Kompetensi praktisi kehumasan penting ditingkatkan karena tantangan di masa depan akan semakin besar. Tantangan itu mencakup transformasi digital dan dinamika karakter audiens.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tantangan praktisi hubungan masyarakat atau humas ke depan akan semakin kompleks, antara lain, transformasi digital dan dinamika demografi masyarakat. Kompetensi humas pun ditingkatkan agar bisa merespons tantangan tersebut.
Hal ini mengemuka pada Konvensi Humas Indonesia (KHI) 2022 di Jakarta, Rabu (14/12/2022). KHI tahun ini sekaligus memperingati 50 tahun Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas). KHI 2022 menjadi wadah diskusi pelaku industri kehumasan Indonesia dan luar negeri.
Ketua Umum Perhumas Boy Kelana Soebroto mengatakan, salah satu tantangan pelaku kehumasan adalah meluasnya era pasca-kebenaran atau post-truth. Kamus Inggris Cambridge mendefinisikan post-truth sebagai situasi ketika orang menerima argumen berdasarkan emosi dan keyakinan, bukan fakta obyektif.
Humas merupakan unit yang memainkan peran strategis di era global, di mana kompleksitas, ketidakpastian, dan post-truth meluas.
Era pasca-kebenaran tak lepas dari perkembangan teknologi dan informasi digital. Banyaknya kanal dan mudahnya berbagi informasi membuat publik kebanjiran informasi. Hal ini membuat publik bingung menyaring informasi secara kritis dan rasional. Kondisi itu akhirnya memengaruhi pembentukan opini publik.
”Humas merupakan unit yang memainkan peran strategis di era global, di mana kompleksitas, ketidakpastian, dan post-truth meluas,” ujar Boy.
Peran humas tidak hanya untuk membangun citra institusi. Narasi yang dibuat humas juga dapat membangun opini dan perilaku publik. Kampanye pentingnya protokol kesehatan dan vaksinasi merupakan contoh kerja humas selama pandemi Covid-19.
”Dalam berkomunikasi dan menyampaikan informasi, humas perlu mempertimbangkan segala aspek, mulai dari judul, arah, dan dampak komunikasi. Ini karena humas ujung tombak organisasi,” kata Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Ketua Panitia Pelaksana KHI 2022 Haviez Gautama mengatakan, selain transformasi digital, praktisi kehumasan perlu juga membaca demografi penduduk yang saat ini mulai didominasi generasi Z. Generasi Z termasuk kelompok yang banyak menggunakan media sosial. Dengan kata lain, generasi Z adalah salah satu audiens perhumasan yang mesti diperhatikan.
Menurut McKinsey & Company, sebuah perusahaan konsultan manajemen, generasi Z adalah penduduk yang lahir antara tahun 1995-2010. Karakter mereka ekspresif, suka berdialog, menghargai komunitas, inklusif, pragmatis, dan melek digital.
”Audiens sekarang berbeda. Generasi Z kini mendominasi dunia komunikasi. Lantas, bagaimana kita (humas) menyikapi ini karena merekalah leaders of tomorrow,” kata Haviez.
Peningkatan kompetensi pun penting untuk merespons tantangan. Haviez mengatakan, Perhumas melakukan sertifikasi untuk meningkatkan kompetensi anggotanya. Ada lima bidang kompetensi yang mesti dimiliki humas.
Salah satunya kemampuan membuat strategi komunikasi dan kampanye. Lalu, kemampuan berjejaring, kemampuan mengukur dan mengevaluasi dampak komunikasi, serta keterampilan menangani krisis komunikasi.
Ketua Umum Ikatan Pranata Humas Indonesia (Iprahumas) Thoriq Ramadani mengatakan, berdasarkan survei Iprahumas, ada tiga kompetensi yang ingin dipelajari humas, antara lain, analisis media sosial dan penulisan. Untuk merespons ini, Iprahumas membuat program belajar dan peta jalan untuk tiga tahun ke depan.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (Aspikom) Bekti Istiyanto, humas muda juga perlu disiapkan menghadapi tantangan. Hal ini bisa dimulai dari pendidikan. Program Kampus Merdeka dinilai sebagai peluang meningkatkan kompetensi kampus dan mahasiswa.
”Kampus dan mahasiswa mengerti konsep dan teori kehumasan dari buku, bukan praktik. Ada kesenjangan informasi yang mesti diatasi,” kata Bekti.
Wakil Pemimpin Redaksi harian Kompas Tri Agung Kristanto menambahkan, humas juga perlu membangun relasi dengan pers. Ini bisa dicapai dengan kolaborasi.