Sebanyak 268 orang meninggal dan 151 orang masih dalam pencarian pascagempa Bumi berkekuatan M 5,6 yang melanda Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022).
Oleh
AHMAD ARIF
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 268 orang meninggal dan 151 orang masih dalam pencarian pascagempa Bumi berkekuatan M 5,6 yang melanda Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022). Selain itu, 1.083 orang mengalami luka-luka.
Data terbaru dampak gempa bumi ini disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto, dalam keterangan pers pada Selasa (22/11/2022). ”Dari 268 korban jiwa ini, yang sudah teridentifikasi 122 jenazah,” katanya.
Dari jumlah korban ini, lanjut Suharyanto, sebagian adalah anak-anak. ”Kebetulan memang ada anak-anak yang pulang mengaji. Jadi, sebagian korban memang anak-anak, tetapi belum diketahui berapa persentasenya dari jumlah korban ini,” katanya.
Suharyanto menambahkan, masih ada 151 korban hilang dan saat ini masih dalam pencarian. Adapun korban luka-luka sebanyak 1.083 orang dan yang mengungsi 58.300 orang.
Untuk kerugian material, BNPB melaporkan, 6.570 unit rumah rusak berat, 2.071 rumah rusak sedang, dan 12.641 rusak ringan. ”Sisanya masih didata,” katanya.
Kebetulan memang ada anak-anak yang pulang mengaji. Jadi, sebagian korban memang anak-anak, tetapi belum diketahui berapa persentasenya dari jumlah korban ini.
Penanganan korban
Menurut pendataan BNPB, daerah terdampak gempa di Kabupaten Cianjur meliputi 12 kecamatan, yaitu Cianjur, Karangtengah, Warungkondang, Cugenang, Cilaku, Cibeber, Sukaresmi, Bojongpicung, Cikalong Kulon, Sukaluyu, Pacet, dan Gembrong. ”Di setiap kecamatan ini sudah ada tempat pengungsian,” katanya.
Suharyanto mengatakan, mulai Selasa sore ini, Pos Komando Penanganan Darurat sudah beroperasi. ”Untuk saat ini, fokus pada pencarian dan evakuasi korban. Fase tanggap darurat ini akan berakhir jika seluruh korban sudah teridentifikasi, dan syukur kalau semua bisa ditemukan,” katanya.
Sementara untuk Rumah Sakit Umum Daerah Cianjur dan Rumah Sakit Sayange juga sudah beroperasi, bahkan menambah tenda di rumah sakit. ”Tenaga medis sudah dibantu dari Kemenkes, khususnya dokter bedah ahli tulang. Agar tidak menambah beban, sebagian korban juga sudah dirujuk ke rumah sakit di luar Cianjur,” katanya.
Asisten Deputi Kedaruratan dan Manajemen Pasca-bencana Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Nelwan Harahap menambahkan, selain fokus pada pencarian korban, Posko Penanganan Darurat juga akan fokus pada upaya pendataan dan menghitung kerugian, selain memenuhi kebutuhan penyintas.