Untuk menjadi ruang yang menarik publik, museum perlu membaca tren yang berkembang di masyarakat. Tren itu dapat dikembangkan menjadi kegiatan buat pengunjung atau konten publikasi.
Oleh
HIDAYAT SALAM
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Keberadaan museum kerap dianggap sebagai tempat yang hanya menyimpan barang-barang kuno. Untuk itu, pengelola museum terus berinovasi demi nat berkunjung sekaligus bertujuan menjadi salah satu pilihan ruang publik yang edukatif dan inspiratif.
Hal ini tampak pada suasana ruang ImersifA di Museum Nasional, Jakarta, yang menjadi ruang favorit dikunjungi pengunjung, Jumat (30/12/2022). Ruang ImersifA adalah wahana pameran yang menggunakan teknologi video mapping atau pemetaan video.
Teknologi tersebut digunakan untuk menampilkan berbagai narasi Indonesia, seperti kondisi alam Indonesia dari masa ke masa, manusia purba, kekayaan budaya, sejarah, dan koleksi museum.
Kepala Kelompok Kerja Kehumasan, Promosi, dan Publikasi Museum Nasional Dyah Sulistiyani menyampaikan, inovasi yang dihadirkan itu agar museum dapat menjadi tempat pilihan pertama masyarakat sebagai edutainment, yakni edukasi dan kesenangan.
Museum yang terus berinovasi, lanjut Dyah, dapat mengangkat nilai-nilai yang tersimpan pada sebuah koleksi sehingga tidak hanya sekadar bercerita tentang masa lalu saja. Karena itu, museum harus menjadi tempat dan sumber pengetahuan bagi generasi masa kini serta inspirasi untuk masa depan.
”Tantangan yang dihadapi justru untuk menarik minat pengunjung anak muda. Anak muda itu cenderung menyukai kegiatan dengan pengemasan menarik dan kekinian. Inovasi seperti itu yang terus kami kembangkan melalui kerja sama dengan berbagai pihak,” ujarnya.
Menurut dia, jumlah pengunjung sekitar 1.000-1.400 orang per hari untuk hari biasa, sedangkan untuk Sabtu dan Minggu berkisar 2.100-2.500 orang selama tahun 2022. Berdasarkan data dari pengunjung yang berbayar rata-rata pengunjung 30.700 orang per bulan. Ada juga pameran unggulan, seperti pameran Kopi Togetherness dan Perempuan The Truth Inside You.
Tantangan yang dihadapi justru untuk menarik minat pengunjung anak muda. Anak muda itu cenderung menyukai kegiatan dengan pengemasan menarik dan kekinian.
”Setelah kondisi pandemi Covid-19 juga mulai terkendali, pengunjung terus mengalami peningkatan, terutama saat libur sekolah dan akhir tahun 2022,” ujarnya.
Museum lain juga terus melakukan upaya untuk meningkatkan pengunjung. Kepala Unit Pengelola Museum Seni Jakarta Sri Kusumawati mengatakan, upaya meningkatkan pengunjung di Museum Tekstil serta Museum Seni Rupa dan Keramik di Kota Tua dengan mengadakan kegiatan workshop atau lokakarya.
Selain itu, pihaknya telah bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk mengembangkan teknologi dan ruang ImersifA pada tahun depan.
Sri Kusumawati menilai, para anak muda selalu mencari tren konten-konten di Tik Tok dan Instagram. Hal ini membuat mereka tertarik untuk mengikuti workshop, lalu membuat konten untuk mengikuti tren tersebut.
Kepala Galeri Nasional Indonesia Pustanto menyampaikan, inovasi yang dihadirkan museum saat ini berdampak pada peningkatan jumlah pengunjung muda. Tren anak muda saat ini harus bisa ditangkap pengelola museum dengan baik, antara lain membuat program yang bisa memenuhi kebutuhan konten publikasi di media sosial.
Lebih lanjut, kerinduan masyarakat untuk berkunjung ke museum kembali tumbuh setelah pandemi Covid-19 terkendali. Tingkat kunjungan publik ke museum pun naik. ”Kenaikan pengunjung ini bisa dua kali lipat ketika memasuki hari libur, apalagi libur akhir tahun, dibandingkan dengan hari biasa,” katanya.
Antusias pengunjung
Pengunjung museum, Meli Marliani (41), warga asal Bogor, Jawa Barat, menuturkan, anaknya senang dengan sejarah dan kebudayaan dari benda-benda kuno yang berada di museum. Apalagi, saat ini sudah ada pertunjukan teknologi video mapping yang berdurasi 30 menit itu sehingga anak semakin betah di museum.
”Sensasinya seperti merasakan seolah-olah berada di dalam video. Apalagi, kontennya juga menampilkan sejarah dan budaya dari masa ke masa,” kata Meli.
Hal serupa diutarakan Tia (43), pengunjung museum asal Kota Bontang, Kalimantan Timur. Museum saat ini sudah banyak menghadirkan inovasi yang menarik minat anak. Adanya teknologi untuk membuat gambar tiga dimensi saat ini sudah banyak ditemukan di beberapa museum.
”Selama ini museum kadang terkesan membosankan. Dengan ruang ImersifA, anak saya sangat suka melihat (informasi) yang divisualisasikan,” ucapnya.
Adapun pada awal tahun 2023, pengunjung Museum Nasional akan dapat menikmati tema baru untuk pertunjukan ruang ImersifA bertajuk ”Kala Kelana Muaro Jambi”. Pertunjukan ini akan mengajak pengunjung berpetualang menyusuri Sungai Batanghari dan menelusuri situs Candi Muaro Jambi.
Rencana lain, seperti mempersiapkan Festival Jalur Rempah. Pameran yang akan menampilkan temuan ekspedisi Jalur Rempah serta konten media baru terkait dengan Jalur Rempah yang memuat gambaran interaksi sosial-budaya di sepanjang jalur perdagangan rempah pada masa prakolonial. Lalu, akan ada pameran yang mengangkat masa setelah kemerdekaan Indonesia.