Di Manakah Matahari Terbit Pertama Tahun 2023 Bisa Dilihat?
Tidak ada wilayah yang bisa mengklaim pertama melihat Matahari terbit. Namun, pemakaian sistem waktu membuatnya dimungkinkan. Pulau Young dan Gletser Dibble jadi tempat pertama yang bisa melihat Matahari terbit 2023.
Oleh
MUCHAMAD ZAID WAHYUDI
·6 menit baca
Selamat Tahun Baru 1 Januari 2023. Bumi terus berputar, waktu pun terus bergerak. Meski tahun terus berganti, Matahari tetap setiap menampakkan diri di Bumi, terbit dari timur dan tenggelam di barat. Bentuk Bumi yang bulat dan diberlakukannya sistem waktu membuat Pulau Young di selatan Selandia Baru menjadi daratan pertama yang bisa melihat Matahari terbit paling awal.
Matahari terus ”bergerak” tanpa henti. Gerak semu Matahari itu membuat Bumi masih bisa merasakan siang hari yang terang dan hangat menggantikan malam yang gelap dan dingin.
Gerak semu Matahari itu terjadi karena Bumi bulat dan berputar pada porosnya dengan kemiringan sumbu putar sebesar 23,4 derajat. Sembari berotasi miring, Bumi juga berputar mengelilingi Matahari. Gabungan gerak rotasi Bumi yang miring dengan revolusi Bumi itu menghasilkan variasi waktu siang dan malam di seluruh muka Bumi.
Menurut Cameron Hummels, ahli astrofisika dari Institut Teknologi California, Amerika Serikat, (Caltech), seperti dikutip Livescience, 5 Desember 2022, sejatinya tidak ada tempat di muka Bumi yang bisa dikatakan sebagai tempat pertama untuk dapat menyaksikan Matahari terbit. Sebaliknya, tidak ada pula tempat yang benar-benar terakhir melihat Matahari terbenam.
Yang ada hanyalah serangkaian peristiwa Matahari terbit, terbenam, dan terus berulang setiap harinya. Gerakan rotasi dan revolusi Bumi itu membentuk siklus hari hingga tahun yang terus berulang sepanjang zaman.
Namun, untuk melacak waktu, manusia telah menciptakan sistem pengatur waktu, mulai dari aturan penanggalan, garis batas tanggal internasional, hingga zona waktu. Semula, sistem pengatur waktu ini memang ditetapkan untuk kepentingan masyarakat Barat. Namun, seiring waktu, sistem itu dianut semua negara-negara di dunia meski di beberapa komunitas dan kelompok budaya masih mempertahankan sistem pengaturan waktu lokalnya.
Garis batas tanggal internasional itu berada di sekitar garis bujur 180 derajat bujur timur (BT) atau 180 derajat bujur barat (BB), menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan Bumi dan melintasi Samudra Pasifik. Garis ini yang menandai awal dan akhir hari di Bumi.
Wilayah di sebelah barat garis tanggal internasional masuk zona waktu +12 atau lebih cepat 12 jam dibandingkan dengan waktu di zona waktu universal (UTC) atau zona waktu Greenwich (GMT), Inggris (GMT). Sementara di sebelah timur garis internasional, waktunya -12 atau mundur 12 jam dibandingkan dengan waktu Greenwich. Zona waktu +12 dan -12 ini berada pada satu wilayah zona waktu yang sama yang dibedakan hanya berdasarkan arah menghitungnya.
Jika mengacu pada sistem waktu yang digunakan sekarang, ”Tempat di muka Bumi yang pertama kali melihat Matahari terbit terletak di dekat sisi barat garis batas tanggal internasional,” katanya.
Garis batas tanggal internasional itu seharusnya berupa garis lurus. Namun, pada beberapa bagian, garis ini dibelokkan demi menghindari terpisahnya satu wilayah negara oleh garis batal tanggal hingga membuat satu wilayah negara terpisah 24 jam walau lokasi sebenarnya berdekatan.
Namun, ada pula negara yang pilihan zona waktunya sengaja tidak sesuai dengan ketentuan zona waktu yang seharusnya. Upaya ini dilakukan demi menyesuaikan dengan zona waktu negara lain di dekatnya atau berdasar pertimbangan politik atau ekonomi lainnya.
Salah satu belokan garis batas tanggal internasional itu ada di sekitar wilayah Kiribati, negara kepulauan di sekitar garis khatulistiwa di tengah Samudera Pasifik. Wilayah Kiribati dilintasi garis batas tanggal internasional dengan wilayah paling timur menjorok sejauh 3.200 kilometer dari garis batas tanggal internasional.
Tempat di Bumi yang akan bisa menyaksikan Matahari terbit pertama pada 1 Januari 2023 adalah di Pulau Young, pulau tak berpenghuni yang merupakan bagian dari Kepulauan Balleny di dekat Antarktika.
Kondisi itu membuat Kiribati memiliki zona waktu +12/-12, -11, dan -10. Sebagai ilustrasi, jika wilayah barat Kiribati sudah masuk tanggal 1 Januari pukul 00.00, wilayah timurnya masih tanggal 31 Desember pukul 01.00 dan 02.00.
