Pembuat Film dan Investor Dipertemukan di Indonesiana Film 2022
Sembilan proposal film dari program Indonesiana Film 2022 dipertemukan dengan para calon investor. Mereka diharapkan bisa bekerja sama untuk memproduksi film.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI
Festival film internasional Europe on Screen 2022 akan diadakan secara hibrida pada 16-26 Juni 2022 secara luring, serta 20-30 Juni 2022 secara daring di laman festivalscope.com. Ada 69 film dari 20 negara anggota Uni Eropa dan lima negara Eropa yang akan ditayangkan. Ada pula penayangan film pendek karya sineas Indonesia yang memenangi Short Film Pitching Project (SFPP) 2021.
JAKARTA, KOMPAS – Sejumlah sineas terpilih dari lokakarya penulisan skenario film dan produksi film program Indonesiana Film 2022 dipertemukan dengan para investor. Pertemuan kedua pihak diharap menghasilkan kerja sama untuk produksi film.
Indonesiana Film adalah program yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Program ini dilaksanakan sejak 2020 dan bertujuan untuk mengembangkan kapasitas para pembuat film, antara lain dengan lokakarya pengembangan skenario film.
Ada lebih dari 300 proposal film yang dikirimkan para pembuat film setiap tahun. Proposal kemudian diseleksi menjadi 8-10 karya. Tahun ini, ada sembilan proposal yang terpilih untuk mengikuti lokakarya penulisan skenario film dan produksi film. Sejumlah sineas Indonesia dan profesor penulisan skenario dari University of Southern California, Amerika Serikat, dilibatkan sebagai mentor lokakarya.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Salah satu jaringan bioskop CGV di Jakarta kembali dibuka pada pertengahan September 2021 dengan syarat protokol kesehatan.
Setelah lokakarya, para peserta diberi kesempatan merepresentasikan karyanya pada Project Market Indonesiana Film 2022. Project Market Indonesiana Film 2022 mempertemukan para pembuat film dengan calon investor. Hadir pula dalam kesempatan itu produser, pihak rumah produksi, hingga distributor film.
”Project Market Indonesiana Film bertujuan memberi ruang bagi peserta Indonesiana Film untuk bertemu, menjalin komunikasi, dan melakukan pitching kepada calon investor. Ini juga memberi kesempatan bagi investor untuk mendapat cerita-cerita berkualitas dengan nilai kelokalan yang kuat,” ucap Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek Ahmad Mahendra di Jakarta, Sabtu (26/11/2022).
SEKAR GANDHAWANGI
Suasana salah satu bioskop di Jakarta, akhir Maret 2021. Bioskop kembali dibuka beberapa bulan lalu dengan menerapkan protokol kesehatan.
Salah satu kriteria kurasi proposal adalah ide cerita mengandung narasi lokal Indonesia. Proposal film berjudul The Storyteller, misalnya, bercerita tentang warga desa yang panik setelah salah satu anak di desa hilang dibawa Wewe Gombel. Wewe Gombel dalam tradisi Jawa adalah roh jahat yang kerap menculik anak kecil. Warga lantas tahu bahwa isu ini adalah tipu daya beberapa pihak.
Ada pula proposal film Galeo Anak Segara yang ceritanya dimulai dari Ujian Ikiro, upacara bahari untuk menguji kedewasaan anak. Cerita berlanjut ketika ayah Galeo, sang tokoh utama, hilang. Galeo dan adiknya pun mengarungi laut demi mencari hantu laut yang dipercaya bisa membawa mereka ke ayahnya.
Adapun Jinawi atau Hantu Laut ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya tak benda oleh Kemendikbudristek pada 2016. Masyarakat Simeulue, Aceh, percaya bahwa jin laut yang bersemayam di tubuh bisa mendatangkan penyakit. Pengobatan melibatkan sejumlah bahan alam seperti kunyit, kapur sirih, dan sabut kelapa. Ritual pengusiran jin laut pun dilakukan dengan doa.
Lokakarya yang dijalani para sineas diharapkan mendorong produksi film-film berkualitas. Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid menambahkan, Indonesiana Film dirancang agar produksi film dapat dilakukan dengan dukungan multi-sektor, baik dari investor, pemerintah pusat, hingga pemerintah daerah.
”Semoga kita semua bisa menjalin komunikasi, kerja sama, dan mengembangkan ekosistem perfilman yang lebih baik di Indonesia,” ujar Hilmar melalui keterangan video.
DOKUMENTASI KELOMPOK SAKSI
Beberapa remaja di sebuah bioskop di Jakarta. Foto: dokumen Kelompok Saksi
Selain The Storyteller dan Galeo Anak Segara, ada tujuh judul lain. Ketujuhnya ialah Karabbo, Santri Fahri, Rumah Boneka, Robot with Heart, Sides of a Coin, Jampi Jampi Jompo, dan Sugih. Total ada sembilan proposal terpilih.
Semua proposal merupakan film panjang dengan durasi rata-rata 90 menit. Ada berbagai genre film, seperti drama, komedi, fantasi, dan drama romantis.
Sebelumnya, Mahendra mengatakan, pemerintah akan terus mendukung pembuat film Indonesia agar bisa membawa karyanya ke ajang internasional. Judul film yang pernah difasilitasi, antara lain, Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas: Autobiography; serta Before, Now & Then. Ketiganya masuk nominasi Film Cerita Panjang Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 2022.