Jumlah doktor di Indonesia masih belum sesuai target. Terobosan diberikan melalui beasiswa pendidikan doktor selama 4 tahun.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jumlah sumber daya manusia Indonesia yang bergelar doktor ditargetkan 20 persen pada 2024. Sampai saat ini, capaian baru 16 persen yang bergelar doktor. Untuk itu, pemerintah membuat terobosan melalui program beasiswa Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul.
Direktur Sumber Daya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) Mohammad Sofwan Effendi menyampaikan hal itu dalam siaran pers terkait Anjangsana Beasiswa Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) Tahun 2022, di Jakarta, Senin (14/11/2022).
Menurut Sofwan, program beasiswa PMDSU diadakan karena rasio antara penduduk dengan yang berkualifikasi strata dua (S-2) dan strata tiga atau doktor (S-3) semakin sedikit. Karena itu, PMDSU menyelenggarakan doktor dalam 4 tahun sebagai terobosan untuk dapat mempercepat lahirnya doktor muda Indonesia.
Sofwan mengatakan, pada 2023 beasiswa PMDSU naik dua kali lipat, yakni 300 penerima. Saat ini kuotanya sebanyak 150 penerima.
Adapun PMDSU sejak tahun 2013 merupakan program beasiswa bagi sarjana unggul untuk mempercepat proses pembelajaran menjadi lulusan doktor dalam waktu 4 tahun. Mereka dibimbing promotor andal, baik berdasarkan rekam jejak penelitian maupun pendidikan. Hingga kini, peserta PMDSU memasuki angkatan keenam.
Berintegritas
Sofwan berharap para penerima beasiswa PMDSU ini memiliki kecerdasan otak dan intelektual serta punya karakter dan integritas yang baik. Dengan demikian, mereka dapat berkontribusi bagi pembangunan dan kemajuan Indonesia di bidang yang mereka sukai.
Sementara itu, Pelaksana tugas Sekretaris Ditjen Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi Kemdikbudristek Tjitjik Srie Tjahjandarie menyampaikan, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM ) 2024, jumlah SDM bergelar doktor di Indonesia harus sampai pada angka 20 persen.
Jika melalui program doktor reguler, perlu waktu minimal 7 tahun. Namun, dengan program PMDSU, ditargetkan dapat mencetak doktor dalam waktu 4 tahun.
Namun, sampai kini capaian masih sekitar 16 persen sehingga harus mengejar 4 persen untuk mencapai target. ”Tahun ini kami membahas dengan Bappenas agar tahun 2023 nanti Direktorat Sumber Daya dipaksa menargetkan jumlah penerima baru 300 penerima beasiswa, yang sebelumnya hanya sekitar 150 penerima,” kata Tjijik.
Jika melalui program doktor reguler, perlu waktu minimal 7 tahun. Namun, dengan program PMDSU, ditargetkan dapat mencetak doktor dalam waktu 4 tahun.
Koordinator Pembinaan Kualifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ditjen Diktiristek Juniarti Dwi Lestari menuturkan, kegiatan anjangsana ini diikuti 150 penerima beasiswa PMDSU batch V dari 18 perguruan tinggi. Para penerima beasiswa dapat berbagi pengalaman ketika menjalani program doktor di masing-masing kampus.
”Selain itu, hal ini akan memberi motivasi, soft skills, dan kepemimpinan untuk adik-adik para calon dosen dan peneliti di batch V ini,” tutur Juniarti.