Peduli Peningkatan Kualitas Guru Bisa Melalui Kayuhan Sepeda
Guru menjadi garda terdepan untuk memastikan pendidikan di ruang-ruang kelas dan sekolah dapat berjalan baik serta berkualitas. Namun, dukungan peningkatan profesi guru yang berkelanjutan belum optimal.
Kesenjangan mutu pendidikan antardaerah di Indonesia masih tinggi. Ketertinggalan kualitas pendidikan ini dimulai dari hal dasar, yakni lemahnya literasi membaca, menulis, dan menghitung. Padahal, hal ini penting bagi fondasi belajar lanjutan dan sepanjang hayat bagi anak.
Perbaikan kualitas pendidikan ini membutuhkan kolaborasi banyak pihak untuk mendukung peningkatan mutu guru. Dukungan para pihak ini di antaranya bisa melalui bersepeda ataupun kontribusi lain yang bisa diikuti.
Upaya banyak pihak untuk mendukung kepala sekolah dan guru di daerah-daerah yang masih tertinggal kualitas pendidikannya menurut Indonesia Overseas Alumni (IOA) punya dampak besar untuk mengakselerasi perubahan pendidikan yang berkualitas.
Sayangnya, sebagian guru, utamanya mereka di daerah terpencil, tidak memiliki banyak kesempatan untuk benar-benar menjalani pendidikan dan pelatihan berkualitas sesuai kebutuhan dan kontekstual serta berkesinambungan.
Kesadaran tentang isu pendidikan terkait dukungan pada peningkatan kualitas dan profesionalisme guru nyatanya belum dipahami banyak pihak di luar pemerintah dan pemerhati pendidikan. Direktur Eksekutif Perkumpulan IOA Tanti Sugiharti, Senin (12/12/2022), meyakini ada banyak kepedulian yang bisa ditumbuhkan dari berbagai komunitas di masyarakat guna mendukung para guru sebagai garda terdepan dalam mewujudkan pendidikan berkualitas.
Para pesepeda yang ikut ini sudah profesional. Kalau untuk kemampuan gowes, sudah tidak diragukan lagi.
Tanti mengisahkan, dalam beberapa tahun ini, komunitas pelari Nusantarun Chapter 5/Yayasan Lari Nusantara mendukung pelatihan guru di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah. ”Kami diminta untuk mengajukan program. Biasanya kan bantuan yang diberikan untuk bangunan fisik dan beasiswa. Jarang ada bantuan sosial untuk pelatihan guru. Kesempatan ini kami pakai untuk mendapatkan dukungan bagi pelatihan para guru yang penting untuk pengembangan pendidikan. Sebab, guru sebagai ujung tombak,” tuturnya.
Komunitas sepeda
Dukungan untuk pelatihan guru juga diperkuat IOA untuk Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Daerah ini terkena gempa pada 2018 yang berdampak pada kondisi pendidikan. Kondisi pandemi Covid-19 sejak 2020 juga semakin membuat kualitas pendidikan rendah. ”Para guru hampir tidak mendapatkan pelatihan pendidikan. Padahal, anak-anak masih menghadapi tantangan dalam penguasaan literasi dan numerasi. Jadi, guru perlu mendapatkan dukungan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,” kata Tanti.
Di akhir November lalu, dukungan untuk pelatihan 1.500 guru SD di Kabupaten Lombok Utara lewat program Lombok Bangkit diberikan komunitas sepeda Green Fly Cycling (GFC). Para pesepeda yang siap ikut Lombok Charity Ride 2023 akan menempuh jarak 1.500 kilometer untuk mendukung 1. 500 guru di Lombok Utara.
Ketua Umum Komunitas Sepeda Green Fly Robert Liong mengatakan, para pesepeda andal dari berbagai komunitas sepeda akan meramaikan kolaborasi Komunitas Sepeda Green Fly Jakarta-IOA untuk mengadakan gowes bertajuk Lombok Charity Ride 2023-1.500 Km untuk 1.500 Guru di Lombok Utara. ”Para pesepeda yang ikut ini sudah profesional. Kalau untuk kemampuan gowes, sudah tidak diragukan lagi. Persiapan lebih ke mental ya karena seminggu di atas sepeda dari Jakarta ke Lombok Utara dari matahari terbit sampai malam supaya bisa mengejar target,” kata Robert.
Untuk tiap pesepeda ada komitmen mengumpulkan donasi Rp 30 juta. Di awal November lalu, sudah lebih dari 20 orang yang terus dibuka hingga 30 pesepeda andal.
Baca Juga: Komunitas Sepeda Tak Sekadar Mengayuh dan Mengunyah
Penggalangan donasi juga dilakukan secara daring lewat lewat laman www.ayobantu.com/campaign/bantugurulombok. Donasi untuk mendukung Lombok Charity Ride 2023 bisa diberikan masyarakat. Sampai saat ini terkumpul lebih dari Rp 136 juta.
Robert mengatakan, komunitas sepeda menyambut baik ajakan untuk melakukan kegiatan sosial terkait pendidikan. Para pesepeda andal ini berkomitmen menggalang donasi bagi pelatihan 1.500 guru di Lombok Utara yang selama ini sudah dilakukan IOA.
Pesepeda andal terdiri dari atlet sepeda profesional, pemengaruh (influencer), penggemar olahraga (sport enthusiast) yang telah malang-melintang di berbagai event sepeda di Tanah Air dan mancanegara bersepeda sejauh 1.500 km selama tujuh hari. Perjalanan dimulai dari Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, pada 3 Maret 2023. Kemudian, pesepeda akan menyusuri Pulau Jawa dan Bali dan menyeberang ke Pulau Lombok untuk menyelesaikan gowes di desa adat suku Sasak yang terletak di Desa Senaru, Kecamatan Bayan, pada 9 Maret 2023.
