Generasi muda menjadi penerus masa depan bangsa dan dunia. Karena itu, mereka harus disiapkan dengan pendidikan yang relevan untuk masa depannya.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Pendidikan masa depan harus relevan untuk membekali generasi muda agar mampu menyelesaikan masalah. Karena itu, berpikir kritis semakin penting untuk diajarkan kepada generasi muda agar mereka berani menolak konsep yang tidak baik dan serta terus mengembangkan rasa ingin tahu.
”Kita harus tahu apa yang relevan. Ketika mau menyelesaikan masalah, kita harus tahu apa alat yang harus kita gunakan untuk menyelesaikan masalah dan memahami bagaimana menentukan alat yang membantu proses penyelesaian masalah itu. Pendidikan di masa depan pun harus seperti itu. Apa yang perlu diajarkan adalah kemampuan berpikir kritis. Harus berani menolak konsep yang tidak baik,” kata CEO Tesla Motors Elon Musk dalam acara dialog secara virtual bersama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim di hadapan 400 mahasiswa se-Indonesia di hadapan 400 mahasiswa se-Indonesia di Denpasar, Bali, Senin (14/11/2022).
Dialog itu dilakukan dalam acara ”Intergenerational Dialogue for Our Emerging Future” yang merupakan kolaborasi antara Tri Hita Karana (THK) Future Knowledge Summit dan Festival Kampus Merdeka Kemendikbudristek, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves), dan lembaga nirlaba Upaya Indonesia Damai atau dikenal sebagai United In Diversity (UID).
Nadiem mengatakan, sistem pendidikan Indonesia saat ini mulai mengarah untuk memperkuat fondasi sehingga relevan dengan kebijakan Merdeka Belajar. ”Kebijakan kami ini berangkat dari prinsip berkolaborasi untuk berinovasi. Khusus untuk jenjang pendidikan tinggi, dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka kami berupaya meruntuhkan sekat-sekat antara perguruan tinggi, industri, dan masyarakat,” jelas Nadiem.
Dalam kesempatan tersebut, Elon Musk berbagi inpirasi dan pandangan kepada para generasi muda Indonesia tentang teknologi, pendidikan, hingga pilihan karier di masa depan. Elon mengatakan, dengan dukungan internet kecepatan tinggi di seluruh Indonesia, pendidikan berkualitas akan lebih tersebar.
Jika seseorang memiliki perangkat yang murah dan akses yang murah terhadap internet, dia akan bisa belajar apa pun, termasuk dari universitas ternama seperti Massachusetts Institute of Technology (MTI). “Saya yakin para dosennya ada di Youtube gratis, jadi Anda bisa belajar apa pun yang Anda jnginkan secara gratis di internet,” kata Elon.
Apa yang perlu diajarkan adalah kemampuan berpikir kritis. Harus berani menolak konsep yang tidak baik.
Menjawab pertanyaan bagaimana kebiasaan setiap hari yang menjadikan sosok Elon seperti saat ini, Elon mengatakan, dirinya memiliki rasa ingin tahu tentang dunia dan bagaimana dunia bekerja. Dia ingin tahu tentang teknologi dan ingin tahu tentang segalanya. ”Rasa ingin tahu adalah hal sangat penting untuk dimiliki. Lalu menjadi seseorang yang sangat obsesif dengan rasa ingin tahu,” kata Elon.
Elon menambahkan, dirinya banyak membaca dan menonton fiksi ilmiah. ”Kebiasaan itu banyak berdampak kepada saya untuk mencari kebenaran dalam banyak hal. Dari situ saya menemui bahwa fisika sangat membantu dalam segala hal,” ujar Elon yang juga menekankan pentingnya memiliki jiwa petualang.
Elon mengingatkan, perangkat teknologi bagai pedang bermata dua. Semakin kuat teknologi, manusia perlu semakin berhati-hati dalam menggunakannya supaya tidak merusak kemanusiaan. Bos Tesla itu juga memberi ide terkait karier masa depan kepada mahasiswa. ”Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) dan energi berkelanjutan,” jawab Elon.
Siapkan generasi muda
President of the UN Sustainable Development Solutions Network Jeffrey Sachs mengatakan, pendidikan menjadi salah satu pintu gerbang untuk menyiapkan masa depan generasi muda.
Nadiem mengatakan, Kemendikbudristek melalui program prioritas Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) mentransformasi pendidikan tinggi serta mengoptimalkan kesiapan mahasiswa dalam menjawab tantangan perubahan zaman. Sejak diluncurkan, tercatat ada sekitar 179.000 mahasiswa dari seluruh Indonesia yang mengikuti kegiatan Kampus Merdeka.
”Saya sangat antusias untuk menghadiri Festival Kampus Merdeka Kedua dan mendengar langsung dari para pimpinan perguruan tinggi, dosen, mitra, dan mahasiswa tentang bukti-bukti transformasi yang tengah kita kerjakan bersama ini,” kata Nadiem.
Program unggulan Kemendikbudristek tersebut diharapkan mampu menjadi contoh bagi institusi pendidikan tinggi dalam menciptakan variasi programnya secara mandiri. Untuk mewujudkan itu, seluruh pemangku kepentingan perlu memiliki tujuan dan semangat yang selaras.