Cermat Mengenali Minat dan Potensi Diri untuk Memilih Program Studi
Seleksi masuk perguruan tinggi negeri mulai tahun 2023 mengalami penyesuaian agar selaras dengan kebutuhan dunia kerja yang multidisiplin. Keleluasaan memilih program studi pun diberikan kepada calon mahasiswa.
JAKARTA, KOMPAS — Seleksi nasional penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri atau SNPMB PTN mulai 2023 memberi keleluasaan bagi peserta memilih program studi lintas ilmu. Sekolah pun mulai menyiapkan para siswa untuk cermat mengenali bakat dan minat agar dapat memilih program studi yang tepat.
Pelaksanaan SNPMB PTN tetap dibuka melalui tiga jalur. Adapun tiga jalur tersebut meliputi seleksi nasional berdasarkan prestasi (SNBP), seleksi nasional berdasarkan tes (SNBT), dan seleksi mandiri.
Namun, pada 2023 ada pilihan diploma 3, selain diploma 4/sarjana terapan, dan S-1 (sarjana). Untuk jalur prestasi hanya bisa diikuti ulusan tahun 2023, sedangkan jalur tes dan mandiri bisa diikuti lulusan tahun 2021-2023.
Sejumlah sekolah pun menyiapkan para siswanya mengikuti seleksi masuk PTN, salah satunya adalah SMA Negeri 12 Kota Bekasi. Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat SMAN 12 Kota Bekasi, Tri Wahyuni di Bekasi, Selasa (6/12/2022), menyatakan, pihaknya menyiapkan beberapa hal untuk membantu siswanya lulus ke perguruan tinggi negeri.
Selain pendalaman materi, sekolah melakukan tes minat dan bakat. Sebenarnya tes minat bakat sudah dilakukan sejak di kelas X, tetapi diulangi kembali di kelas XII. ”Hal ini untuk melihat apakah minat dan bakat anak berubah dan dengan mudah bisa melakukan penjurusan,” kata Tri yang juga guru bimbingan konseling (BK).
Baca Juga: Seleksi Nasional Masuk PTN 2023 Memberikan Keleluasaan Memilih Prodi
Sekolah menggandeng tempat kursus setiap Sabtu untuk memberikan pendalaman materi ke siswa kelas XII. ”Kami berkolaborasi karena soal untuk seleksi nasional bersama tes atau SNBT berbentuk literasi bahasa dan literasi numerik tidak diajarkan di sekolah,” kata Tri.
Sementara itu, Muhammad Rafi Isnaen (17), siswa kelas XII jurusan Ilmu Pengetahuan Alam di SMAN 12 Kota Bekasi menuturkan, butuh penyesuaian dengan sejumlah perubahan dalam SNPMB tahun 2023.
Kami berkolaborasi karena soal untuk seleksi nasional bersama tes atau SNBT berbentuk literasi bahasa dan literasi numerik tidak diajarkan di sekolah.
”Sebelumnya kita (siswa) fokus belajar untuk yang diujikan saja. Sekarang, semua mata pelajaran masuk. Itu aneh. Selain itu untuk tes, soalnya dibilang akan lebih sulit,” kata Rafi yang berminat masuk jurusan teknik informatika di Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Jadwal seleksi nasional berdasarkan prestasi di perguruan tinggi negeri tahun 2023. Peserta yang ikut hanya lulusan tahun 2023 yang didaftarkan sekolah sesuai kuota akareditasi sekolah.
Siswa lainnya, Rafi Azskia (17), jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, mengaku hanya mengikuti alur yang dipersiapkan oleh sekolah. Sambil menunggu, dia juga menyiapkan dengan nilai rapor dan kehadiran yang bagus.
”Ada cara menghitung persentase lulus dan nilai saya dilihat memenuhi. Semoga saja universitas menerima saya, melihat persaingan di tahun sebelumnya juga ketat,” kata Zaskia yang berminat masuk ke Fakultas Hukum Universitas Singa Perbangsa Karawang.
Meski nilainya memenuhi standar, dia tidak percaya diri dengan nilai rapornya. Sebab, banyak temannya memiliki nilai lebih bagus. Namun, dengan pilihan universitas yang banyak, dia yakin bisa masuk ke salah satu perguruan tinggi negeri impiannya.
Tidak ada kelompok
Sebelumnya, Ketua Umum Tim Penanggung Jawab SNPMB Mochamad Ashari mengatakan, di jalur seleksi prestasi ataupun tes, calon mahasiswa bisa memilih program studi tidak sesuai kelompoknya. Tidak ada lagi pengelompokan program studi sains dan teknologi maupun sosial humaniora.
”Namun, diharapkan calon mahasiswa bisa memilih secara bertanggung jawab, menyesuaikan dengan minat dan kemampuannya untuk bisa menyelesaikan kuliah di prodi yang dipilih,” kata Ashari yang juga Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Suasana peluncuran seleksi ansional penerimaan maahsiswa baru (SNPMB) 2023 di perguruan tinggi negeri di Jakarta, Kamis (1/12/2022), Turut hadir, antara lain, Ketua Umum Tim Penanggung Jawab SNPMB Mochamad Ashari (ketiga dari kiri)
Di jalur SNBP, siswa yang bisa ikut hanya lulusan tahun 2023. Siswa didaftarkan oleh sekolah dengan melihat prestasi rapor semua mata pelajaran dari semester I-V dan prestasi nonakademik lainnya. Banyaknya siswa yang bisa didaftarkan ikut SNBP disesuaikan akreditasi sekolah. Untuk sekolah berakreditasi A, 40 persen siswa terbaik, akreditasi B sebanyak 25 persen, serta akreditasi C dan lainnya sekitar 5 persen.
