Anak balita juga berisiko tertular Covid-19. Risiko penularan yang dapat berdampak panjang pun bisa terjadi. Untuk itu, perlindungan melalui vaksinasi diperlukan pula pada anak usia dini.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah telah berencana memberikan vaksinasi Covid-19 pada anak berusia enam bulan sampai 11 tahun. Pembahasan pun masih dilakukan terkait dengan teknis pelaksanaan vaksinasi pada kelompok usia tersebut. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan perlindungan dan kekebalan komunitas yang lebih optimal di masyarakat.
Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RS Cipto Mangunkusumo yang juga Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Hindra Irawan Satari mengatakan, pandemi Covid-19 belum berakhir. Kondisi saat ini pandemi sedang mereda sehingga ancaman penularan tetap ada.
Untuk itu, perlindungan dari vaksinasi masih diperlukan. Kekebalan yang terbentuk dari pemberian vaksinasi sebelumnya pun sudah melemah sehingga vaksinasi dosis penguat menjadi penting.
”Lebih banyak yang kebal itu akan lebih baik. Jika semua golongan umur terlindungi, kondisi semakin terkendali dan lebih aman. Itu sebabnya, saat ini sudah waktunya untuk memperluas perlindungan, termasuk pada bayi dan anak dengan usia yang lebih dini,” ujar Hindra saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (7/1/2023).
Cakupan vaksinasi pada sasaran yang lebih luas untuk semua kelompok usia dapat memperkuat kekebalan komunitas atau herd immunity yang terbentuk di masyarakat. Kekebalan ini diperlukan untuk melawan penularan Covid-19 yang masih terjadi saat ini.
Jika semua golongan umur terlindungi, kondisi semakin terkendali dan lebih aman. Itu sebabnya, saat ini sudah waktunya untuk memperluas perlindungan, termasuk pada bayi dan anak dengan usia yang lebih dini.
Sekalipun mutasi virus penyebab Covid-19 kini cenderung menimbulkan gejala yang ringan, potensi penularannya justru semakin cepat. Dengan begitu, risiko penularan semakin besar. Risiko terjadinya dampak long-Covid pun masih ada.
”Vaksinasi Covid-19 pada bayi dan anak sekaligus dapat mendukung tumbuh kembang yang lebih optimal. Mereka akan terhindar dari dampak kerusakan organ yang tidak kita duga dari penularan Covid-19. Apalagi, dampak Covid-19 ini bisa dicegah dengan vaksinasi”” tuturnya.
Hal itu senada dengan yang disampaikan oleh Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Tjandra Yoga Aditama. Menurut dia, vaksinasi diperlukan untuk anak dan anak balita karena kelompok usia tersebut juga dapat tertular Covid-19. Meskipun sebagian kasus pada anak cenderung ringan, kasus dengan gejala berat dan meninggal tetap ditemukan.
Dampak dari penularan Covid-19 pada anak juga bisa berisiko menimbulkan dampak jangka panjang pada anak. Selain itu, anak yang tertular Covid-19 juga bisa menularkan virus pada orang lain di sekitarnya, termasuk pada kelompok rentan seperti lansia dan komorbid (penyakit penyerta).
”Vaksinasi pada (anak) balita tentu langkah yang baik. CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS) sudah merekomendasikan terlebih dahulu bahwa vaksin Covid-19 untuk semua orang berusia enam bulan ke atas dan dosis penguat (booster) untuk semua orang berusia lima tahun ke atas, jika memenuhi syarat,” tutur Tjandra.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (5/1/2023), menuturkan, pemerintah telah berencana untuk memberikan vaksinasi Covid-19 pada anak usia enam bulan sampai 11 bulan. Vaksinasi ini akan diberikan secara gratis pada masyarakat. Adapun jenis yang diberikan adalah vaksin Covid-19 buatan Pfizer sesuai dengan rekomendasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).
Pelaksanaan
Dihubungi secara terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menuturkan, pembahasan masih dilakukan terkait dengan teknis pelaksanaan pemberian vaksinasi Covid-19 untuk bayi dan anak. Hal tersebut termasuk pada pengadaan vaksin yang dibutuhkan.
”Karena jenis vaksin yang baru mendapatkan EUA untuk usia (6 bulan-11 tahun) itu baru Pfizer, kita harus membelinya dari luar. Kita masih harus memesannya,” katanya.
BPOM telah memberikan izin penggunaan darurat untuk vaksin Covid-19 Comirnaty Children yang dikembangkan Pfizer-BioNTech sebagai vaksinasi primer untuk anak usia enam bulan sampai 11 tahun. Vaksin Corminaty Children yang diberikan untuk anak usia enam bulan sampai empat tahun diberikan dengan dosis tiga mikrogram per 0,2 mililiter dalam tiga dosis pemberian. Adapun untuk anak usia lima sampai 11 tahun diberikan dengan dosis 10 mikrogram per 0,2 mililiter yang diberikan dalam dua dosis.
Sesuai dengan syarat dari persetujuan izin penggunaan darurat dari BPOM, vaksin tersebut telah memenuhi syarat keamanan, khasiat, dan mutu. Berdasarkan hasil studi, efek samping yang dilaporkan pada anak usia enam bulan hingga kurang dari lima tahun dengan intensitas ringan sampai sedang.
Hindra menuturkan, pemberian vaksinasi Covid-19 pada bayi dan anak bisa dilakukan secara bertahap. Hal tersebut mempertimbangkan ketersediaan vaksin yang dibutuhkan. Kelompok anak dengan usia yang lebih besar bisa mendapatkan vaksinasi terlebih dahulu. Itu terutama pada anak yang sudah banyak melakukan aktivitas di luar rumah, seperti sekolah.
”Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 pada anak diharapkan juga tidak sampai mengganggu pelaksanaan imunisasi rutin. Vaksinasi Covid-19 dan imunisasi rutin sama pentingnya sehingga juga perlu menjadi pertimbangan,” ujarnya.