Bonus Demografi Butuh Kaum Muda Berintelektual dan Berintegritas
Bonus demografi Indonesia memberi peluang pertumbuhan ekonomi yang meningkat hingga tahun 2045. Momentum ini butuh generasi muda pemimpin yang berintegritas.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Momentum bonus demografi yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia harus dimanfaatkan secara optimal. Kesempatan yang tidak datang dua kali ini terus berjalan di tahun 2030 hingga tahun 2045 sehingga Indonesia butuh kaum muda yang mampu menjadi pemimpin berintelektual dan berintegritas untuk menyejajarkan Indonesia dengan negara-negara maju di dunia.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir yang hadir dalam seminar nasional bertajuk ”Intelektualitas & Integritas Generasi Muda: Investasi Masa Depan Kepemimpinan Nasional”, yang diselenggarakan di kampus Universitas Pelita Harapan (UPH) Tangerang, Selasa (29/11/2022), mengatakan, momentum bonus demografi merupakan kesempatan yang harus dimanfaatkan dengan kerja nyata dan kolaborasi.
Indonesia harus ditopang oleh pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi yang butuh sumber daya manusia (SDM) unggul. Untuk itu, peran perguruan tinggi mengembangkan inovasi lewat riset dan penyiapan lulusan yang berinegritas dan berintelektual harus didukung.
”Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan optimal sampai tahun 2045. Generasi muda kita banyak untuk mendukung kemajuan. Dari tahun 2030 dan seterusnya, pertumbuhan ekonomi meningkat, tapi tahun 2038 mulai melambat. Populasi mulai tua dan pertumbuhan ekonomi tumbuh melambat. Sekarang sudah 2022, di tahun 2030 target GDP sebesar 10.000 dollar AS. Kita harus bekerja keras dan cerdas,” tutur Erick.
Erick mengatakan, Presidensi G20 menjadi bukti Indonesia sejajar dengan negra lain dan bisa menjadi diri sendiri. Indonesia bisa menjadi negara nonblok, mampu memfasilitasi pertemuan Presiden Amerika Serikat dan Presiden China. Indonesia dituntut untuk bergerak maju dan tidak lagi mengandalkan sumber daya alam, tetapi pada sumber daya manusia.
”Kita harus semakin kompak dan bekerja sekeras-kerasnya karena kesempatan luar biasa ini hanya datang sekali. Bangsa Indonesia jangan hanya jadi penonton. Dulu, sumber daya alam yang bermanfaat untuk bangsa dieksploitasi untuk bangsa lain, juga pembukaan lapangan kerja oleh bangsa lain. Tapi, kini, hilirasi harus terjadi di Indonesia,” kata Erick.
Lebih lanjut Erick memaparkan, di tahun 2030 ekonomi digital Indonesia mencapai Rp 4.500 triliun atau terbesar di Asia Tenggara. Untuk itu, pengembangan SDM harus menjadi keunggulan Indonesia, terutama menciptakan kepemimpinan yang berintegritas.
”Di tahun 1928, generasi muda Indonesia bicara kebangsaan dan sudah terwujud. Kalau sekarang, generasi muda Indonesia harus merebut pergerakan ekonomi, lapangan pekerjaan, dan kesempatan berusaha,” ujar Ercik.
Sebagai bentuk dukungan pengembangan SDM generasi muda, Kementerian BUMN memiliki program magang mahasiswa yang kini diikuti sebanyak 2.800 mahasiswa. Ada juga program investasi di usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) atau perusahaan rintisan lewat pendanaan dan pendampingan, serta pemimpin muda.
Kesetaraaan
Sementara itu, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia mengatakan, pertumbuhan investasi yang pesat membutuhkan para pemimpin yang kuat. Generasi muda harus membawa Indonesia berdiri sama tinggi dan sama rendah atau setara dengan negara lain.
”Yakinlah, Indonesia sudah disegani negara lain. Para mahasiswa di perguruan tinggi mana pun harus mengembangkan diri secara serius untuk meningkatkan kualitas,” kata Bahlil.
Bahlil mengajak mahasiswa untuk mengembangkan diri secara serius dan aktif berorganisasi. ”Kepemimpinan itu tidak bisa teori. Tapi, dengan mengikuti berbagai organisasi apa paun di kampus, jiwa kepemimpinan bisa diasah dari pengalaman,” kata Bahlil.
Pertumbuhan investasi yang pesat membutuhkan para pemimpin yang kuat. Generasi muda harus membawa Indonesia berdiri sama tinggi dan sama rendah atau setara dengan negara lain.
Ketua Taruna Merah Putih Maruarar Sirait menuturkan, pemimpin yang berintegritas penting karena satu orang yang memiliki kewenangan, kebijakan, dan anggaran bisa menjadi luar biasa dampaknya jika bekerja baik, berintegritas, dan tetap bisa mencapai target di masa sulit. ”Bangsa ini butuh pemimpin yang berintegritas dan punya mental pejuang saat menghadapi tekanan ketika menjalankan hal benar, termasuk menghadapi ketidakadilan,” ujar Maruarar.
Rektor UPH Jonathan L Parapak menyampaikan, UPH memiliki visi untuk mendidik para pemimpin masa depan yang berintegritas tinggi, transformatif, dan berkarakter. ”Para mahasiswa dan sivitas akademika perlu diberi inspirasi dari pengalaman sosok pemimpin di pemerintahan dan swasta yang berkomitmen pada integritas dan berbuat terbaik untuk bangsa dan negara. Hal ini penting agar mahasiswa mendapat inspirasi dan motivasi untuk berbuat lebih baik lagi bagi negeri,” ujar Jonathan.