Mahasiswa Harus Jadi Teladan Literasi Digital bagi Masyarakat NTT
Mahasiswa Universitas Nusa Cendana Kupang harus bisa menjadi teladan dalam literasi digital bagi masyarakat NTT. Mahasiswa juga bisa mengatasi hoaks dalam literasi digital ini.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Sebagai satu-satunya perguruan tinggi negeri di Kota Kupang dengan jumlah mahasiswa terbesar, Universitas Nusa Cendana Kupang harus jadi motor penggerak kompetensi literasi digital bagi masyarakat. Melalui literasi digital, mahasiswa juga bisa mengembangkan keahlian di bidang masing-masing, termasuk teknologi yang makin menguasai dunia saat ini. Mahasiswa juga bisa mengatasi hoaks yang masih menguasai masyarakat.
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Joseph A Naisoi ketika berbicara pada ”Festival Literasi Digital” di Graha Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Sabtu (12/11/2022), mengatakan, masa depan NTT tergantung dari kesiapan generasi muda saat ini, termasuk para mahasiswa. Ke depan, kemajuan suatu daerah ditentukan oleh penguasaan dunia digital yang andal.
”Mahasiswa Undana Kupang harus menjadi motor penggerak kompentensi literasi digital. Ini tidak bisa ditawar-tawar lagi. Mengabaikan perkembangan pengetahuan digital, akan ketinggalan jauh. Semua akan bergerak sangat cepat dengan kemampuan berliterasi digital,” kata Nae Soi.
Sebagai generasi muda NTT saat ini, mahasiswa harus memahami dengan baik dan peka terhadap penggunaan media teknologi digital sebagai sarana belajar. Kemajuan teknologi dan informasi saat ini begitu kuat, merambat semua sektor kehidupan. Festival ini sebagai upaya mendorong para mahasiswa Undana dan dari perguruan tinggi lain untuk mengasah keterampilan dan pengetahuan di bidang ini.
Keterampilan berliterasi digital tidak sekadar berinternet dan bermedia sosial. Kemampuan berliterasi digital harus meningkatkan kreativitas. Ini mengandaikan setiap orang harus cerdik, bagaimana proses membuat konten yang bijak dan mendidik banyak orang. Gagasan yang dituangkan dalam dunia digital harus cerdas dan bijak dengan kreasi tinggi yang mendidik dan mendorong kemajuan.
Kini, semua informasi bisa dengan mudah diperoleh melalui internet, tetapi sebagai mahasiswa hendaknya lebih bijak dan jujur. Jangan mencari gampang dengan mengutip sesuatu di internet secara hurufiah tanpa menyebut sumber asli. Apalagi, hal itu menyangkut tugas-tugas kemahasiswaan.
Sesuatu yang positif di internet hanya bisa dipelajari dan dipraktikkan bukan diambil begitu sebagai sebagai hak milik atau copy-paste. Jika mahasiswa menggunakan cara-cara ini, bisa saja kegiatan kampus diselesaikan tepat waktu, tetapi secara ilmu pengetahuan tidak bisa dipertanggungjawabkan, apalagi menguasai dan menerapkan di kemudian hari.
”Saya berpesan kepada para mahasiswa juga generasi muda NTT agar memanfaatkan kemajuan teknologi digital dan teknologi informasi saat ini untuk meningkatkan kompetensi literasi digital, juga mengembangkan literasi belajar,” ujarnya.
Apalagi, literasi tidak sekadar membaca, menulis, dan menghitung, tetapi berliterasi untuk membangun kepribadian yang berintegritas dan memiliki keahlian yang andal untuk diri dan masyarakat di kemudian hari.
Keahlian di bidang literasi digital saja tidak cukup. Butuh disiplin, moral, tanggung jawab, dan integritas kepribadian yang kuat untuk membangun masa depan daerah ini. Mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda saat ini harus punya cita-cita, membangun masa depan NTT yang lebih baik dari hari ini.
Mahasiswa harus menjadi teladan dan agen perubahan dalam berliterasi, tidak hanya di bangku kuliah, tetapi juga dalam dunia kerja dan masyarakat nanti. (Maxs Sanam)
Direktur Pemasaran Bisnis Indonesia Heri Trianto mengatakan, festival literasi digital yang terdiri dari seminar dan lokakarya ini merumuskan berbagai hal yang harus dipenuhi pemerintah dalam memenuhi akses digital bagi seluruh masyarakat NTT.
”Melalui kegiatan ini, anak-anak muda NTT semakin berdaya guna memanfaatkan infrastruktur dan jaringan-jaringan yang ada untuk mendukung kegiatan sehari-hari, termasuk membuka lapangan usaha baru. Mereka bisa mengubah sesuatu dari situasi yang tidak menguntungkan menjadi sesuatu yang lebih menguntungkan dan berdayaguna,” kata Heri.
Rektor Undana Kupang Maxs Sanam mengatakan, kegiatan dalam rangka memperingati Dies Natalis Ke-60 Undana ini dapat menghasilkan kader-kader pembangunan masa depan NTT yang lebih baik dari hari ini. Para mahasiswa adalah agen perubahan daerah ini di masa depan.
Ini sejalan dengan tema Dies Natalis Undana 2022, yakni Undana Berdampak. Kehadiran Undana harus memberi dampak yang lebih besar bagi kemajuan NTT ke depan.
Hal paling penting ialah mahasiswa Undana berperan dalam menekan semua infomasi yang bersifat hoaks di media sosial yang berdampak buruk bagi kehidupan sosial masyarakat. Hoaks harus dilawan dari diri setiap mahasiswa. Juga jangan menebar kebencian terhadap orang lain melalui media sosial.
”Mahasiswa harus menjadi teladan dan agen perubahan dalam berliterasi, tidak hanya di bangku kuliah, tetapi juga dalam dunia kerja dan masyarakat nanti,” katanya.