Pemburu dan Peramu Telah Gunakan Kalender Bulan sejak Zaman Es
Penelitian terbaru terhadap lukisan goa prasejarah di Eropa menemukan, kelompok pemburu dan peramu yang hidup di Zaman Es sejak sekitar 42.000 tahun lalu telah mengenal kalender bulan.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penelitian terbaru terhadap lukisan goa prasejarah di Eropa menemukan, kelompok pemburu dan peramu yang hidup di Zaman Es sejak sekitar 42.000 tahun lalu telah mengenal kalender bulan. Sistem bulan yang memiliki 13 periode ini terkait dengan upaya mereka melacak hewan mana yang paling mudah dibunuh selama periode waktu tertentu.
Penelitian ini dilakukan tim peneliti independen, beberapa di antaranya berafiliasi dengan University College London (UCL) dan University of Durham, di Inggris. Dalam makalah yang diterbitkan di Cambridge Archaeological Journal, kelompok peneliti yang dipimpin peneliti gambar goa, Bennett Bacon, menemukan adanya tanda-tanda pada lukisan goa yang menjadi bukti penggunaan pertama kalender bulan.
Lukisan goa prasejarah telah ditemukan di sekitar 400 goa di Eropa, dengan yang tertua berumur setidaknya 42.000 tahun lalu. Beberapa penelitian juga menemukan lukisan goa yang dibuat oleh para pemburu dan peramu juga banyak ditemukan di Indonesia. Bahkan, lukisan goa tertua saat ini ditemukan di Leang Tedonggedi, di kawasan karst Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan, yang berumur 45.500 tahun lalu.
Para pemburu ini sebagian besar hidup dari daging hewan peliharaan mereka, selain meramu atau mengumpulkan buah-buahan dan sayur liar. Dalam banyak lukisan prasejarah, hewan-hewan itu sering digambarkan di dinding goa tempat tinggal orang-orang pada masa itu.
Tapi satu aspek dari gambar goa tetap menjadi misteri, ditemukan sejumlah titik dan garis tertentu di dekat pola hewan. Dalam penelitian terbaru ini, para peneliti mengklaim telah menguraikan tanda-tanda tersebut.
Dalam penelitian ini, Bacon dan tim fokus meneliti tiga simbol abstrak, yaitu titik, garis, dan simbol berbentuk Y, yang berulang kali ditemukan di dekat sosok hewan dalam gambar goa berusia 20.000 tahun dari seluruh Eropa.
Lukisan goa tertua saat ini ditemukan di Leang Tedonggedi, di kawasan karst Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan, yang berumur 45.500 tahun lalu.
”Makna dari tanda-tanda di dalam gambar-gambar ini selalu membuat saya penasaran, jadi saya mulai mencoba memecahkan kodenya,” kata Bacon, dalam rilis dari UCL, Kamis (5/1/2023).
Bacon dan timnya berhipotesis bahwa simbol tersebut adalah bagian dari sistem notasi yang digunakan untuk menandai peristiwa biologis penting dari hewan yang digambarkan di dekatnya.
Untuk menguji hipotesis ini, Bacon dan rekan-rekannya mengumpulkan lebih dari 800 contoh simbol ini dari goa-goa Eropa sepanjang periode waktu Paleolitik. Para peneliti membandingkan gambar goa dengan data perilaku hewan musiman dalam analisis statistik. Temuan ini mendukung hipotesis Bacon, menunjukkan titik dan garis tidak acak, tetapi berkorelasi dengan musim kawin atau melahirkan hewan yang digambarkan di dekatnya.
Perilaku musiman hewan
Bacon menulis, setelah beberapa tahun penelitian, timnya menemukan bahwa tanda titik dan garis yang di dekat pola hewan tersebut dibuat berkaitan dengan perilaku musiman hewan tersebut, seperti kawin atau melahirkan. Informasi seperti itu akan sangat penting bagi pemburu awal karena membantu melacak hewan mana yang paling mudah dibunuh selama periode waktu tertentu.
Para peneliti juga menemukan bahwa informasi musim yang digambar di dinding dapat dipecah menjadi 13 periode, yang bertepatan dengan tahun kalender lunar. Dan ini, adalah bukti penggunaan pertama kalender lunar.
Mereka juga menemukan bahwa tanda-tanda tertentu, seperti simbol berbentuk Y, menyimpan informasi spesifik, seperti awal musim kelahiran hewan tertentu, sementara tanda lain mencatat informasi musiman, seperti salju.
Para peneliti juga berpendapat bahwa sistem pencatatan semacam itu dapat ditafsirkan sebagai alat tulis atau mungkin sistem proto-tulisan, yang selanjutnya mereka catat, akan menjadi bukti bentuk tulisan paling awal oleh Homo sapiens. Mereka menyimpulkan dengan mencatat bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan dalam mempelajari seni dinding, masih ada tanda-tanda yang belum diuraikan.
”Studi ini menunjukkan bahwa pemburu-pengumpul Zaman Es adalah yang pertama menggunakan kalender dan tanda sistematis untuk mencatat informasi tentang peristiwa ekologis utama dalam kalender itu,” kata salah satu kolaborator studi, Paul Pettitt, seorang arkeolog di Universitas Durham.