Tak hanya para perupa senior, cukup banyak seniman muda yang tertarik dengan aktivitas seni lukis cat air. Ini menegaskan bahwa kegiatan seni lukis cat air tidak akan pernah mati.
Oleh
HIDAYAT SALAM
·3 menit baca
IVAN DWI KURNIA PUTRA
Pengunjung melintas di salah satu lukisan karya Alyssa Kusnoto yang menjadi juara kategori anak pada International Watercolor Exhibition 2022 di Galeri Nasional, Jakarta Pusat, Rabu (23/11/2022).
JAKARTA, KOMPAS — Hingga kini, seni lukis cat air masih terus digandrungi banyak orang, tak terbatas perupa profesional semata. Walaupun disebut sebagai keterampilan seni yang berusia tua, seni lukis cat air tetap selalu memikat sampai saat ini.
Tak hanya para perupa senior, cukup banyak pula seniman muda yang tertarik dengan aktivitas seni lukis cat air. Hal ini memperkuat bahwa kegiatan seni lukis cat air tidak akan pernah mati.
Fenomena ini tampak dalam perhelatan pameran lukisan cat air yang diselenggarakan oleh International Watercolor Society (IWS) Indonesia dengan menampilkan sebanyak 176 karya seni dari 31 negara. Pameran tersebut berlangsung mulai 23 November hingga 20 Desember 2022.
”Hal yang berbeda dalam pameran kali ini adalah keikutsertaan anak-anak Indonesia. Upaya ini sebagai bentuk memasyarakatkan seni lukis cat air kepada khalayak luas,” ucap kurator pameran Efix Mulyadi saat press tour pameran bertajuk Wonderful Indonesia itu, Rabu (23/11/2022), di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta.
Menurut Efix, keterlibatan anak-anak tersebut diharapkan menyemai bakat baru seni rupa yang dapat terus tumbuh di Indonesia. Ia menyebut, karya-karya yang ditampilkan menunjukkan ciri khas seperti kekayaan alam dan budaya yang dimiliki Indonesia.
IVAN DWI KURNIA PUTRA
Pengunjung melintas di depan lukisan yang dipamerkan pada pembukaan pameran International Watercolor Exhibition 2022 di Galeri Nasional, Jakarta Pusat, Rabu (23/11/2022).
Pengunjung dapat menikmati goresan-goresan yang samar dari setiap obyek, seperti pura, wayang, hewan endemik, dan Borobudur. ”Jika kita melihat lebih saksama dari setiap karya yang dipamerkan ini, akan muncul pengungkapan yang berbeda-beda dari setiap perupa. Hal ini yang membuat keseluruhan karya yang terpilih menampilkan kekayaan alam dan keberagaman budaya di Indonesia,” kata Efix.
Alyssa Kusnoto, pelukis kategori anak dengan lukisannya berjudul ”Hanoman Kobong” menyuguhkan goresan lakon dari si kera putih dalam cerita Ramayana. Lukisannya berlatar belakang warna putih dengan kobaran-kobaran api berwarna kuning.
IVAN DWI KURNIA PUTRA
Lukisan karya Yukiko Prameswari Hanifa, seniman asal Indonesia, menjadi salah satu lukisan favorit yang dipamerkan dalam International Watercolor Exhibition 2022 di Galeri Nasional, Jakarta Pusat, Rabu (23/11/2022).
Dalam pameran itu terdapat juga lukisan yang mengangkat keindahan alam Indonesia. Martina Margaret Mardjuki, misalnya, menyuguhkan lukisan Gunung Rinjani dengan judul ”Mighty Rinjani Mountain”. Lukisan ini menampakkan danau yang berada di tengah Gunung Rinjani.
Sementara itu, keunikan Bali juga ditampilkan oleh Djoko Utomo yang mengangkat lukisan berjudul ”Uma Abian Castle Tabanan Bali”. Menurut Djoko, lukisan ini ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat mancanegara bahwa Bali itu merupakan bagian dari Indonesia. Hal ini sejalan dengan tema pameran yang menonjolkan kekayaan milik Indonesia.
Pendiri International Watercolor Society (IWS) Indonesia, Agus Budiyanto, mengatakan, kegiatan melukis dengan cat air selalu dilakukan oleh masyarakat luas. Praktik melukis dengan cat air sudah berlangsung selama belasan abad. Meski demikian, keterampilan ini tak pernah lekang oleh zaman.
IVAN DWI KURNIA PUTRA
Pengunjung melihat lukisan dalam pembukaan pameran International Watercolor Exhibition 2022 di Galeri Nasional, Jakarta Pusat, Rabu (23/11/2022).
Hingga kini, melukis dengan cat air tak hanya dilakukan oleh perupa senior, tetapi juga selalu muncul perupa-perupa muda yang memiliki karya-karya luar biasa. Apalagi, kegiatan melukis yang semakin sering dilakukan oleh perupa muda akan semakin mengasah keterampilan teknis dan kepekaan yang dibutuhkan agar kelak mereka bisa menjadi perupa profesional.
Menurut Agus, jumlah penggiat cat air dari berbagai komunitas kini terus bertambah. Hal ini memberi dampak pada ekosistem seni lukis cat air yang dapat menumbuhkan dan mengembangkan dunia seni rupa di Indonesia.