Pendaftaran siswa di jalur SNBP gratis alias tidak berbayar. Siswa yang memilih jalur prestasi ini harus berkomitmen kuliah di program studi atau prodi pilihan. Jika peserta dinyatakan lulus, tetapi tidak mendaftar ulang, dia tidak bisa ikut ujian tulis berbasis komputer (UTBK) di jalur SNBT. Hasil UTBK ini digunakan untuk seleksi jalur tes dan bisa juga untuk seleksi jalur mandiri.
Dosen Universitas Sebelas Maret M Abdul Hakim mengatakan, penilaian prestasi siswa kelas XII yang kini memperhitungkan rerata nilai semua mata pelajaran (sebelumnya hanya sejumlah mata pelajaran), sebenarnya bukan sekadar untuk melihat capaian belajar, tetapi sikap belajar.
”Siswa yang mampu menjaga performa selama 2,5 tahun di pendidikan menengah dan mendapat nilai tinggi di semua mata pelajaran berarti teruji ketangguhannya dan punya sikap belajar positif sehingga bisa survive (bertahan) dan berkembang di PT,” kata Hakim.
Adapun di jalur tes, SNBT dilakukan seusai pengumuman seleksi jalur prestasi. Di tahun 2023, pelaksanaan tes UTBK tidak lagi dibagi dalam kelompok saintek, ssoshum, dan campuran. Siswa lulusan SMA/SMK sederajat dari program IPA, IPS, dan Bahasa bisa memilih prodi secara leluasa, termasuk memilih PTN akademik maupun vokasi. Di jalur ini, ada biaya pendaftaran sebesar Rp 200.000.
Pendaftar mengikuti UTBK yang dibagi menjadi dua bagian. Pertama tes potensi skolastik (TPS) , yang kedua literasi dalam Bahasa Indonesa dan Bahasa Inggris, serta penalaran Matematika. Lamanya tes tiap bagian sekitar 1,5 jam.
Mahasiswa baru, kata Hakim, akan menemukan fakta bahwa pengalaman belajar di PT berbeda dengan di SMA/SMK. Ketika berhadapan dengan situasi baru, mereka tak bisa sekadar mempelajari materi atau konten. Namun, jika memiliki kemampuan penalaran dan berpikir kritis, mereka mampu beradaptasi untuk belajar hal bar
”Jadi penting sekali seleksi ini mampu menyaring siswa dengan kemampuan belajar yang tinggi sehingga selaras dengan di PT. Apalagi, PT sudah menerapkan Merdeka Belajar Kampus Merdeka, di mana mobilitas mahasiswa menjadi luas," ujarnya.
Ruang bermanuver semester lima pun semakin lebar, misalnya mahasiswa prodi sastra bisa belajar teknologi informasi. Jadi, kemampuan belajar dan berpikir fleksibel penting, tidak lagi mengotak-kotakkan dalam IPA atau IPS. Jadi, TPS instrumen paling sesuai untuk menjaring siswa adaptif di PT,” papar Hakim.
Pilihan vokasi
Wakil Ketua III Tim Penanggung Jawab SNPMB UUf Brajawidagda mengatakan ada pilihan program studi vokasi diploma 3 dalam SNPMB bagi calon mahasiswa. Mereka pun terpacu untuk mempertimbangkan secara matang pilihan berkuliah sesuai dengan rencana masa depan.
Selama ini, tes masuk ke politeknik negeri untuk program diploma 3 dilakukan terpisah dari SNPMB jenjang DIV/S1. Saat ini terdapat 44 politeknik, namun yang ikut bergabung baru 43 politeknik.
“Mereka yang ingin memilih kuliah di vokasi bisa memikirkan, apakah ingin D-3 yang lebih cepat lulus atau D-4. Semuanya ada kebutuhan pasar kerja. Kenyataannya jika sudah di dunia kerja, lulusan D-3 juga punya kesempatan karier yang sama untuk berkembang,“ kata Uuf yang juga Direktur Politeknik Negeri Batam.
Baca Juga: Vokasi di Universitas dan Politeknik Sama Pentingnya
Sementara itu, Wakil Ketua II Tim Penanggung Jawab SNPMB Eduart Wolok mengatakan, adanya pilihan program studi vokasi jenjang D-3 maupun D-4 di SNPMB mendorong peserta untuk memilih secara sadar. Dulu, kuliah di vokasi sebagai pilihan terakhir jika tidak diterima di PTN akademik.
“Dengan SNPMB bersama antara pendidikan tinggi akademik dan vokasi ini memberi gambaran pada calon mahasiswa tentang kebutuhan jurusan di dunia kerja. Sudah tidak masanya peserta berorientasi asal kulaih di PTN. Namun, harus mempertimbangkan mau kuliah di politeknik atau universitas sesuai rencana karier di masa depan,“ kata Eduart yang juga Rektor Universitas Negeri Gorontalo.