Merajut Kisah Inspiratif Orang Biasa Membangun Lingkungannya
Kisah luar biasa dari orang-orang biasa ketika membangun lingkungan di sekelilingnya diharapkan bisa menginspirasi banyak orang dalam menjalankan peran kehidupan di tengah perubahan sosial masyarakat.
Oleh
HIDAYAT SALAM
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kisah perjuangan orang-orang biasa di Indonesia ketika membangun lingkungan di sekelilingnya menarik untuk diikuti. Apalagi, dengan segala kesederhanaan dan keterbatasan yang dihadapi, mereka mampu mengatasi berbagai tantangan dan berinovasi membangun lingkungannya.
Sosok mereka itu diharapkan menjadi contoh inspirasi dalam menjalankan peran kehidupan di tengah perubahan sosial masyarakat. Kisah inspiratif tersebut terdokumentasi dalam buku berjudul 100 Sosok Pahlawan Kemajuan Keluarga.
”Seratus kisah inspiratif yang terkumpul dari Sabang sampai Merauke pada buku ini adalah sosok teladan. Mereka diharapkan dapat menstimulasi lebih banyak sosok-sosok pahlawan keluarga, kemudian secara bersama-sama membawa perubahan bagi kemajuan bangsa,” ucap Andy F Noya, sebagai penjaring ratusan cerita pahlawan kemajuan keluarga dari seluruh Indonesia itu, dalam acara peluncuran buku di Jakarta, Jumat (25/11/2022).
Menurut Andy, berbeda dengan banyak buku lainnya yang kerap mengangkat kisah tokoh-tokoh terkenal di tingkat nasional, buku itu mengangkat kisah perjuangan orang biasa di dalam keluarga dan lingkungan di sekitarnya. Buku tersebut mengompilasi kisah perjuangan orang-orang biasa yang memiliki sepak terjang luar biasa.
Diharapkan kisah-kisah yang dituangkan dalam buku ini dapat menjadi energi positif untuk terus berbuat baik. ”Berawal dari gerakan kebaikan kecil, kelak akan terbentuk gelombang kebaikan yang lebih besar, yang dapat berdampak dan memberi manfaat bagi lebih banyak orang,” kata Andy.
Salah satunya adalah sosok Sri Utami, warga Surakarta, Jawa Tengah. Ia mendirikan Rumah Sakit Mojosongso yang menjadi tujuan masyarakat kelas menengah ke bawah di sekitarnya dalam mengakses layanan kesehatan. Ia merintis rumah sakitnya dari hanya satu pegawai. ”Saya juga merangkap sebagai pembantu umum, sopir, juru masak, dan petugas kebersihan,” ucap Sri, dikutip dari buku 100 Sosok Pahlawan Kemajuan Keluarga.
Sementara itu, Sufiah, warga Gresik, Jawa Timur, mendirikan Sanggar Al-Ikhlas sebagai tempat mendidik dan melatih anak-anak penyandang disabilitas agar dapat hidup mandiri. Program yang ia buat seperti mengajari anak-anak cara menjahit, membuat kerudung lukis, menganyam, hingga membuat kerajinan tangan.
Berbeda dengan banyak buku lain yang kerap mengangkat kisah tokoh-tokoh terkenal di tingkat nasional, buku itu mengangkat kisah perjuangan orang biasa di dalam keluarga dan lingkungan di sekitarnya.
Sosiolog dari Universitas Indonesia, Imam B Prasodjo, menerangkan, perkembangan teknologi saat ini rentan membuat masyarakat mengalami perubahan sosial. Keluarga berperan penting sebagai dasar dalam menekan perubahan sosial tersebut.
”Saat ini, disadari atau tidak, kita tengah berada dalam pusaran perubahan yang kian masif. Kemampuan diri dan keluarga dalam menghadapi perubahan menjadi faktor yang menentukan perubahan tersebut. Apalagi di tengah derasnya arus globalisasi yang mengintegrasikan beragam peristiwa di seluruh dunia itu, membuat masyarakat semakin rentan terhadap perubahan,” katanya.
Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia Andrew F Saputro menyampaikan, melalui kampanye Pahlawan Kemajuan Keluarga dan buku 100 Sosok Pahlawan Kemajuan Keluarga, ia berharap semakin banyak yang dapat mengambil pelajaran kehidupan dari orang-orang tersebut. Apalagi, kisah inspiratif ini memiliki semangat progresif sehingga kelak akan terbentuk jejaring keluarga kuat untuk membangun Indonesia kuat.