Di era banjir informasi seperti sekarang, ruang redaksi justru perlu lebih menginvestasikan reporter dan fotografer turun ke lapangan, melaporkan fakta yang sesungguhnya terjadi.
Oleh
SUTTA DHARMASAPUTRA
·4 menit baca
Edisi ini adalah edisi pertama tahun 2023. Oleh karena itu, tak ada ungkapan yang lebih tepat selain menghaturkan terima kasih kepada pembaca dan mitra harian Kompas (Kompas.id) atas dukungannya pada kerja-kerja jurnalistik yang baik di tahun 2022. Semoga informasi yang kami sajikan bermanfaat dalam menjalani tahun yang telah lewat dan akan lebih bermakna lagi di tahun yang akan dijalani.
Tahun 2023 banyak yang melihatnya sebagai tahun yang gelap, tahun multikrisis. Sejumlah lembaga internasional memprediksi, ekonomi global melambat pada 2023. Belum lagi dampak Covid-19, disrupsi teknologi, dan perubahan iklim yang tak kunjung usai serta memorak-porandakan struktur yang sudah terbangun.
Di era VUCA, era yang penuh dengan volatilty, uncertainty, complexity, dan ambiguty, berbagai persoalan menjadi kian kompleks dan berubah supercepat. Karena itu, jangankan mengatasinya, memahaminya pun semakin tidak mudah.
Menghadapi situasi ini, mengonsumsi informasi berkualitas, yang bisa memetakan persoalan secara komprehensif dan mendalam sehingga bisa dijadikan dasar pengambilan keputusan, menjadi semakin penting. ”Informasi yang mengandung kejelasan akan menjadi kekuatan,” kata sejarawan dunia Yuval Noah Harari.
Era digital
Di era digital, ketika semua orang bisa membuat konten dan menyebarkannya, banyak yang mempertanyakan apakah jurnalisme dan koran masih relevan?
Namun, Lisa de Sisto, CEO Maine Today Media, justru berpandangan sebaliknya. Di era digital ini jurnalisme dan surat kabar justru menjadi sangat penting melebihi era-era sebelumnya. Ketika banyak sumber informasi yang tidak terverifikasi, akuntabilitas informasi layak dipertanyakan. Informasi melimpah, tetapi miskin kualitas.
Dalam situasi ini, ruang redaksi justru perlu lebih menginvestasikan reporter dan fotografer turun ke lapangan, melaporkan fakta yang sesungguhnya terjadi. Para editor juga memeriksa laporan dengan lebih baik, memastikan semua hal terverifikasi dan tidak ada bias.
Meski di era digital industri surat kabar terdisrupsi, sejumlah ahli meyakini masih memiliki keunggulan yang belum tergantikan medium digital. Prof Greg Kaufman, Direktur Coverdell Institute Georgia College and State University, dalam video yang diunggah The New York Times, menyampaikan, dirinya masih membaca koran karena menunjukkan keterkaitan artikel satu dengan lainnya atau foto secara lebih jelas.
Dr Reza Fakhari, Pembantu Dekan Bidang Akademik dari Kingsborough Community College, berpandangan, versi online berguna untuk meneliti lebih dalam suatu isu tertentu. Sementara versi koran untuk mengetahui secara lebih umum apa yang terjadi di dunia.
Dr Elaine Leeder, Dekan Social Sciences CSU Sonoma, bahkan meyakini, membaca koran akan meningkatkan kemampuan pengetahuan umum karena bisa menemukan banyak informasi, baik itu politik, ekonomi, bisnis, maupun metropolitan, sehingga akan memudahkan membangun relasi dengan banyak orang.
Bagi pelajar, menurut Natasha Irshad, sarjana Marketing dan Management University of London, membaca surat kabar merupakan aktivitas yang menyehatkan karena meningkatkan kemampuan membaca serta menulis sehingga menambah kosakata baru dan gaya menulis yang beragam.
Harian ”Kompas” (Kompas.id)
Harian Kompas yang dilahirkan di era krisis, yaitu tahun 1965, melalui tradisi jurnalistik yang panjang tentu akan terus berupaya menyajikan informasi-informasi yang dapat membantu pembaca mengenali dan mengarungi era yang penuh ombak ini dan menghantarkan mencapai pulau harapan.
Untuk memastikan kejelasan informasi itu, liputan komprehensif, berkedalaman, jurnalisme investigasi, dan jurnalisme data yang selama ini telah dilakukan akan terus dikembangkan. Kode etik pun akan dijaga dengan baik agar lebih memastikan kerja jurnalistik tidak bias kepentingan diri, kelompok, atau golongan, tetapi mengedepankan kepentingan publik.
Mengingat masih sedemikian besarnya fungsi surat kabar, medium koran pun akan terus dikembangkan dengan memperhatikan berbagai keunggulan komparatifnya. Medium kertas yang sangat lebar, yang memiliki daya papar yang sangat kuat, adalah keunggulan koran yang tak tertandingi medium mana pun. Begitu pula dengan tata letak halaman koran yang indah, yang bisa diubah setiap hari.
Halaman koran yang terbatas pun justru membuat berita koran menjadi sangat ringkas, padat, dan terkurasi. Maka, para eksekutif yang supersibuk akan dengan mudah dan cepat mengetahui berbagai peristiwa penting yang terjadi sehari sebelumnya, yang sudah terseleksi dengan baik.
Sementara itu, fakta-fakta jurnalistik yang lebih detail kami menyajikannya dalam surat kabar digital berlangganan, yaitu Kompas.id, baik dalam format e-paper, website, maupun aplikasi Android dan Ios. Salah satu keunggulan digital adalah halaman yang tak terbatas. Maka, berbagai fakta jurnalistik, baik foto, video, maupun grafik interaktif, disajikan di sana. Pembacalah yang bebas memilih medium sesuai kebutuhan.
Kami meyakini kemanfaatannya akan berarti bagi pembaca untuk mengarungi era yang penuh kompleksitas ini. Sebaliknya, dukungan pembaca yang besar ini pun sangat berarti bagi kami untuk menjaga ekosistem media menjadi lebih berkelanjutan. Selamat menjalani tahun 2023 yang penuh tantangan dan peluang. Semoga kita semua dapat membuat terang di tahun menantang.