Psikologi Kesehatan Bisa Mengubah Perilaku Masyarakat
Psikologi kesehatan dapat membantu mengubah paradigma atau pandangan masyarakat mengenai konsep kesehatan tertentu. Hal itu juga mendorong perubahan perilaku di masyarakat.
Oleh
ZULIAN FATHA NURIZAL
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dalam penanganan dan pencegahan penyakit dibutuhkan peran psikologi kesehatan dalam perubahan perilaku masyarakat. Saat ini, selain penanganan secara medis, penanganan psikologis juga perlu dilakukan dengan mempelajari karakteristik masyarakat.
Hal itu disampaikan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tjandra Yoga Aditama saat peluncuran buku berjudul Psikologi Kesehatan - Konsep, Masalah, dan Pemikiran untuk Indonesia terbitan Penerbit Buku Kompas, Jumat (16/12/2022), secara daring.
Tjandra menyampaikan, psikologi kesehatan merupakan aspek yang sangat penting dalam membantu penanganan medis. Sebab, untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dibutuhkan kolaborasi dari banyak pihak.
”Ingat konsep pembangunan berkelanjutan dalam bidang kesehatan ada tiga, paradigma sehat, pelayanan kesehatan, dan jaminan kesehatan nasional. Ada kata paradigma sehat atau pandangan, yang mana masuk ranah psikologi kesehatan. Hal itu tidak bisa tercapai oleh dokter saja,” jelas Tjandra.
Dia menambahkan, psikologi kesehatan dapat membantu mengubah paradigma atau pandangan masyarakat mengenai konsep kesehatan tertentu. Pandangan yang berubah nantinya juga akan mendorong perubahan perilaku. Hal ini dapat dilakukan dengan mempelajari karakteristik masyarakat.
”Contoh nyata kontribusi psikologi kesehatan tentang bagaimana seharusnya (penyakit) polio tidak muncul kembali. Polio yang terjadi saat ini bukan disebabkan virus polio liar, melainkan karena belum dilakukan vaksinasi. Masyarakat menganggap vaksin tidak penting,” kata Tjandra. Dia menambahkan, peran psikologi kesehatan itu kemudian mengubah perilaku, membuat masyarakat mengizinkan anaknya divaksin.
Tjandra mencontohkan hal lainnya mengenai penanganan tuberkulosis atau TBC yang masih kental dengan stigma. Akhirnya, stigma tersebut membuat orang dengan TBC enggan berobat. Hal itu kemudian menjadikan Indonesia sebagai negara peringkat kedua dengan penderita TBC terbanyak di dunia pada 2022.
”Kalau tidak segera ditangani, akan memperburuk keadaan orang dengan TBC tadi. Maka dari itu, stigma tidak bisa diubah dengan obat, tetapi dengan psikologi kesehatan. Di situlah pentingnya,” kata Tjandra yang pensiun dari keanggotaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2019.
Psikologi kesehatan dapat membantu mengubah paradigma atau pandangan masyarakat mengenai konsep kesehatan tertentu. Pandangan yang berubah nantinya juga akan mendorong perubahan perilaku.
Menanggapi pernyataan Tjandra, Kepala Program Pendidikan Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer Universitas Gadjah Mada Prof Hari Kusnanto mengatakan, ilmu dari psikologi kesehatan dapat diterapkan pada layanan primer yang paling dekat dengan masyarakat, yaitu puskesmas. ”Di puskesmas (kita) juga bisa mengubah perilaku anak agar mau makan makanan bergizi,” ujar Hari.
Hari menjelaskan, dalam psikologi kesehatan terdapat model kepercayaan. Model kepercayaan kesehatan (health belief model) mengasumsikan perubahan perilaku terjadi jika ada empat persepsi di masyarakat, yaitu kerentanan, kekerasan, keuntungan, dan pembatasan.
Harapan
Ketua Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia Andik Matulessy menambahkan, peluncuran buku Psikologi Kesehatan - Konsep, Masalah, dan Pemikiran untuk Indonesia diharapkan bisa menjadi referensi baru dalam meningkatkan pemahaman dan kesadaran publik terhadap psikologi kesehatan.
”Selain itu, dengan peluncuran buku ini, semoga menjadi momentum para psikolog dan profesor psikologi untuk membuat naskah akademik dan standar prosedur mengenai psikologi kesehatan agar ketika nanti psikologi kesehatan dibuat spesialisasi menjadi terarah, jelas, dan lebih mudah,” tambah Andik.
Andik juga berharap buku ini selanjutnya akan dibuat berseri. Dia menilai, buku yang bagus seperti ini harus memiliki pembaruan sesuai dengan perkembangan ilmu.
Perwakilan Penerbit Buku Kompas, Patricius Cahanar, mengatakan, ia tergelitik dengan kutipan dari penulis dalam buku. Dalam kutipan itu dikatakan bahwa ”asalkan masih bisa kerja, berarti belum sakit”. Kutipan itu menandakan bahwa stigma mengenai kesehatan di Indonesia masih ada.
”Pemahaman budaya ini menyebabkan kita kerap terlambat dalam memeriksakan diri apabila sakit, kesehatan fisik maupun mental. Psikologi kesehatan diharapkan menjadi jembatan untuk memahami masalah budaya dan dapat mengembangkan kesehatan masyarakat Indonesia,” kata Patricius.
Buku Psikologi Kesehatan - Konsep, Masalah, dan Pemikiran untuk Indonesia dapat dibeli melalui platform belanja daring resmi harian Kompas di Tokopedia dan Shopee. Selain itu juga bisa dibeli melalui gerai Kompas di aplikasi Kompas.id dan di toko buku terdekat.