Dokter Spesialis Lulusan Luar Negeri Mulai Diterjunkan ke Daerah
Indonesia kekurangan sekitar 3.000 dokter spesialis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Program adaptasi dokter spesialis lulusan luar negeri diharapkan mempercepat pemenuhan kebutuhan dokter spesialis.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Kementerian Kesehatan mengumumkan tiga dokter spesialis lulusan luar negeri yang telah memenuhi uji penilaian kompetensi dan akan diterjunkan ke fasilitas pelayanan kesehatan di daerah. Mereka merupakan tiga dari 35 orang yang mengikuti program adaptasi dokter spesialis lulusan luar negeri angkatan pertama tahun 2022.
Hal itu diungkapkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers terkait Indonesia Memanggil Dokter Spesialis dari Luar Negeri, Jumat (18/11/2022). Ketiga dokter spesialis tersebut dinyatakan kompeten dan siap untuk tahapan selanjutnya, yakni penempatan fasilitas pelayanan kesehatan di daerah.
Dua dari tiga dokter spesialis yang lulus menuntut ilmu di Filipina, yakni Einstein Yefta Endoh (37) dan Anastasia Pranoto (35), yang masing-masing akan ditempatkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) ODSK, Sulawesi Utara, dan RSUD Cut Meutia, Aceh Utara. Satu lainnya, Ikhwan (44) asal pendidikan dari Malaysia, akan ditempatkan di RSUD dr Fauziyah Bireuen, Aceh.
Ketiganya merupakan lulusan dokter spesialis ortopedi yang akan ditempatkan di daerah selama dua tahun. Sewaktu di daerah, mereka akan dibimbing dan diawasi oleh dokter spesialis yang telah ditunjuk pemerintah.
”(Program adaptasi dokter spesialis lulusan luar negeri) ini merupakan bagian dari upaya transformasi kesehatan. Jumlah dokter dan dokter spesialis di Indonesia masih sangat minim serta jauh di bawah standar WHO (Organisasi Kesehatan Dunia),” ujar Budi, di Jakarta.
Rasio dokter dan penduduk untuk negara berkembang, menurut WHO, adalah 1:1000, yakni setiap 1.000 penduduk tersedia satu dokter, sedangkan rasio di Indonesia masih 0,42:1000. Dengan jumlah 270 juta penduduk, Indonesia membutuhkan sekitar 270.000 dokter.
Merujuk data Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), dokter Indonesia yang memiliki surat tanda registrasi (STR) sampai pertengahan Juli 2022 sebanyak 185.547 orang, terdiri dari 142.558 dokter umum dan 43.989 dokter spesialis dari 36 jenis spesialisasi. Selain itu, juga terdapat 39.738 dokter gigi. Ini berarti Indonesia masih kekurangan sekitar 85.000 dokter (Kompas.id, 20/7/2022).
”Untuk dokter spesialis, setiap rumah sakit milik pemerintah, baik pusat maupun daerah, seharusnya terdapat sembilan dokter spesialis dasar. Indonesia masih kekurangan 3.000an lagi,” ucap Budi.
Sementara itu, dari 92 fakultas kedokteran di Indonesia, yang bisa memproduksi dokter spesialis hanya 20 fakultas. Dari 20 fakultas tersebut juga ada yang belum mampu memproduksi dokter dengan spesialisasi tertentu.
Program percepatan
Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan Arianti Anaya mengatakan, untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan dokter, dibuka program percepatan adaptasi dokter spesialis bagi warga negara Indonesia (WNI) lulusan luar negeri. Program ini dilakukan cepat dan transparan tanpa mengurangi kualitas dokter spesialis yang dihasilkan.
Uji psikomotorik atau kemampuan bertindak ini diperlukan untuk melihat sejauh apa dokter lulusan luar negeri beradaptasi dan bekerja di daerah-daerah (Indonesia).
”Saat dibuka awal November 2022, total pemohon telah mencapai 35 dokter dari sembilan jenis spesialisasi dan delapan negara asal pendidikan,” ujarnya.
Ketua Komisi Ujian Kompetensi Nasional Kolegium Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia Dwikora Novembri Utomo menuturkan, tahapan pertama seleksi dilakukan verifikasi kemampuan akademik dari setiap pemohon. Kemudian dilakukan penilaian psikomotorik yang terdiri dari observasi, asisten, asisten I, melakukan sesuatu dengan bimbingan, dan terakhir melakukan mandiri dengan pengawasan.
”Uji psikomotorik atau kemampuan bertindak ini diperlukan untuk melihat sejauh apa dokter lulusan luar negeri beradaptasi dan bekerja di daerah-daerah (Indonesia),” katanya.