logo Kompas.id
HumanioraBenteng Terakhir Marind Anim...
Iklan

Benteng Terakhir Marind Anim yang Terancam

Hasil ikan rawa dan sungai menjadi benteng terakhir bagi orang Marind-Anim untuk memenuhi gizi, setelah binatang buruan semakin langka karena hutan yang menyusut. Namun, sistem perairan mereka pun mulai tercemar.

Oleh
AHMAD ARIF, SAIFUL RIJAL YUNUS
· 6 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/gwZ6ZFETo_yd4ZH2No_b6kLvqEU=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F12%2F08%2Fcee0e689-658c-4e95-945c-ed3410d53b08_jpg.jpg

Warga menunggu jaring ikan di rawa-rawa di pinggir Sungai Kumbe di Kampung Baad, Distrik Animha, Kabupaten Merauke, Papua, Sabtu (12/11/2022).

Begitu jaring diturunkan, saat itu juga air di Rawa Yakau bergolak. Timatius Ndiken (38), warga Kampung Baad, Distrik Animha, Merauke, segera mengangkat ikan mujair berukuran jumbo. Hasil ikan di sistem rawa ini menjadi benteng terakhir bagi orang Marind Anim untuk memenuhi gizi, setelah binatang buruan makin langka karena hutan yang menyusut.

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000