Banyak Kasus Keracunan ”Chiki Ngebul”, Penggunaan Nitrogen Cair Diperketat
Kewaspadaan akan penggunaan nitrogen cair pada produk pangan siap saji perlu ditingkatkan. Sejumlah kasus keracunan makanan terkait konsumsi pangan siap saji yang menggunakan nitrogen cair.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan aturan terkait pengawasan pada penggunaan nitrogen cair untuk produk pangan siap saji. Aturan ini dikeluarkan setelah ditemukan permasalahan kesehatan masyarakat yang ditimbulkan dari konsumsi jajanan ”chiki ngebul”.
Pelaksana Tugas Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Yudhi Pramono dalam kegiatan Sosialisasi Kewaspadaan Dini terhadap Penggunaan Nitrogen Cair pada Produk Pangan Siap Saji di Jakarta, Rabu (11/1/2023), mengatakan, fenomena chiki ngebul telah menjadi permasalahan keamanan pangan yang ditemui di masyarakat. Sejumlah kasus keracunan pangan pada anak sekolah dilaporkan setelah mengonsumsi jajanan siap saji tersebut.
”Setelah ditemukan kasus keracunan selepas mengonsumsi pangan yang mengeluarkan asap atau chiki ngebul dari penggunaan nitrogen cair, maka dibutuhkan perhatian khusus. Peringatan pun telah dikeluarkan akan bahaya penggunaan nitrogen cair pada pangan siap saji,” katanya.
Pada 6 Januari 2023, Kementerian Kesehatan melalui Surat Edaran Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor 90 Tahun 20223 telah mengeluarkan aturan tentang Pengawasan terhadap Penggunaan Nitrogen Cair pada Produk Pangan Siap Saji. Aturan tersebut menegaskan perlunya penguatan pembinaan dan pengawasan pada produk pangan siap saji yang menggunakan nitrogen cair.
Setelah ditemukan kasus keracunan selepas mengonsumsi pangan yang mengeluarkan asap atau chiki ngebul dari penggunaan nitrogen cair, maka dibutuhkan perhatian khusus. Peringatan pun telah dikeluarkan akan bahaya penggunaan nitrogen cair pada pangan siap saji.
Selain itu, edukasi perlu diperluas pada pelaku usaha dan pihak terkait terhadap bahaya nitrogen cair pada makanan siap saji. Sekolah dan anak-anak serta orangtua juga perlu mengetahui bahaya tersebut.
Restoran yang menggunakan nitrogen cair pada produk pangan siap saji harus dibina dan diawasi oleh dinas kesehatan setempat. Sementara tempat pengelolaan pangan selain restoran seperti gerai pangan jajanan keliling tidak direkomendasikan untuk menggunakan nitrogen cair pada produk pangan siap saji yang dijual.
”Kami pun mengimbau masyarakat tidak menggunakan nitrogen cair untuk pangan siap saji yang dikonsumsi,” ungkap Yudhi.
Sebelumnya, dalam rilis yang diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Jawa Barat pada 10 Januari 2023, kejadian luar biasa mengenai keracunan makanan dilaporkan terjadi pada beberapa anak sekolah di Jawa Barat. Lonjakan kasus keracunan makanan dilaporkan pada 15 November 2022 pada siswa SDN Ciawang Tasikmalaya setelah mengonsumsi jajanan chiki nitrogen atau chiki ngebul.
Setelah itu, pada 3 Januari 2023 kembali dilaporkan adanya pasien keracunan chiki ngebul oleh Dinas Kesehatan Kota Bekasi. Di Kota Bekasi terdapat empat anak anak yang keracunan karena mengonsumsi chiki ngebul, sedangkan di Tasikmalaya tercatat ada 24 anak yang mengonsumsi chiki ngebul.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Nina Susana Dewi mengatakan, dinas kesehatan kabupaten ataupun kota di Jawa Barat akan terus mengkaji kemungkinan larangan peredaran makanan bernitrogen cair. Koordinasi pun terus dilakukan untuk meningkatkan kewaspadaan atas konsumsi chiki ngebul oleh anak-anak.
”Masyarakat perlu lebih berhati-hati karena ternyata makanan yang mengandung cairan nitrogen berbahaya bagi anak-anak,” katanya.
Dampak bahaya
Anggota staf pengajar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB University, Nuri Andarwulan, menuturkan, penggunaan nitrogen cair pada produk pangan sangat berbahaya jika cairan nitrogen tersebut sampai dikonsumsi oleh seseorang.
Selain itu, nitrogen yang terhirup secara berlebihan juga dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan, seperti pusing, mual, muntah, kehilangan kesadaran, pernapasan cepat, sesak napas, hingga kematian. Apabila nitrogen mengenai kulit dan mata, juga dapat menyebabkan luka bakar dingin yang parah.
Ia menyampaikan, nitrogen cair yang ditambahkan ke makanan atau minuman bisa menguap sehingga seharusnya tidak membahayakan. Namun, nitrogen cair tersebut berpotensi tersisa di bagian bawah wadah sajian sehingga akan berbahaya jika sampai dikonsumsi.
”Itu sebabnya, jika konsumen tidak diinstruksikan untuk menunggu sebelum nitrogen cair benar-benar menguap, mereka mungkin secara tidak sengaja menelannya tanpa disadari,” tutur Nuri.
Mitigasi risiko sangat diperlukan dalam penggunaan nitrogen cair pada makanan ataupun minuman. Peringatan dan saran harus dikeluarkan terkait bahaya penggunaan nitrogen cair pada produk pangan sebagai bentuk edukasi masyarakat.
Pemerintah juga perlu mempertimbangkan pemberlakuan kebijakan yang lebih ketat dari penggunaan nitrogen cair pada produk pangan. Penjualan produk makanan tersebut seharusnya hanya boleh dilakukan oleh pihak yang terlatih.
Peringatan tentang potensi bahaya nitrogen cair sebaiknya dipasang dengan jelas yang dapat dilihat langsung oleh konsumen. Mangkuk atau wadah tempat makanan yang diberikan tidak boleh disajikan jika masih mengandung sisa nitrogen cair.
”Sebagai langkah mitigasi, konsumen harus meniup makanan ringan yang dilapisi nitrogen cair agar nitrogen tersebut menguap sepenuhnya sebelum dikonsumsi. Konsumen harus menunggu beberapa menit sampai hidangan berhenti menguap untuk menghindari cedera,” kata Nuri.