Kopi, Bagian Tidak Terpisahkan dari Masyarakat Indonesia
Pemerintah berupaya mendekatkan kopi dari berbagai sisi, seperti sejarah, kehidupan alam dan lingkungan, serta kebudayaan, kepada masyarakat melalui pameran.
Oleh
HIDAYAT SALAM
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Kopi telah menjadi bagian dari budaya kontemporer masyarakat Indonesia yang sulit terbantahkan. Meski demikian, kehadiran kopi juga tak lepas dari peran pendudukan Belanda yang membawa biji kopi, lalu ditanam di Tanah Air.
Pada masa lalu, kopi merupakan hasil tanam paksa. Saat ini, kopi menjadi salah satu yang membanggakan Indonesia. Kopi menjadi primadona baik di sektor agrikultur maupun sumber daya alam.
Kurator Pameran Kopi Togetherness, Handoko Hendryono, menjelaskan, kopi dan proses budidaya tanaman kopi telah menjadi bagian penting dalam membentuk masyarakat Indonesia. Kini, kopi sudah menjadi budaya yang selalu menyenangkan. Apalagi, dikaitkan dalam sebuah pameran yang bertemakan kopi.
”Kopi adalah minuman dan bahan konsumsi yang tak terpisahkan dari masyarakat dahulu hingga sekarang. Hal ini sangat menyenangkan ketika keterlibatan publik hadir dalam pameran untuk merespons kopi itu sendiri,” ucap Handoko saat pembukaan pameran Kopi Togetherness di Area Sunken, Museum Nasional, Jakarta, Jumat (18/11/2022).
Oleh karena itu, pameran ini menghadirkan kembali bahwa kopi bisa dilihat dari sisi sejarah hingga menjadi budaya bagi masyarakat Indonesia. Pameran diselenggarakan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada 19 November-18 Desember 2022.
Pameran tersebut sebagai upaya mendekatkan kopi kepada masyarakat dari berbagai sisi, seperti sejarah, kehidupan alam dan lingkungan, serta kebudayaan masyarakat. Pameran Kopi Togetherness terbagi dalam lima bagian, yakni Kopi Bumi, Kultur Kopi, Kopi Kini, Kopi Kita, dan Kopi Merdeka.
Sejumlah karya yang ditampilkan merupakan hasil kerja sama dengan berbagai komunitas dan seniman, seperti duo musisi elektronik Bottlesmoker, Indonesia Sketchers, Komunitas Jenama Kopi, serta kelompok perupa dan seni pertunjukan Paguyuban Gegerboyo.
Pada sisi depan pameran, di Area Sunken, pengunjung akan mendapati bagian Kopi Bumi yang menghadirkan berbagai karya hasil pemanfaatan sisa kopi, seperti limbah atau karung goni kopi. Hasil ampas kopi, misalnya, telah menjadi pewarna kain tenun untuk pakaian.
Pada bagian kedua, pengunjung menemukan bagian Kultur Kopi. Pengunjung dapat belajar berbagai aspek kebudayaan, sejarah, dan kearifan lokal dari berbagai kopi yang tersebar di Indonesia. Tak jauh dari bagian Kultur Kopi, terdapat bagian Kopi Merdeka.
Di ruangan tersebut, Museum Nasional Indonesia yang berkolaborasi dengan beberapa pihak menghadirkan berbagai artefak dan arsip sejarah kopi Indonesia. Pengunjung dapat melihat benda-benda seperti gelas, mesin penggiling kopi zaman dahulu, serta foto-foto dokumentasi masyarakat dan kopi dari tahun ke tahun.
Kopi adalah minuman dan bahan konsumsi yang tak terpisahkan dari masyarakat dahulu hingga sekarang. Hal ini sangat menyenangkan ketika keterlibatan publik hadir dalam pameran untuk merespons kopi itu sendiri.
Pengunjung asal Jakarta Selatan, Tiara Sasmita (30), mengatakan, pameran kopi memberikan banyak pengetahuan terkait sisi sejarah masuknya tanaman kopi di Indonesia. Hal menarik baginya ialah bagian Kopi Merdeka yang menampilkan sisi sejarah kopi dan alat-alat produksi kopi zaman dahulu.
Sementara itu, R Asyfa Fuadi, pemilik Craft Denim yang ikut dalam pameran ini, mengatakan, warna produk pakaiannya berasal dari ampas kopi. Pihaknya bekerja sama dengan Filosofi Kopi untuk memanfaatkan ampas kopi sebagai salah satu pewarna pakaian yang ia produksi. Prosesnya pun dari kain tenun yang telah direndam ampas kopi dalam waktu lama. Hasilnya, baju dan celana itu berwarna coklat abu-abu.
Menurut Sarifudin (21), penjual Kopi Mengger dari Dusun Nglambur, Samigaluh, Kulonprogo, Yogyakarta, dirinya mengenalkan tanaman kopi di daerahnya yang berjenis arabika dan robusta. Tak hanya itu, ia juga menggerakkan para petani agar dapat mengolah hasil panen kopi menjadi bahan minuman, lalu dipasarkan agar dapat meningkatkan perekonomian mereka.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Hilmar Farid mengatakan, kopi merupakan salah satu media diplomasi dan kekayaan yang dimiliki Indonesia. Apalagi, tanaman kopi memiliki sejarah yang panjang mulai dari zaman Belanda. Dari sana kemudian kopi bisa dinikmati dan jadi kekayaan Indonesia.
Menurut Hilmar, pameran kopi ini merupakan tahapan awal dari rangkaian Qatar Year of Culture 2023 mendatang. Indonesia dan Qatar akan saling mempromosikan kekayaan budaya masing-masing negara, salah satunya kopi. Melalui pameran ini, Hilmar berharap penikmat dan penggiat kopi dapat berinteraksi, seperti pemerhati lingkungan, kuliner, ataupun gaya hidup.