Mauna Loa, Gunung Api Terbesar di Dunia, Meletus Setelah Empat Dekade
Mauna Loa di Hawaii, gunung berapi aktif terbesar di dunia, meletus untuk pertama kalinya setelah hampir 40 tahun tenang. Letusan gunung setinggi 4.168 meter ini memuntahkan lava dan abu pada Minggu (27/11/2022) malam.
Oleh
AHMAD ARIF
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mauna Loa di Taman Nasional Gunung Api Hawaii, gunung berapi aktif terbesar di dunia, meletus untuk pertama kali setelah hampir 40 tahun tenang. Letusan gunung setinggi 4.168 meter ini memuntahkan lava dan abu pada Minggu (27/11/2022) pukul 23.30 waktu setempat.
Sebagian besar aliran lava tetap terkandung dalam kaldera besar puncak sehingga dinilai belum membahayakan. Akan tetapi, Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menilai, kondisi sewaktu-waktu bisa berubah dan bisa membahayakan penduduk setempat.
”Letusan Mauna Loa telah bermigrasi dari puncak ke zona retakan timur laut yang memberi jalan beberapa aliran lava,” sebut USGS di laman resminya.
Menurut pengamatan petugas pemantauan setempat yang terbang dengan helikopter, aliran lava ini belum mengancam komunitas lereng bawah mana pun. ”Gas vulkanik dan kemungkinan abu halus dan Pele’s hair (kaca vulkanik) dapat terbawa angin,” tulis USGS.
Sekalipun belum ada tanda-tanda ancaman, para pejabat USGS mengatakan kepada sekitar 200.000 penduduk di Big Island untuk bersiap menghadapi yang lebih buruk karena letusan ”bisa sangat dinamis, dan lokasi serta aliran lava dapat berubah dengan cepat”.
Penduduk yang berisiko terkena aliran lava Mauna Loa diminta meninjau kesiapsiagaan dan merujuk pada informasi Pertahanan Sipil Kabupaten Hawaii untuk panduan lebih lanjut.
Menurut laporan AP, kota-kota terbesar di pulau itu adalah Kailua-Kona di sebelah barat gunung berapi, yang berpenduduk sekitar 23.000 orang, dan Hilo di sebelah timur, dengan sekitar 45.000 orang. Para pejabat paling mengkhawatirkan beberapa subdivisi sekitar 30 mil di selatan gunung berapi, yang menampung sekitar 5.000 orang.
Berdasarkan peristiwa masa lalu, tahap awal letusan zona keretakan Mauna Loa bisa sangat dinamis, dan lokasi serta aliran lava dapat berubah dengan cepat. ”Jika lubang letusan bermigrasi ke luar dindingnya, aliran lava dapat bergerak cepat menuruni lereng,” menurut USGS.
Mauna Loa telah menunjukkan tanda-tanda untuk erupsi selama bertahun-tahun, menurut USGS, yang mengatakan letusan yang sedang berlangsung terlihat dari Kona, sebuah kota di pantai barat pulau utama Hawaii, sekitar 72 kilometer dari gunung berapi.
Jika lubang letusan bermigrasi ke luar dindingnya, aliran lava dapat bergerak cepat menuruni lereng.
Letusan dimulai pada Minggu (27/11/2022) larut malam setelah serangkaian gempa bumi yang cukup besar, kata Ken Hon, ilmuwan yang bertanggung jawab di Observatorium Gunung Api Hawaii.
Evakuasi
Menurut laporan AFP, pihak berwenang Hawaii mengatakan tidak ada perintah evakuasi meskipun kawasan puncak dan beberapa jalan di kawasan itu ditutup serta dua tempat perlindungan telah dibuka sebagai tindakan pencegahan.
Pemodelan hujan abu telah dikeluarkan untuk arah angin gunung berapi, dengan akumulasi abu tipis diperkirakan terjadi pada kapal di perairan laut di sepanjang tenggara Big Island. Sebuah kamera pengintai dari USGS di tepi utara puncak Mauna Loa menunjukkan celah letusan panjang yang terang di dalam kawah gunung berapi, kontras dengan kegelapan malam.
Mauna Loa, yang namanya berarti ’gunung panjang’, mencakup lebih dari separuh Pulau Besar Hawaii dan lebih besar dari gabungan pulau-pulau Hawaii lainnya. Gunung berapi ini adalah yang terbesar di bumi berdasarkan volume.
Ia memiliki luas permukaan sekitar 5.100 kilometer persegi dan luas bawah laut yang lebih masif lagi. Para ilmuwan menghitung volume Mauna Loa setidaknya 75.000 kilometer kubik. Aliran lava paling awal gunung berapi meletus ke dasar laut dan sisi bawah laut dari gunung berapi Hualālai atau Mauna Kea yang berdekatan antara sekitar 0,6 dan 1 juta tahun yang lalu.
Gunung ini kemungkinan muncul di atas permukaan laut sekitar 300.000 tahun yang lalu dan telah berkembang pesat sejak saat itu.
Sejarah letusan
Mauna Loa adalah satu dari enam gunung berapi aktif di kepulauan Hawaii dan sejauh ini tercatat telah meletus 33 kali sejak tahun 1843. Letusan terakhirnya pada tahun 1984 berlangsung selama 22 hari dan menghasilkan aliran lava mencapai sekitar 7 kilometer dari Hilo, kota di timur laut yang menjadi rumah bagi sekitar 44.000 orang saat ini.
Sementara itu, letusan Kilauea, gunung berapi di sisi tenggara Mauna Loa, meletus hampir terus-menerus antara tahun 1983 dan 2019, dan letusan kecil saat ini telah berlangsung selama berbulan-bulan.
Menurut USGS, tipe erupsi Mauna Loa umumnya efusif, ditandai dengan leleran lava dalam jumlah sangat besar hingga ke laut. Setidaknya 90 persen dari permukaan gunung ini tertutup oleh aliran lava yang rutin terjadi sejak 4.000 tahun. Mauna Loa tidak pernah menghasilkan letusan eksplosif sejak tahun 1843.
Namun, ada bukti geologis untuk beberapa aktivitas eksplosif dalam 1.000 hingga 300 tahun terakhir. Ahli geologi telah mengidentifikasi setidaknya empat kipas puing yang terdiri atas endapan batuan yang terfragmentasi di atas aliran lava pāhoehoe yang menyebar dari puncak.
Blok terbesar yang ditemukan dalam endapan ini berdiameter 2,2 meter dan beratnya lebih dari 17.000 kilogram. Ahli geologi memperkirakan bahwa empat jejak tersebut mewakili tiga letusan eksplosif yang terpisah. Bukti ini menunjukkan bahwa letusan eksplosif di masa depan di daerah puncak mungkin terjadi.