Korban Jiwa Mencapai 271 Orang dan 40 Masih Hilang
Gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat, hingga saat ini, Rabu (23/11/2022), telah menelan 271 korban jiwa. Jumlah korban jiwa diperkirakan masih bertambah karena proses pencarian masih berlangsung.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jumlah korban jiwa akibat gempa bumi M 5,6 yang melanda Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (21/11/2022), mencapai 271 orang meninggal. Adapun korban yang masih hilang saat ini sebanyak 40 orang.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Suharyanto mengatakan, pencarian korban pada Rabu (23/11/2022) menemukan empat orang. Tiga di antaranya tewas dan satu anak laki-laki berusia enam tahun ditemukan dalam keadaan masih hidup.
”Jumlah korban (jiwa) ini kemungkinan akan terus bertambah karena masih ada yang belum terdata karena sudah dimakamkan warga, tetapi belum dilaporkan ke puskesmas atau rumah sakit. Besok akan kami konfirmasi lagi,” katanya dalam konferensi pers, Rabu sore.
Suharyanto menyebutkan, jumlah korban luka bertambah dari 1.083 orang menjadi 2.043 orang, sedangkan korban yang mengungsi dari 58.300 orang menjadi 61.908 orang. Untuk kerugian material, BNPB melaporkan sebanyak 56.320 rumah rusak. Dari jumlah tersebut, 22.241 rumah rusak berat, 11.641 rumah rusak sedang, dan 22.090 rusak ringan.
Gempa susulan terakhir hanya M 3, tetapi sangat terasa. Ini karena jarak permukaan bumi dari titik gempa hanya lima kilometer, sangat dekat dengan posisi masyarakat.
Selain rumah, sebanyak 31 sekolah, 124 tempat ibadah, 13 gedung perkantoran, dan 3 fasilitas kesehatan juga diidentifikasi mengalami kerusakan. Wilayah yang terdampak bertambah menjadi 15 kecamatan. ”Semakin cepat didata, akan semakin cepat pula diperbaiki,” ujarnya.
Tempat pengungsian utama tersedia di 14 lokasi yang tersebar di setiap kecamatan terdampak. Tempat pengungsian tersebut akan ditingkatkan kesiapannya mulai dari tenda, dapur umum, dan fasilitas sanitasi. Pendistribusian logistik akan dilakukan ke 14 lokasi pengungsian.
Bupati Cianjur Herman Suherman menambahkan, untuk pengungsi yang belum mendapatkan bantuan logistik diimbau segera melapor ke kecamatan masing-masing. Ini karena penerimaan logistik merupakan hak seluruh pengungsi.
”Untuk korban yang meninggal, Pemerintah Kabupaten Cianjur akan memberikan bantuan kerohiman kepada ahli waris korban yang meninggal dalam bentuk cash and carry (secara langsung),” tuturnya.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, total gempa susulan di Cianjur, Jawa Barat, sebanyak 171 kali dalam tiga hari. Gempanya berskala rendah dan cukup ringan. Ini diperkirakan akan berlangsung dan berakhir dalam 4-7 hari ke depan.
”Meskipun gempanya berskala rendah, masyarakat harus tetap waspada karena ada tren kenaikan kedangkalan dari titik gempa. Gempa susulan terakhir hanya M 3, tetapi sangat terasa. Ini karena jarak permukaan bumi dari titik gempa hanya lima kilometer, sangat dekat dengan posisi masyarakat,” ujarnya.
Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Suko Prayitno Adi menambahkan, terjadi tiga gempa bumi berskala rendah dan tidak terlalu terasa pada pukul 07.00-15.00 hari ini. Untuk potensi hujan diprakirakan akan terus berlanjut hingga tengah malam. ”Cuaca diprakirakan akan terus seperti hari ini hingga Jumat (25/11/2022),” ujarnya.
Muhammad Wafid dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengatakan, ditemukan dua titik longsor yang menutup badan jalan. Ini disebabkan hujan yang terjadi terus-menerus pascagempa.
”Potensi longsor akan terus ada, terutama saat cuaca masih hujan. Masih ada sisa gundukan pada bagian atas yang dapat roboh ketika dipicu oleh guncangan atau hujan,” ucapnya.