Karena membingungkan masyarakat, maka seperti dikutip dari Time and Date, Pemerintah Kiribati menarik garis tanggal internasional hingga ke sisi timur wilayahnya pada 1995. Cara ini membuat seluruh wilayah Kiribati bisa memasuki hari baru hampir bersamaan. Perubahan itu juga membuat zona waktu yang miliki Kiribati menjadi +12, +13, dan + 14.
Dengan situasi itu, kata Hummels, seharusnya wilayah timur Kiribati akan menjadi tempat pertama yang bisa melihat Matahari terbit sepanjang tahun. Pulau yang paling timur dari Kiribati, yang disebut pulau Millennium atau Pulau Caroline, adalah daratan pertama di Bumi yang bisa menyaksikan Matahari terbit. Namun, sayang, pulau ini tidak berpenghuni.
Meski demikian, tak selamanya Pulau Millennium atau Pulau Caroline menjadi wilayah pertama di Bumi yang bisa menyaksikan Matahari terbit. Hal itu terjadi karena sumbu rotasi Bumi miring 23,4 derajat. Akibatnya, sinar Matahari jatuh ke permukaan Bumi tidak sama rata dan sama banyak sepanjang tahun.
Pada akhir Desember, Matahari baru saja melewati titik balik selatan atau solstis Desember yang jatuhnya bervariasi antara 20 Desember dan 23 Desember. Namun, solstis Desember paling sering jatuh pada 21 Desember dan 22 Desember. Solstis Desember ini menjadi tanda datangnya musim panas di belahan Bumi selatan dan musim dingin di belahan Bumi utara.
Selama solstis Desember hingga tiga bulan ke depan, belahan Bumi selatan akan mendapat paparan sinar Matahari lebih banyak dibanding belahan Bumi utara. Akibatnya, waktu siang di seluruh belahan Bumi selatan akan lebih panjang dibandingkan waktu malamnya.
Bahkan, di sekitar Kutub Selatan hingga lingkar Kutub Selatan yang ada di garis lintang 66,6 derajat lintang selatan (LS) akan menghadapi siang selama 24 jam pada beberapa minggu awal setelah solstis Desember. Pada kondisi ini, Matahari tidak akan pernah tenggelam, hanya berada di dekat horizon sehingga siang dan malam sulit dibedakan.
Menurut data Observatorium Angkatan Laut AS, waktu siang dan malam baru bisa dibedakan pada pada wilayah yang terletak pada garis 66,08 derajat LS. Di dekat garis batas ini, Matahari akan tenggelam untuk beberapa saat sebelum akhirnya lebih banyak menghabiskan waktunya di atas horizon. Namun, batas paling selatan daerah yang bisa membedakan siang dan malam itu bisa bervariasi dalam rentang menit busur.
Berdasarkan garis batas itu, tempat di Bumi yang akan bisa menyaksikan Matahari terbit pertama pada 1 Januari 2023 adalah di Pulau Young, pulau tak berpenghuni yang merupakan bagian dari Kepulauan Balleny di dekat Antarktika dan diklaim sebagai milik Selandia Baru. Pulau Young terletak di garis lintang 66,28 deajat LS.
”Di Pulau Young, Matahari akan tenggelam sebentar di bawah cakrawala beberapa saat sebelum akhirnya terbit kembali pada beberapa menit setelah tengah malam,” kata Hummels.
Di Pulau Young, Matahari diperkirakan terbit pada 1 Januari 2023 pukul 00.23 waktu setempat. Kemungkinan Matahari terbenam di pulau ini hanya 10-15 persen. Namun, pembiasan cahaya Matahari secara tidak normal oleh atmosfer bisa membuat Matahari terbit sulit disaksikan.
Jika kondisi itu terjadi, tempat berikutnya yang bisa digunakan untuk melihat Matahari terbit pertama ada di Gletser Dibble yang ada di Benua Antarktika. Di Gletser Dibble yang terletak dekat Pulau Young, Matahari akan terbit pukul 00.25 waktu setempat.
Baik Pulau Young maupun Gletser Dibble sama-sama tidak berpenghuni. Jika acuan melihat Matahari terbit pertama adalah di kawasan berpenduduk, Matahari terbit pertama 1 Januari 2023 bisa disaksikan di Kahuitara Point yang ada di Pulau Pitt, Selandia Baru. Pulau ini jauh lebih di utara dari Antarktika, yaitu terletak di garis lintang 44,26 LS. Di titik ini, Matahari terbit pukul 04.50 waktu setempat.
Meski kini kita tahu di mana Matahari terbit pertama bisa disaksikan, esok Matahari masih akan terbit kembali. Namun, waktu yang sudah berlalu, tidak mungkin akan kembali. Karena itu, gunakan waktu sebaik-baiknya sebelum nantinya Matahari benar-benar terbit dari barat akibat berkebalikannya arah rotasi Bumi.