Tanti menambahkan, banyak tantangan pendidikan di Lombok Utara. Rerata lama sekolah baru 5,9 tahun. Selain itu, ada pernikahan dini yang masih marak, indeks pembangunan manusia rendah, dan kemiskinan tertinggi di NTB berdasarkan Kabupaten Lombok Utara Dalam Angka 2021. Daerah ini merupakan satu-satunya daerah tertinggal di NTB
Perkumpulan IOA menjalankan Lombok Bangkit lewat peningkatan mutu pendidikan dengan meningkatkan kualitas pendidikan dasar yang berkelanjutan. Para kepala sekolah dan guru dari 156 sekolah dasar mendapat pelatihan kepemimpinan transformasional. Ada kerja sama juga dengan Sokola Institute karena masih banyak anak menggunakan bahasa ibu, yakni bahasa Sasak.
”Untuk baca tulis, siswa SMP saja masih ada yang kesulitan. Jadi, kami mencoba dengan penggunaan bahasa ibu sebagai jembatan dalam pembelajaran,” kata Tanti.
Selain di Lombok Utara dan Dieng, selama 10 tahun ini peningkatan mutu guru juga dilakukan IOA di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Kini, dukungan peningkatan mutu pendidikan untuk guru sudah menyasar pemberian beasiswa bagi calon guru.
Platform untuk guru
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim mengatakan, dukungan untuk peningkatan mutu pendidikan juga perlu berfokus pada guru. Pemanfaatan teknologi digital dinilai strategis untuk mendukung transformasi guru dan sekolah.
Nadiem di acara Ministry of Finance Festival (MOFEST) 2022 yang mengangkat tema ”Master Your Future” membahas transformasi digital di bidang pendidikan dengan menyediakan platform teknologi yang berfokus pada kebutuhan guru dan tenaga kependidikan. ”Yang kita lakukan 100 persen fokus pada guru, kepala sekolah, dan pengawas. Karena bagi kami yang terpenting adalah manusia dewasanya di sekolah itu yang akan menentukan kualitas pendidikan di masing-masing satuan pendidikan,” ujar Nadiem.
Menurut Nadiem, jika tidak ada dukungan transformasi teknologi untuk guru dan tenaga kependidikan, akan sulit bagi satuan pendidikan untuk lebih maju dan berkembang. ”Sekolah itu seperti organisasi lain. Budaya dari pembelajaran hanya tercipta kalau SDM-nya baik. Jadi, untuk mendukung pengembangan SDM, kita membuat bermacam-macam platform,” kata Nadiem.
Kemendikbudristek salah satunya menyediakan platform Merdeka Mengajar (PMM). Melalui platform ini, para guru bisa melakukan pelatihan dan meningkatkan keterampilan secara mandiri. ”Ada puluhan ribu modul yang bisa diambil. Guru juga bisa membangun komunitas belajar dengan guru-guru lain. Misalnya yang di Jawa bisa membangun komunitas atau kelompok belajar dengan guru lain di Papua atau Maluku,” jelas Nadiem.
Baca Juga: Guru Indonesia Didorong untuk Tangguh dan Berubah
Nadiem mengakui masih banyak guru yang gagap teknologi. Namun, pandemi Covid-19 memaksa mereka untuk mempelajari teknologi, khususnya untuk pembelajaran.
Generasi baru guru
Peningkatan mutu pendidik tak hanya menyasar guru yang sudah ada. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbudristek juga memperkuat penyiapan calon guru lewat pendidikan profesi guru (PPG) prajabatan di lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK).
Baca Juga: Disiapkan 40.000 Calon Guru Lulusan PPG untuk Gantikan Guru Pensiun Tahun 2023
Pelaksana tugas Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Nunuk Suryani mengatakan, ada 72 LPTK penyelenggara PPG Prajabatan Tahun 2022. Program PPG prajabatan dengan model baru ini untuk mempersiapkan generasi baru guru-guru profesional di Indonesia.
”Proses seleksi yang komprehensif merupakan salah satu transformasi yang dilakukan dalam proses pelaksanaan PPG Prajabatan tahun ini. Sementara itu, dalam proses penyelenggaraan perkuliahan, PPG Prajabatan tahun ini akan lebih mengedepankan inkuiri dan kebiasaan berefleksi, serta terintegrasi langsung dengan kampus, sekolah, dan masyarakat, dengan memanfaatkan beragam dukungan teknologi digital,” papar Nunuk.
Direktur Pendidikan Profesi Guru Kemendikbudristek Temu Ismail mengatakan, pelaksanaan PPG Prajabatan tahun 2022 dilakukan dalam dua gelombang. PPG Prajabatan Gelombang 2 berhasil menyaring 13.944 peserta yang memulai perkuliahan sejak 8 Desember 2022. Adapun PPG Prajabatan Gelombang diikuti sebanyak 13.809 mahasiswa.
Menurut Guru Besar Pendidikan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Anita Lie, dalam mempersiapkan guru profesional LPTK harus memberi pemahaman bahwa sebagai pendidik pengembangan kompetensi secara berkelanjutan adalah hal yang mutlak. ”Seorang mahasiswa, baik yang berlatar belakang LPTK atau bukan, ketika memutuskan untuk menjadi guru, mahasiswa ini harus mengikuti PPG karena mereka harus mengembangkan kompetensi. PPG Prajabatan ini pintu masuk untuk memasuki profesi guru,” tutur Anita.