PEM Akamigas di bawah Kementerian ESDM. Selain itu, pendidikan tinggi vokasi juga dapat mengembangkan program studi yang secara penuh spesifik mengenai energi baru terbarukan, yakni sarjana terapan (D4) Teknik Energi terbarukan di Politeknik Negeri Jember yang didirikan sejak tahun 2008 dan Program Magister Terapan Program Studi Teknik Energi Terbarukan yang berdiri sejak 2016 di Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang.
Dalam hal pengembangan energi panas bumi, perguruan tinggi juga terlibat intensif, mulai dari prospecting, planning, design, hingga pengoperasian. Politeknik juga mengembangkan kerja sama dengan industri dalam mengembangkan pembangkit listrik tenaga bayu (angin) dan surya untuk daerah terpencil dari Politeknik Negeri Malang (Polinema), pompa air tanah solar wind system (SWS) kerja sama Politeknik Negeri Cilacap dengan PT Pertamina dan kerja sama solar home system (SHS), PLTS off-grid, on-grid, dan hybrid antara Politeknik Negeri Ujung Pandang dan PT PLN Nusantara Power melalui program matching fund vokasi.